Ketika Para Mahasiswa Yahudi Demo Pro-Palestina di Kampus-kampus AS
Jum'at, 26 April 2024 - 09:21 WIB
“Begitu banyak dari kami yang ditangkap atau diskors, sungguh menyenangkan melihat begitu banyak wajah Yahudi di Seder.”
Sarah mengatakan bahwa dia juga terkejut dengan upaya untuk mencoreng protes di Columbia sebagai anti-Semitisme, dan mengatakan bahwa istilah tersebut telah dipersenjatai dengan cara yang sangat menipu oleh para oportunis politik yang bersikeras untuk menggabungkan anti-Zionisme dan anti-Semitisme.
“Tidak pernah ada tanggapan substantif terhadap orang-orang Yahudi anti-Zionis seperti saya,” kata Sarah.
“Ada tradisi panjang anti-Zionisme Yahudi. Saya sangat mencintai orang-orang Yahudi di komunitas saya, kami hanya punya perselisihan politik, dan itu saja.”
Negara Bagian New York, Kota New York dan anggota Kongres AS mengeklaim dalam pernyataan baru-baru ini bahwa pengunjuk rasa pro-Palestina di kampus Columbia University di New York menunjukkan perilaku anti-Semit.
Kemarin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut para pengunjuk rasa pro-Palestina di Columbia University dan universitas-universitas AS lainnya sebagai “massa anti-Semit” yang mengambil alih universitas terkemuka.
Sementara Ketua DPR AS Mike Johnson mengunjungi Columbia University dan menyebut mereka yang melakukan protes sebagai “agitator anti-Semit yang melanggar hukum”.
Sekitar 26 anggota Kongres mengirim surat kepada Jaksa Agung Merrick Garland yang menyerukan kepadanya untuk memulihkan ketertiban di universitas-universitas yang telah ditutup oleh geng anti-Semit yang menargetkan mahasiswa Yahudi.
Wali Kota New York Eric Adams juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia “ngeri dan muak dengan anti-Semitisme” yang ditunjukkan pada protes di Columbia University.
Namun, mahasiswa Yahudi yang berpartisipasi dalam protes tersebut, yang sebagian besar diorganisir oleh kelompok Yahudi pro-Palestina, dengan tegas membantah tuduhan anti-Semitisme.
Sarah mengatakan bahwa dia juga terkejut dengan upaya untuk mencoreng protes di Columbia sebagai anti-Semitisme, dan mengatakan bahwa istilah tersebut telah dipersenjatai dengan cara yang sangat menipu oleh para oportunis politik yang bersikeras untuk menggabungkan anti-Zionisme dan anti-Semitisme.
“Tidak pernah ada tanggapan substantif terhadap orang-orang Yahudi anti-Zionis seperti saya,” kata Sarah.
“Ada tradisi panjang anti-Zionisme Yahudi. Saya sangat mencintai orang-orang Yahudi di komunitas saya, kami hanya punya perselisihan politik, dan itu saja.”
Negara Bagian New York, Kota New York dan anggota Kongres AS mengeklaim dalam pernyataan baru-baru ini bahwa pengunjuk rasa pro-Palestina di kampus Columbia University di New York menunjukkan perilaku anti-Semit.
Kemarin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut para pengunjuk rasa pro-Palestina di Columbia University dan universitas-universitas AS lainnya sebagai “massa anti-Semit” yang mengambil alih universitas terkemuka.
Sementara Ketua DPR AS Mike Johnson mengunjungi Columbia University dan menyebut mereka yang melakukan protes sebagai “agitator anti-Semit yang melanggar hukum”.
Sekitar 26 anggota Kongres mengirim surat kepada Jaksa Agung Merrick Garland yang menyerukan kepadanya untuk memulihkan ketertiban di universitas-universitas yang telah ditutup oleh geng anti-Semit yang menargetkan mahasiswa Yahudi.
Wali Kota New York Eric Adams juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia “ngeri dan muak dengan anti-Semitisme” yang ditunjukkan pada protes di Columbia University.
Namun, mahasiswa Yahudi yang berpartisipasi dalam protes tersebut, yang sebagian besar diorganisir oleh kelompok Yahudi pro-Palestina, dengan tegas membantah tuduhan anti-Semitisme.
Lihat Juga :
tulis komentar anda