Kim Jong-un Perintahkan Sita Anjing Peliharaan dan Diserahkan ke Restoran
Selasa, 18 Agustus 2020 - 20:43 WIB
SEOUL - Kim Jong-un , pemimpin Korea Utara (Korut), dilaporkan mengeluarkan perintah kepada aparat keamanan untuk menyita anjing-anjing peliharaan warga di Ibu Kota Korut, Pyongyang. Hewan-hewan peliharaan itu kemudian diserahkan ke restoran sebagai daging santapan.
Laporan itu muncul di surat kabar Chosun Ilbo yang berbasis di Korea Selatan. Langkah Kim Jong-un diduga bertujuan untuk meredam meningkatnya ketidakpuasan di kalangan publik di tengah situasi ekonomi yang mengerikan di negara rahasia itu, termasuk kekurangan pangan.
Anjing peliharaan sebagian besar dimiliki oleh kalangan elite dan orang kaya di Pyongyang dan dipandang oleh pihak berwenang sebagai simbol dekadensi kapitalis. Sedangkan orang biasa memiliki babi dan jenis ternak lainnya. (Baca: Kim Jong-un hingga Raja Salman Ucapkan Selamat HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia )
"Kim mengeluarkan larangan kepemilikan hewan peliharaan pada Juli, mengecamnya sebagai tren yang tercemar oleh ideologi borjuis," tulis Chosun Ilbo, mengutip seorang sumber di Korut, yang dilansir Sky News, Selasa (18/8/2020).
"Pihak berwenang telah mengidentifikasi rumah tangga dengan anjing peliharaan dan memaksa mereka untuk menyerahkan atau secara paksa menyita," lanjut sumber tersebut.
Masih menurut sumber tersebut, beberapa anjing dikirim ke kebun binatang yang dikelola pemerintah. Namun, ada juga yang dijual ke restoran untuk dijadikan daging santapan.
Daging anjing secara tradisional populer di China dan di Semenanjung Korea, meskipun konsumsi menurun di Korea Selatan. (Baca juga: Kim Jong-un Naik Mobil Mewah Sambangi Desa Dilanda Banjir )
"Pemilik hewan peliharaan mengutuk Kim Jong-un di belakang punggungnya, tapi hanya sedikit yang bisa mereka lakukan," kata sumber tersebut. "Orang-orang biasa beternak babi dan ternak (lainnya) di beranda mereka, tetapi pejabat tinggi dan anjing peliharaan yang kaya raya, yang memicu kebencian."
Kepemilikan hewan peliharaan dulunya dipandang sebagai dekadensi Barat, tetapi pandangan itu berkurang ketika Korea Utara menjadi tuan rumah Festival Pemuda dan Pelajar Dunia pada tahun 1989.
Sejak itu, menurut surat kabar Chosun Ilbo, para elite Pyongyang mulai memamerkan anjing-anjing mahal sebagai simbol status.
Sekarang langkah terbaru, yang dilihat oleh salah satu pembelot Korut sebagai tindakan yang lebih parah dari tindakan keras sebelumnya, dipuji oleh pihak berwenang sebagai pelindung negara dari dekadensi kapitalis. Pemerintah Kim Jong-un belum berkomentar atas laporan penyitaan anjing-anjing peliharaan di ibu kota.
Laporan itu muncul di surat kabar Chosun Ilbo yang berbasis di Korea Selatan. Langkah Kim Jong-un diduga bertujuan untuk meredam meningkatnya ketidakpuasan di kalangan publik di tengah situasi ekonomi yang mengerikan di negara rahasia itu, termasuk kekurangan pangan.
Anjing peliharaan sebagian besar dimiliki oleh kalangan elite dan orang kaya di Pyongyang dan dipandang oleh pihak berwenang sebagai simbol dekadensi kapitalis. Sedangkan orang biasa memiliki babi dan jenis ternak lainnya. (Baca: Kim Jong-un hingga Raja Salman Ucapkan Selamat HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia )
"Kim mengeluarkan larangan kepemilikan hewan peliharaan pada Juli, mengecamnya sebagai tren yang tercemar oleh ideologi borjuis," tulis Chosun Ilbo, mengutip seorang sumber di Korut, yang dilansir Sky News, Selasa (18/8/2020).
"Pihak berwenang telah mengidentifikasi rumah tangga dengan anjing peliharaan dan memaksa mereka untuk menyerahkan atau secara paksa menyita," lanjut sumber tersebut.
Masih menurut sumber tersebut, beberapa anjing dikirim ke kebun binatang yang dikelola pemerintah. Namun, ada juga yang dijual ke restoran untuk dijadikan daging santapan.
Daging anjing secara tradisional populer di China dan di Semenanjung Korea, meskipun konsumsi menurun di Korea Selatan. (Baca juga: Kim Jong-un Naik Mobil Mewah Sambangi Desa Dilanda Banjir )
"Pemilik hewan peliharaan mengutuk Kim Jong-un di belakang punggungnya, tapi hanya sedikit yang bisa mereka lakukan," kata sumber tersebut. "Orang-orang biasa beternak babi dan ternak (lainnya) di beranda mereka, tetapi pejabat tinggi dan anjing peliharaan yang kaya raya, yang memicu kebencian."
Kepemilikan hewan peliharaan dulunya dipandang sebagai dekadensi Barat, tetapi pandangan itu berkurang ketika Korea Utara menjadi tuan rumah Festival Pemuda dan Pelajar Dunia pada tahun 1989.
Sejak itu, menurut surat kabar Chosun Ilbo, para elite Pyongyang mulai memamerkan anjing-anjing mahal sebagai simbol status.
Sekarang langkah terbaru, yang dilihat oleh salah satu pembelot Korut sebagai tindakan yang lebih parah dari tindakan keras sebelumnya, dipuji oleh pihak berwenang sebagai pelindung negara dari dekadensi kapitalis. Pemerintah Kim Jong-un belum berkomentar atas laporan penyitaan anjing-anjing peliharaan di ibu kota.
(min)
tulis komentar anda