Semakin Banyak Mahasiswa di Eropa Gabung Demo Pro-Palestina

Minggu, 05 Mei 2024 - 12:04 WIB
Para mahasiswa demo pro-Palestina di Paris, Prancis. Demo serupa semakin menyebar di Eropa, terkini di Irlandia dan Swiss. Foto/REUTERS
DUBLIN - Semakin banyak mahasiswa di Eropa yang bergabung dalam gelombang demo pro-Palestina dan menentang perang brutal Israel di Gaza. Terkini, demo pecah di Irlandia dan Swiss.

Mahasiswa di Trinity College Dublin dan Universitas Lausanne di Swiss melakukan aksi menduduki kampus, bergabung dengan gelombang demonstrasi yang melanda kampus-kampus Amerika Serikat (AS).

Di Dublin, para mahasiswa membangun perkemahan sejak Jumat, yang memaksa universitas untuk membatasi akses kampus pada hari Sabtu dan menutup pameran Book of Kells—salah satu tempat kunjungan utama di Irlandia.



Kamp tersebut didirikan setelah serikat mahasiswa mengatakan mereka telah didenda €214.000 (USD230.000) oleh universitas atas kerugian yang disebabkan oleh protes dalam beberapa bulan terakhir, tidak hanya terkait Gaza.



Para pengunjuk rasa menuntut Trinity memutuskan hubungan akademis dengan Israel dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.

Ketua serikat mahasiswa Laszlo Molnarfia mem-posting foto bangku-bangku yang ditumpuk di pintu masuk gedung yang menampung Book of Kells, sebuah manuskrip bercahaya yang dibuat oleh para biarawan Celtic pada sekitar tahun 800 Masehi.

Trinity College mengatakan pihaknya telah membatasi akses bagi mahasiswa, staf, dan warga untuk memastikan keamanan, dan pameran sedianya ditutup pada hari Sabtu.

Lebih dari 34.600 warga Palestina telah tewas dalam serangan brutal Israel yang telah berlangsung selama tujuh bulan di Jalur Gaza, kata para pejabat kesehatan di daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas.

Perang dimulai ketika militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 252 orang lainnya, 133 di antaranya diyakini masih ditawan di Gaza, menurut angka rezim Zionis Israel.

Protes pro-Palestina juga terjadi di universitas-universitas di Australia dan Kanada.

Di Lausanne, sekitar 100 mahasiswa menduduki sebuah gedung untuk mendukung beberapa tuntutan, termasuk diakhirinya kerja sama ilmiah dengan Israel.

“Warga Palestina telah menderita selama lebih dari 200 hari, namun kami tidak didengarkan,” kata seorang pengunjuk rasa kepada televisi Swiss pada hari Sabtu.

“Sekarang ada gerakan global yang meminta pemerintah mengambil tindakan, tapi hal itu tidak terjadi. Itu sebabnya kami ingin melibatkan universitas sekarang.”

Pihak universitas mengatakan aksi mahasiswa dapat berlanjut hingga Senin asalkan tidak mengganggu pekerjaan di kampus.

“Kami, universitas, tidak diminta untuk mengambil sikap politik,” kata rektor universitas tersebut, Frederic Herman, kepada radio RTS, yang dikutip Reuters.

Pekan lalu, kepala Trinity College, Linda Doyle, mengatakan pihaknya sedang meninjau investasinya tetapi masing-masing akademisilah yang memutuskan apakah akan bekerja sama dengan institusi Israel.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More