5 Alasan Krisis Kelahiran di Eropa Menjadikan Benua Itu Menuju Abad Kegelapan
Kamis, 04 April 2024 - 17:17 WIB
Laporan Lancet, yang menunjukkan bahwa di Afrika Sub-Sahara akan terdapat satu dari setiap dua anak yang lahir pada tahun 2100, sehingga juga memperkirakan bahwa negara-negara berpendapatan tinggi akan kesulitan mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Satu-satunya solusi yang jelas, para ahli dengan mengizinkan lebih banyak migrasi dari negara-negara dengan populasi lebih muda.
Foto/Reuters
Akhirnya, ya, kata Bhattacharjee. “Ketika populasi hampir di setiap negara menyusut, ketergantungan pada imigrasi terbuka akan menjadi penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.”.
Dia menambahkan bahwa “negara-negara Afrika Sub-Sahara memiliki sumber daya penting yang sudah hilang dari masyarakat lanjut usia – yakni populasi kaum muda”.
Namun, gagasan mengenai kebijakan “imigrasi terbuka” merupakan kutukan bagi banyak negara demokrasi Barat saat ini.
Di Inggris, misalnya, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak telah menjadikan pembatasan imigrasi sebagai prioritas utama ketika pemerintahan Partai Konservatifnya menunggu kebijakan pengiriman pencari suaka ke Rwanda yang telah lama ditunggu-tunggu untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
Dan di Prancis, Presiden Emmanuel Macron berupaya menerapkan rancangan undang-undang imigrasi “garis keras” setelah disahkan oleh parlemen Prancis pada bulan Desember tahun lalu. Namun, pada akhir bulan Januari, mahkamah konstitusi negara tersebut, yang memeriksa undang-undang baru untuk memastikan undang-undang tersebut sesuai dengan prinsip konstitusi Perancis, membatalkan sebagian besar rancangan undang-undang tersebut, termasuk usulan untuk membatasi akses migran terhadap tunjangan kesejahteraan, sehingga memicu Macron akan mengumumkan versi RUU yang lebih sederhana.
Meskipun demikian, banyak pengamat berpendapat bahwa undang-undang baru tersebut masih mencerminkan aturan imigrasi Perancis yang lebih ketat.
Satu-satunya solusi yang jelas, para ahli dengan mengizinkan lebih banyak migrasi dari negara-negara dengan populasi lebih muda.
4. Menarik Migran Asing ke Eropa
Foto/Reuters
Akhirnya, ya, kata Bhattacharjee. “Ketika populasi hampir di setiap negara menyusut, ketergantungan pada imigrasi terbuka akan menjadi penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.”.
Dia menambahkan bahwa “negara-negara Afrika Sub-Sahara memiliki sumber daya penting yang sudah hilang dari masyarakat lanjut usia – yakni populasi kaum muda”.
Namun, gagasan mengenai kebijakan “imigrasi terbuka” merupakan kutukan bagi banyak negara demokrasi Barat saat ini.
Di Inggris, misalnya, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak telah menjadikan pembatasan imigrasi sebagai prioritas utama ketika pemerintahan Partai Konservatifnya menunggu kebijakan pengiriman pencari suaka ke Rwanda yang telah lama ditunggu-tunggu untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
Dan di Prancis, Presiden Emmanuel Macron berupaya menerapkan rancangan undang-undang imigrasi “garis keras” setelah disahkan oleh parlemen Prancis pada bulan Desember tahun lalu. Namun, pada akhir bulan Januari, mahkamah konstitusi negara tersebut, yang memeriksa undang-undang baru untuk memastikan undang-undang tersebut sesuai dengan prinsip konstitusi Perancis, membatalkan sebagian besar rancangan undang-undang tersebut, termasuk usulan untuk membatasi akses migran terhadap tunjangan kesejahteraan, sehingga memicu Macron akan mengumumkan versi RUU yang lebih sederhana.
Meskipun demikian, banyak pengamat berpendapat bahwa undang-undang baru tersebut masih mencerminkan aturan imigrasi Perancis yang lebih ketat.
tulis komentar anda