Semakin Banyak Mahasiswa di Eropa Gabung Demo Pro-Palestina
Minggu, 05 Mei 2024 - 12:04 WIB
Perang dimulai ketika militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 252 orang lainnya, 133 di antaranya diyakini masih ditawan di Gaza, menurut angka rezim Zionis Israel.
Protes pro-Palestina juga terjadi di universitas-universitas di Australia dan Kanada.
Di Lausanne, sekitar 100 mahasiswa menduduki sebuah gedung untuk mendukung beberapa tuntutan, termasuk diakhirinya kerja sama ilmiah dengan Israel.
“Warga Palestina telah menderita selama lebih dari 200 hari, namun kami tidak didengarkan,” kata seorang pengunjuk rasa kepada televisi Swiss pada hari Sabtu.
“Sekarang ada gerakan global yang meminta pemerintah mengambil tindakan, tapi hal itu tidak terjadi. Itu sebabnya kami ingin melibatkan universitas sekarang.”
Pihak universitas mengatakan aksi mahasiswa dapat berlanjut hingga Senin asalkan tidak mengganggu pekerjaan di kampus.
“Kami, universitas, tidak diminta untuk mengambil sikap politik,” kata rektor universitas tersebut, Frederic Herman, kepada radio RTS, yang dikutip Reuters.
Pekan lalu, kepala Trinity College, Linda Doyle, mengatakan pihaknya sedang meninjau investasinya tetapi masing-masing akademisilah yang memutuskan apakah akan bekerja sama dengan institusi Israel.
Protes pro-Palestina juga terjadi di universitas-universitas di Australia dan Kanada.
Di Lausanne, sekitar 100 mahasiswa menduduki sebuah gedung untuk mendukung beberapa tuntutan, termasuk diakhirinya kerja sama ilmiah dengan Israel.
“Warga Palestina telah menderita selama lebih dari 200 hari, namun kami tidak didengarkan,” kata seorang pengunjuk rasa kepada televisi Swiss pada hari Sabtu.
“Sekarang ada gerakan global yang meminta pemerintah mengambil tindakan, tapi hal itu tidak terjadi. Itu sebabnya kami ingin melibatkan universitas sekarang.”
Pihak universitas mengatakan aksi mahasiswa dapat berlanjut hingga Senin asalkan tidak mengganggu pekerjaan di kampus.
“Kami, universitas, tidak diminta untuk mengambil sikap politik,” kata rektor universitas tersebut, Frederic Herman, kepada radio RTS, yang dikutip Reuters.
Pekan lalu, kepala Trinity College, Linda Doyle, mengatakan pihaknya sedang meninjau investasinya tetapi masing-masing akademisilah yang memutuskan apakah akan bekerja sama dengan institusi Israel.
(mas)
tulis komentar anda