Profil Aharon Haliva, Kepala Intelijen Israel yang Mundur dari Jabatannya Karena Serangan Hamas
Kamis, 25 April 2024 - 17:38 WIB
Kemudian di tahun 1985, dirinya ditunjuk menjadi perwira infanteri setelah menyelesaikan Sekolah Calon Perwira.
Sepanjang karier awalnya di militer, Haliva sempat bertempur sebagai pemimpin peleton di batalyon pasukan terjun payung 202 dalam Operasi Hukum dan Ketertiban di Lebanon, dan memimpin batalion pasukan terjun payung 202 di Lebanon Selatan dan selama Intifada Kedua.
Haliva juga pernah memimpin pangkalan pelatihan Brigade Pasukan Terjun Payung dan Brigade Pasukan Terjun Payung ke-55, serta Brigade Teritorial Efraim dalam operasi kontra-teror dan memimpin Sekolah Calon Perwira IDF (Bahad 1).
Pada tanggal 18 Mei 2011, ia dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal dan diangkat menjadi komandan Divisi Pasukan Terjun Payung ke-98. Tiga tahun setelahnya, dia diangkat menjadi kepala divisi operasi di Direktorat Operasi.
Barulah pada tanggal 28 Maret 2016, Haliva dipromosikan menjadi Mayor Jenderal serta diberi jabatan baru sebagai Kepala Direktorat Teknologi dan Logistik.
Jabatan Kepala Direktorat Intelijen sendiri baru diemban olehnya pada 5 Oktober 2021, setelah sebelumnya dia sempat duduki jabatan Kepala Direktorat Operasi sejak tahun 2018.
Baru sekitar tiga tahun menduduki jabatan Direktorat Intelijen, Haliva harus menghadapi masalah besar setelah Hamas mampu menembus pasukan intelijen untuk melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sebenarnya, malam sebelum serangan mendadak Hamas terhadap Israel , yang dimulai pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2023, Haliva mendapat informasi terbaru tentang aktivitas yang tidak biasa oleh Hamas, namun dia memperkirakan itu adalah latihan dan merekomendasikan menunggu pagi hari sebelum mengambil tindakan.
Hal itulah yang membuat Aharon Haliva merasa sangat bersalah dan memilih mengundurkan diri dari jabatan Kepala Direktorat Intelijen IDF.
Sepanjang karier awalnya di militer, Haliva sempat bertempur sebagai pemimpin peleton di batalyon pasukan terjun payung 202 dalam Operasi Hukum dan Ketertiban di Lebanon, dan memimpin batalion pasukan terjun payung 202 di Lebanon Selatan dan selama Intifada Kedua.
Haliva juga pernah memimpin pangkalan pelatihan Brigade Pasukan Terjun Payung dan Brigade Pasukan Terjun Payung ke-55, serta Brigade Teritorial Efraim dalam operasi kontra-teror dan memimpin Sekolah Calon Perwira IDF (Bahad 1).
Pada tanggal 18 Mei 2011, ia dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal dan diangkat menjadi komandan Divisi Pasukan Terjun Payung ke-98. Tiga tahun setelahnya, dia diangkat menjadi kepala divisi operasi di Direktorat Operasi.
Barulah pada tanggal 28 Maret 2016, Haliva dipromosikan menjadi Mayor Jenderal serta diberi jabatan baru sebagai Kepala Direktorat Teknologi dan Logistik.
Jabatan Kepala Direktorat Intelijen sendiri baru diemban olehnya pada 5 Oktober 2021, setelah sebelumnya dia sempat duduki jabatan Kepala Direktorat Operasi sejak tahun 2018.
Baru sekitar tiga tahun menduduki jabatan Direktorat Intelijen, Haliva harus menghadapi masalah besar setelah Hamas mampu menembus pasukan intelijen untuk melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sebenarnya, malam sebelum serangan mendadak Hamas terhadap Israel , yang dimulai pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2023, Haliva mendapat informasi terbaru tentang aktivitas yang tidak biasa oleh Hamas, namun dia memperkirakan itu adalah latihan dan merekomendasikan menunggu pagi hari sebelum mengambil tindakan.
Hal itulah yang membuat Aharon Haliva merasa sangat bersalah dan memilih mengundurkan diri dari jabatan Kepala Direktorat Intelijen IDF.
tulis komentar anda