AS Siap Bela Israel Mati-matian, Kerahkan Pasukan dan Kapal Perang
Sabtu, 13 April 2024 - 08:20 WIB
WASHINGTON - Kapal perang dan pasukan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah bersiap menghadapi kemungkinan serangan Iran terhadap Israel pada Jumat (12/4/2024).
Seiring dengan itu, Presiden AS Joe Biden mendesak Iran berubah pikiran.
Para pemimpin Iran telah bersumpah “menghukum” Israel atas serangan udara tanggal 1 April terhadap konsulat di Damaskus, Suriah, yang menewaskan tujuh perwira Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk dua jenderalnya.
“Jangan,” ujar Biden pada hari Jumat, ketika ditanya apa pesannya kepada Iran.
“Kami berdedikasi untuk membela Israel. Kami akan mendukung Israel. Kami akan membantu membela Israel, dan Iran tidak akan berhasil,” tegas Biden.
“Pentagon sedang memindahkan pasukan dan peralatan tambahan ke lokasi-lokasi di Timur Tengah, untuk meningkatkan upaya pencegahan regional dan meningkatkan perlindungan pasukan,” ujar seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dalam penjelasan singkatnya.
Departemen Pertahanan AS tidak merinci jumlah atau jenis aset yang dikerahkan, namun menurut Wall Street Journal, dua kapal perusak, termasuk satu kapal dipersenjatai dengan sistem pertahanan rudal Aegis, telah “diposisikan ulang” di wilayah tersebut.
Sementara itu, Kepala Komando Pusat AS Jenderal Michael Kurilla telah memperpanjang masa tinggalnya di Israel, Axios melaporkan mengutip para pejabat Israel.
Kurilla tiba pada Kamis untuk “mengkoordinasikan” pertahanan dari kemungkinan serangan Iran.
Teheran telah mengumumkan mereka mempunyai “keharusan untuk menghukum” Israel karena PBB tidak melakukan apa pun untuk mengutuk “tindakan agresi tercela yang dilakukan Israel terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus” atau membawa para pelakunya ke pengadilan.
Israel mengatakan pihaknya akan membalas setiap serangan dengan serangannya sendiri, dan tabloid Inggris berspekulasi mereka mungkin menargetkan fasilitas nuklir Iran.
Pejabat intelijen AS yang tidak disebutkan namanya telah menyebarkan rumor tentang potensi partisipasi Amerika dalam serangan semacam itu.
Namun, sejumlah negara di kawasan, di mana AS mempunyai pangkalan atau hak perjanjian dilaporkan telah mengatakan kepada Washington bahwa mereka tidak dapat menggunakannya untuk menyerang Iran.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman dan Kuwait sejauh ini menolak penggunaan wilayah darat dan wilayah udara mereka, menurut Middle East Eye. Belum ada kabar dari Bahrain.
Seiring dengan itu, Presiden AS Joe Biden mendesak Iran berubah pikiran.
Para pemimpin Iran telah bersumpah “menghukum” Israel atas serangan udara tanggal 1 April terhadap konsulat di Damaskus, Suriah, yang menewaskan tujuh perwira Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk dua jenderalnya.
“Jangan,” ujar Biden pada hari Jumat, ketika ditanya apa pesannya kepada Iran.
“Kami berdedikasi untuk membela Israel. Kami akan mendukung Israel. Kami akan membantu membela Israel, dan Iran tidak akan berhasil,” tegas Biden.
“Pentagon sedang memindahkan pasukan dan peralatan tambahan ke lokasi-lokasi di Timur Tengah, untuk meningkatkan upaya pencegahan regional dan meningkatkan perlindungan pasukan,” ujar seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dalam penjelasan singkatnya.
Departemen Pertahanan AS tidak merinci jumlah atau jenis aset yang dikerahkan, namun menurut Wall Street Journal, dua kapal perusak, termasuk satu kapal dipersenjatai dengan sistem pertahanan rudal Aegis, telah “diposisikan ulang” di wilayah tersebut.
Sementara itu, Kepala Komando Pusat AS Jenderal Michael Kurilla telah memperpanjang masa tinggalnya di Israel, Axios melaporkan mengutip para pejabat Israel.
Kurilla tiba pada Kamis untuk “mengkoordinasikan” pertahanan dari kemungkinan serangan Iran.
Teheran telah mengumumkan mereka mempunyai “keharusan untuk menghukum” Israel karena PBB tidak melakukan apa pun untuk mengutuk “tindakan agresi tercela yang dilakukan Israel terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus” atau membawa para pelakunya ke pengadilan.
Israel mengatakan pihaknya akan membalas setiap serangan dengan serangannya sendiri, dan tabloid Inggris berspekulasi mereka mungkin menargetkan fasilitas nuklir Iran.
Pejabat intelijen AS yang tidak disebutkan namanya telah menyebarkan rumor tentang potensi partisipasi Amerika dalam serangan semacam itu.
Namun, sejumlah negara di kawasan, di mana AS mempunyai pangkalan atau hak perjanjian dilaporkan telah mengatakan kepada Washington bahwa mereka tidak dapat menggunakannya untuk menyerang Iran.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman dan Kuwait sejauh ini menolak penggunaan wilayah darat dan wilayah udara mereka, menurut Middle East Eye. Belum ada kabar dari Bahrain.
(sya)
tulis komentar anda