Zelensky: Ukraina Harus Kalahkan Rusia agar Bisa Gabung NATO
Kamis, 02 Mei 2024 - 11:56 WIB
KYIV - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina harus mengalahkan Rusia di medan perang agar dapat diterima sebagai anggota baru NATO.
NATO, aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS), sebelumnya telah memperjelas bahwa Kyiv tidak dapat menjadi anggota ketika pertempuran masih berlangsung.
“Saya yakin kita akan menjadi anggota NATO hanya jika kita menang. Saya tidak berpikir bahwa kita akan diterima di NATO selama perang,” kata Zelensky dalam pertemuan dengan sekelompok perwira militer Ukraina di Kyiv, sebagaimana dilansir Russia Today, Kamis (2/5/2024).
Dia menjelaskan bahwa upaya Ukraina bergabung dengan NATO akan memerlukan persetujuan bulat dari 32 anggota aliansi tersebut.
Beberapa anggota NATO enggan menerima Ukraina di tengah perang yang sedang berlangsung melawan Rusia. "Karena mereka merasakan risikonya, sementara yang lain hanya skeptis,” ujar Zelensky.
“Oleh karena itu, agar Ukraina dapat diterima dalam aliansi tersebut, kita membutuhkan kemenangan," katanya.
Dia menambahkan bahwa keanggotaan tersebut pada akhirnya akan menjamin keamanan dan kemerdekaan Ukraina.
Ukraina secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada bulan September 2022. Meskipun Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan masing-masing anggota sepakat bahwa Ukraina suatu hari nanti harus menjadi bagian dari NATO, Kyiv belum diberikan jadwal yang konkret.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara tersebut tidak akan diterima sampai konflik dengan Rusia terselesaikan.
Stoltenberg, yang mengunjungi Kyiv pada hari Senin, mengakui kepada Reuters bahwa penundaan pengiriman senjata yang dijanjikan telah “merusak kepercayaan” antara Ukraina dan pendukung Barat-nya.
Sementara Uni Eropa sedang berjuang untuk mendapatkan cukup senjata dan amunisi untuk kebutuhan masa perang Ukraina, paket bantuan terbaru dari Amerika Serikat telah tertahan selama berbulan-bulan di Kongres karena perselisihan politik.
Penundaan tersebut memicu kekhawatiran di Kyiv, dan Zelensky secara terbuka memperingatkan bahwa Ukraina akan kalah jika kekurangan amunisi tidak diatasi.
Para pejabat Ukraina menyalahkan lambatnya pengiriman sebagai penyebab kegagalan serangan balasan tahun lalu, serta hilangnya kota-kota di wilayah timur akibat serangan tentara Rusia.
Rusia menyebut ekspansi berkelanjutan NATO ke arah timur dan kerja sama militer blok tersebut dengan Ukraina sebagai salah satu akar penyebab konflik.
Moskow menganggap NATO sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya dan menegaskan bahwa Ukraina harus menjadi negara netral.
NATO, aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS), sebelumnya telah memperjelas bahwa Kyiv tidak dapat menjadi anggota ketika pertempuran masih berlangsung.
“Saya yakin kita akan menjadi anggota NATO hanya jika kita menang. Saya tidak berpikir bahwa kita akan diterima di NATO selama perang,” kata Zelensky dalam pertemuan dengan sekelompok perwira militer Ukraina di Kyiv, sebagaimana dilansir Russia Today, Kamis (2/5/2024).
Dia menjelaskan bahwa upaya Ukraina bergabung dengan NATO akan memerlukan persetujuan bulat dari 32 anggota aliansi tersebut.
Beberapa anggota NATO enggan menerima Ukraina di tengah perang yang sedang berlangsung melawan Rusia. "Karena mereka merasakan risikonya, sementara yang lain hanya skeptis,” ujar Zelensky.
“Oleh karena itu, agar Ukraina dapat diterima dalam aliansi tersebut, kita membutuhkan kemenangan," katanya.
Dia menambahkan bahwa keanggotaan tersebut pada akhirnya akan menjamin keamanan dan kemerdekaan Ukraina.
Ukraina secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada bulan September 2022. Meskipun Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan masing-masing anggota sepakat bahwa Ukraina suatu hari nanti harus menjadi bagian dari NATO, Kyiv belum diberikan jadwal yang konkret.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara tersebut tidak akan diterima sampai konflik dengan Rusia terselesaikan.
Stoltenberg, yang mengunjungi Kyiv pada hari Senin, mengakui kepada Reuters bahwa penundaan pengiriman senjata yang dijanjikan telah “merusak kepercayaan” antara Ukraina dan pendukung Barat-nya.
Sementara Uni Eropa sedang berjuang untuk mendapatkan cukup senjata dan amunisi untuk kebutuhan masa perang Ukraina, paket bantuan terbaru dari Amerika Serikat telah tertahan selama berbulan-bulan di Kongres karena perselisihan politik.
Penundaan tersebut memicu kekhawatiran di Kyiv, dan Zelensky secara terbuka memperingatkan bahwa Ukraina akan kalah jika kekurangan amunisi tidak diatasi.
Para pejabat Ukraina menyalahkan lambatnya pengiriman sebagai penyebab kegagalan serangan balasan tahun lalu, serta hilangnya kota-kota di wilayah timur akibat serangan tentara Rusia.
Rusia menyebut ekspansi berkelanjutan NATO ke arah timur dan kerja sama militer blok tersebut dengan Ukraina sebagai salah satu akar penyebab konflik.
Moskow menganggap NATO sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya dan menegaskan bahwa Ukraina harus menjadi negara netral.
(mas)
tulis komentar anda