AS Diam-diam Kerahkan Rudal Canggih ATACMS ke Ukraina untuk Melawan Rusia
Kamis, 25 April 2024 - 06:30 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) diam-diam telah mengerahkan rudal canggih ATACMS dalam jumlah yang tidak ditentukan ke Ukraina bulan lalu untuk membantu Kyiv dalam perangnya melawan Rusia.
Hal itu diungkap beberapa media Amerika pada hari Rabu (24/4/2024), mengutip seorang pejabat pemerintah Washington yang tidak disebutkan namanya.
Army Tactical Missile Systems (ATACMS), dengan jangkauan hingga 300 kilometer, termasuk dalam paket bantuan militer senilai USD300 juta yang disetujui oleh Presiden AS Joe Biden pada 12 Maret 2024, menurut pejabat tersebut, yang berbicara dengan Reuters, Politico, dan New York Times.
Berbicara tanpa mau disebutkan namanya, sumber tersebut mengatakan bahwa Ukraina menggunakan rudal tersebut untuk pertama kalinya pada Rabu pekan lalu, menargetkan lapangan terbang Rusia sekitar 165 kilometer (103 mil) dari garis depan.
Pada pagi hari tanggal 17 April, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya telah menyerang pangkalan udara di Dzhankoy, Crimea. Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari klaim tersebut.
Zelensky telah lama menginginkan rudal jarak jauh. Menurut pejabat anonim yang dikutip dalam laporan Reuters, Pentagon pada awalnya menentang, namun berubah pikiran setelah Rusia menggunakan rudal balistik yang diduga dipasok oleh Korea Utara dan mulai menargetkan infrastruktur energi Ukraina.
“Kami memperingatkan Rusia tentang hal-hal itu,” kata pejabat tersebut. “Mereka memperbarui penargetan mereka.”
Menurut pejabat tersebut, Biden disarankan untuk mengirim rudal jarak jauh oleh Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan Ketua Kepala Staf Gabungan Charles Q Brown.
Laporan media-media AS menyebutkan ATACMS diperoleh dari Lockheed Martin, bukan dari persediaan Pentagon, dan dibayar dengan “tabungan” yang diketahui pada bulan Maret, ketika beberapa kontrak militer dilaporkan dikirimkan dengan harga kurang dari nilai penawaran awal.
Menurut pejabat tersebut, Biden menginstruksikan para pembantunya untuk memasukkan ATACMS ke dalam paket tersebut tetapi tetap merahasiakannya. “Untuk menjaga keamanan operasional dan elemen kejutan Ukraina,” katanya.
Ukraina pertama kali menerima ATACMS kelas menengah pada September lalu. Namun, militer Rusia dengan cepat mulai menembak jatuh misil-misil tersebut, menggagalkan rencana Zelensky untuk merusak atau menghancurkan Jembatan Crimea.
“Ini adalah kesalahan lain yang dilakukan Amerika Serikat,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Oktober lalu, seraya menjelaskan bahwa jika Washington menahan diri untuk tidak mengirim rudal-rudal tersebut, maka mereka akan memposisikan dirinya sebagai “orang baik” dalam upayanya untuk mencegah jatuhnya korban yang tidak perlu.
Putin mengatakan ketika Rusia meningkatkan pertahanan udaranya untuk mencegat ATACMS, kedatangan mereka tidak akan berdampak besar pada operasi tempur, dan hanya akan memperpanjang penderitaan Ukraina. “Itulah mengapa ini adalah kesalahan,” katanya.
Hal itu diungkap beberapa media Amerika pada hari Rabu (24/4/2024), mengutip seorang pejabat pemerintah Washington yang tidak disebutkan namanya.
Army Tactical Missile Systems (ATACMS), dengan jangkauan hingga 300 kilometer, termasuk dalam paket bantuan militer senilai USD300 juta yang disetujui oleh Presiden AS Joe Biden pada 12 Maret 2024, menurut pejabat tersebut, yang berbicara dengan Reuters, Politico, dan New York Times.
Baca Juga
Berbicara tanpa mau disebutkan namanya, sumber tersebut mengatakan bahwa Ukraina menggunakan rudal tersebut untuk pertama kalinya pada Rabu pekan lalu, menargetkan lapangan terbang Rusia sekitar 165 kilometer (103 mil) dari garis depan.
Pada pagi hari tanggal 17 April, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya telah menyerang pangkalan udara di Dzhankoy, Crimea. Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari klaim tersebut.
Zelensky telah lama menginginkan rudal jarak jauh. Menurut pejabat anonim yang dikutip dalam laporan Reuters, Pentagon pada awalnya menentang, namun berubah pikiran setelah Rusia menggunakan rudal balistik yang diduga dipasok oleh Korea Utara dan mulai menargetkan infrastruktur energi Ukraina.
“Kami memperingatkan Rusia tentang hal-hal itu,” kata pejabat tersebut. “Mereka memperbarui penargetan mereka.”
Menurut pejabat tersebut, Biden disarankan untuk mengirim rudal jarak jauh oleh Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan Ketua Kepala Staf Gabungan Charles Q Brown.
Laporan media-media AS menyebutkan ATACMS diperoleh dari Lockheed Martin, bukan dari persediaan Pentagon, dan dibayar dengan “tabungan” yang diketahui pada bulan Maret, ketika beberapa kontrak militer dilaporkan dikirimkan dengan harga kurang dari nilai penawaran awal.
Menurut pejabat tersebut, Biden menginstruksikan para pembantunya untuk memasukkan ATACMS ke dalam paket tersebut tetapi tetap merahasiakannya. “Untuk menjaga keamanan operasional dan elemen kejutan Ukraina,” katanya.
Ukraina pertama kali menerima ATACMS kelas menengah pada September lalu. Namun, militer Rusia dengan cepat mulai menembak jatuh misil-misil tersebut, menggagalkan rencana Zelensky untuk merusak atau menghancurkan Jembatan Crimea.
“Ini adalah kesalahan lain yang dilakukan Amerika Serikat,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Oktober lalu, seraya menjelaskan bahwa jika Washington menahan diri untuk tidak mengirim rudal-rudal tersebut, maka mereka akan memposisikan dirinya sebagai “orang baik” dalam upayanya untuk mencegah jatuhnya korban yang tidak perlu.
Putin mengatakan ketika Rusia meningkatkan pertahanan udaranya untuk mencegat ATACMS, kedatangan mereka tidak akan berdampak besar pada operasi tempur, dan hanya akan memperpanjang penderitaan Ukraina. “Itulah mengapa ini adalah kesalahan,” katanya.
(mas)
tulis komentar anda