Cerita Mantan Mata-mata Seks Rusia Dilatih Sebagai Manipulator Ulung
Senin, 29 April 2024 - 09:39 WIB
WASHINGTON - Aliia Roza, mantan mata-mata seksi Rusia, angkat bicara perihal pelatihannya menjadi agen Kremlin. Roza, yang dijuluki sebagai "mata-mata seks" Moskow ini telah bungkam selama dua dekade terkait perannya.
Perempuan menawan yang bukan lagi berstatus sebagai warga negara Rusia itu mengungkap kisahnya tentang spionase dalam podcast baru dari Tenderfoot TV dan iHeartPodcasts: "To Die For."
Foto/Courtesy of Aliia Roza
Podcast tersebut mengeklaim sebagai pertama kalinya seorang “seduction agent (agen rayuan)” yang dilatih oleh Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia berbicara tentang “pelatihan, teknik, target, dan misinya".
Ini diluncurkan oleh Neil Strauss, penulis "The Game" yang juga menulis "The Dirt" tentang band rock Mötley Crüe.
“Sudah lebih dari dua dekade saya bungkam,” kata Roza kepada Fox News Digital, yang dilansir Senin (29/4/2024).
“Tetapi karena beberapa alasan, saya tidak dapat berdiam diri. Saya tidak dapat hidup dengan rasa sakit ini lagi, meskipun saya telah melalui semua trauma ini. Jika bukan saya yang [berbicara], lalu siapa yang akan berbicara?"
Dalam podcast tersebut, pendengar akan mengetahui bagaimana Roza berhasil melarikan diri dari Moskow bersama putranya yang masih kecil. Roza mengaku ingin memberikan kehidupan yang lebih baik kepada anaknya.
Perempuan menawan yang bukan lagi berstatus sebagai warga negara Rusia itu mengungkap kisahnya tentang spionase dalam podcast baru dari Tenderfoot TV dan iHeartPodcasts: "To Die For."
Foto/Courtesy of Aliia Roza
Podcast tersebut mengeklaim sebagai pertama kalinya seorang “seduction agent (agen rayuan)” yang dilatih oleh Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia berbicara tentang “pelatihan, teknik, target, dan misinya".
Ini diluncurkan oleh Neil Strauss, penulis "The Game" yang juga menulis "The Dirt" tentang band rock Mötley Crüe.
“Sudah lebih dari dua dekade saya bungkam,” kata Roza kepada Fox News Digital, yang dilansir Senin (29/4/2024).
“Tetapi karena beberapa alasan, saya tidak dapat berdiam diri. Saya tidak dapat hidup dengan rasa sakit ini lagi, meskipun saya telah melalui semua trauma ini. Jika bukan saya yang [berbicara], lalu siapa yang akan berbicara?"
Dalam podcast tersebut, pendengar akan mengetahui bagaimana Roza berhasil melarikan diri dari Moskow bersama putranya yang masih kecil. Roza mengaku ingin memberikan kehidupan yang lebih baik kepada anaknya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda