Mengapa Poros Perlawanan Iran Masih Belum Berperang Melawan Israel dengan Maksimal?

Minggu, 21 April 2024 - 18:18 WIB
Poros Perlawanan Iran masih menunggu sehingga bisa belum maksimal dalam perang melawan Israel. Foto/Reuters
TEHERAN - Awal bulan ini, Kamleh Al-Yaseeni seharusnya menemani seorang temannya ke rumah sakit lansia di Damaskus di mana mereka berdua menjadi sukarelawan. Namun dia berubah pikiran untuk tinggal di rumah bersama putranya yang cacat. Itu adalah keputusan yang akan mengorbankan nyawa mereka berdua.

Keluarga Suriah tersebut tewas dalam serangan udara di gedung tiga lantai tempat mereka tinggal, yang juga menewaskan para pemimpin militer Iran berpangkat tinggi yang bertanggung jawab melakukan operasi proksi di Suriah dan Lebanon.

Israel tidak membenarkan atau membantah serangan tersebut, namun serangan tersebut disebut oleh Teheran sebagai alasan serangan rudal dan drone pada akhir pekan lalu, yang merupakan serangan langsung pertama Iran terhadap Israel.



Ketika para pejabat AS mengatakan bahwa Israel melakukan serangan balasan terhadap Iran pada Jumat pagi, dunia sedang menunggu untuk melihat apakah serangan balasan akan terjadi lagi atau apakah spiral tindakan timbal balik langsung berhenti di sini. Yang jelas adalah komponen utama persenjataan Teheran yang belum dikerahkan sepenuhnya adalah pasukan proksinya di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman, yang siap mengambil peran lebih penting jika diperlukan.

Apa yang disebut Teheran sebagai “poros perlawanan” telah menjadi fokus utama militer Israel, yang telah melakukan upaya besar untuk memburu mereka – seperti yang terlihat di Damaskus dan tempat lain. Namun para analis sepakat bahwa kemampuan mereka tetap ada dan kekuatan proksi Iran masih dapat menanggung kerugian besar, sehingga meningkatkan konflik pada saat yang semakin sulit bagi Timur Tengah.

Mengapa Poros Perlawanan Iran Masih Belum Berperang Melawan Israel dengan Maksimal?

1. Menunggu Koordinasi dari Iran



Foto/Reuters

“Semakin besar ancamannya, semakin besar kemungkinan negara-negara di kawasan ini akan merespons secara kuat dan agresif serta terkoordinasi,” kata Dina Esfandiary, penasihat senior bidang Timur Tengah dan Afrika Utara di International Crisis Group di London, dilansir Al Arabiya.

Setelah serangan pada hari Jumat, “Teheran harus bergantung pada proksinya sebanyak mungkin” untuk menjaga situasi “dapat dikendalikan,” katanya. “Tetapi kesalahan perhitungan mungkin saja terjadi dan tidak dapat diprediksi dalam skenario itu.”
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More