Agama Warga Negara Irak dan Persentasenya, Didominasi Islam Syiah
Kamis, 02 Mei 2024 - 16:45 WIB
BAGHDAD - Agama warga negara Irak ini didominasi Islam yang terbagi menjadi Syiah dan Sunni. Untuk saat ini Islam Syiah menjadi populasi terbanyak di wilayah tersebut.
Namun dalam sejarahnya, Irak sempat dipimpin oleh pemimpin dari kelompok Islam Sunni selama beberapa dekade. Karena merasa tertindas, Syiah mulai melakukan pemberontakan yang pecah di tahun 1991 setelah Perang Teluk.
Dari situlah kelompok Syiah mulai mendominasi dan Sunni mulai terusir. Meski begitu persentase antara Syiah dan Sunni di negara ini tidaklah terpaut jauh seperti hanya persentase Syiah dan Sunni di Iran.
Kementerian Perencanaan Irak memperkirakan jumlah penduduk mencapai 42,2 juta di tahun 2022. Sementara untuk persentase agama di negara tersebut, sumber terbaru didapat melalui data statistik pemerintah di tahun 2015 lalu.
Menurut statistik Pemerintah Irak, sebanyak 98% dari total warga negara memeluk agama Islam. Dari total tersebut, muslim Syiah berada di angka 55 hingga 60%, sementara muslim Sunni berjumlah sekitar 40% dari populasi Muslim.
Dalam survei yang dilakukan ABC News menemukan antara 47% dan 51% penduduk Irak mengaku sebagai penganut Syiah antara tahun 2007 dan 2009.
Sedangkan dalam survei survei Pew Research yang dilakukan di Irak pada akhir tahun 2011 menemukan bahwa 51% Muslim Irak mengatakan bahwa mereka adalah penganut Syiah, dibandingkan dengan 42% yang menyatakan mereka adalah penganut Sunni.
Menurut para pemimpin Kristen serta laporan LSM dan media, kurang dari 150.000 umat Kristen yang masih tinggal di Irak atau sekitar 1% dari total populasi.
Jumlah tersebut turun drastis dari tahun 2003, yang kala itu terdapat sekitar 1,5 juta penganut agama Kristen di Irak.
Sekitar 67% umat Kristen beragama Katolik Kaldea (ritus timur Gereja Katolik Roma), dan hampir 20% adalah anggota Gereja Timur Asiria.
Sisanya adalah Ortodoks Suriah, Katolik Siria, Katolik Armenia, Apostolik Armenia, Anglikan, dan Protestan serta Kristen Evangelis, dan lain sebagainya.
Menurut organisasi media, setelah kematian seorang dokter Yahudi akibat stroke pada tahun 2021, hanya 4 warga negara Yahudi yang tersisa di Irak.
Para pemimpin Yahudi melaporkan sebagian besar dari mereka tidak secara terbuka mengakui agama mereka karena takut akan penganiayaan atau kekerasan yang dilakukan para ekstremis.
Namun dalam sejarahnya, Irak sempat dipimpin oleh pemimpin dari kelompok Islam Sunni selama beberapa dekade. Karena merasa tertindas, Syiah mulai melakukan pemberontakan yang pecah di tahun 1991 setelah Perang Teluk.
Dari situlah kelompok Syiah mulai mendominasi dan Sunni mulai terusir. Meski begitu persentase antara Syiah dan Sunni di negara ini tidaklah terpaut jauh seperti hanya persentase Syiah dan Sunni di Iran.
Persentase Agama Warga Negara Irak
Kementerian Perencanaan Irak memperkirakan jumlah penduduk mencapai 42,2 juta di tahun 2022. Sementara untuk persentase agama di negara tersebut, sumber terbaru didapat melalui data statistik pemerintah di tahun 2015 lalu.
Menurut statistik Pemerintah Irak, sebanyak 98% dari total warga negara memeluk agama Islam. Dari total tersebut, muslim Syiah berada di angka 55 hingga 60%, sementara muslim Sunni berjumlah sekitar 40% dari populasi Muslim.
Dalam survei yang dilakukan ABC News menemukan antara 47% dan 51% penduduk Irak mengaku sebagai penganut Syiah antara tahun 2007 dan 2009.
Sedangkan dalam survei survei Pew Research yang dilakukan di Irak pada akhir tahun 2011 menemukan bahwa 51% Muslim Irak mengatakan bahwa mereka adalah penganut Syiah, dibandingkan dengan 42% yang menyatakan mereka adalah penganut Sunni.
Menurut para pemimpin Kristen serta laporan LSM dan media, kurang dari 150.000 umat Kristen yang masih tinggal di Irak atau sekitar 1% dari total populasi.
Jumlah tersebut turun drastis dari tahun 2003, yang kala itu terdapat sekitar 1,5 juta penganut agama Kristen di Irak.
Sekitar 67% umat Kristen beragama Katolik Kaldea (ritus timur Gereja Katolik Roma), dan hampir 20% adalah anggota Gereja Timur Asiria.
Sisanya adalah Ortodoks Suriah, Katolik Siria, Katolik Armenia, Apostolik Armenia, Anglikan, dan Protestan serta Kristen Evangelis, dan lain sebagainya.
Menurut organisasi media, setelah kematian seorang dokter Yahudi akibat stroke pada tahun 2021, hanya 4 warga negara Yahudi yang tersisa di Irak.
Para pemimpin Yahudi melaporkan sebagian besar dari mereka tidak secara terbuka mengakui agama mereka karena takut akan penganiayaan atau kekerasan yang dilakukan para ekstremis.
(sya)
tulis komentar anda