Ketika Para Mahasiswa Yahudi Demo Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jum'at, 26 April 2024 - 09:21 WIB
“Ada wacana bahwa Colombia [University] adalah sarang anti-Semitisme, tapi itu hanyalah sekelompok kutu buku yang duduk di tanah sambil berdoa, menyanyi, dan mengerjakan pekerjaan rumah. Ada Seder Paskah yang diadakan pada hari Senin,” kata Ben-Menachem.

“Sungguh gila betapa buruknya wacana tersebut.”

Protes mahasiswa atas perang di Gaza sudah biasa terjadi di kampus-kampus sejak perang pecah di Gaza pada 7 Oktober 2023, menyusul serangan mendadak Hamas yang menewaskan 1.200 orang di Israel.

Perang yang diakibatkannya telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, dan penyumbatan bantuan telah mengakibatkan kondisi kelaparan di Gaza utara, sehingga menciptakan bencana kemanusiaan. Ratusan sekolah, dan 12 universitas di Gaza, telah rusak atau hancur sejak serangan Israel dimulai.

Setelah Columbia University memerintahkan Departemen Kepolisian New York untuk membubarkan kamp protes di kampusnya minggu lalu, yang menyebabkan penangkapan lebih dari 100 mahasiswa, protes tersebut telah menyebar ke seluruh negeri dan berkembang menjadi sebuah gerakan yang oleh beberapa orang disamakan dengan gerakan protes terhadap Perang Vietnam tahun 1960-an.

Protes serupa juga terjadi di Yale University dan New York University—tempat penangkapan juga dilakukan—,Ohio State University, Stanford University, dan University of California, Berkeley, dan masih banyak lagi.

Sarah, seorang mahasiswa Yahudi di Columbia University yang hanya meminta nama depannya untuk dipublikasikan, termasuk di antara mereka yang ditangkap karena ikut serta dalam demo pro-Palestina.

Dia ditahan oleh Departemen Kepolisian New York (NYPD) selama delapan jam, dengan tangan terikat zip, setelah mereka pindah ke kamp protes pada hari Kamis.

Dia diskors keesokan harinya, tetapi beberapa kali kembali ke kampus beberapa hari kemudian untuk mengambil bagian dalam perayaan Paskah Seder bersama sesama pengunjuk rasa.

“Ini jelas merupakan salah satu pengalaman paling menggembirakan yang pernah saya alami di Columbia,” katanya kepada The Independent.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More