Jet Siluman F-35 Zionis Habisi 2 Jenderal Iran, Khamenei: Israel Minta Ditampar!
Kamis, 04 April 2024 - 10:04 WIB
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Israel meminta untuk “ditampar” setelah serangan udara meratakan Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin lalu.
Serangan itu menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dua di antaranya adalah jenderal senior.
“Kekalahan rezim Zionis di Gaza akan terus berlanjut dan rezim ini akan segera mengalami kemunduran dan pembubaran,” kata Khamenei dalam pidatonya di hadapan para pejabat negara di Teheran pada Rabu.
“Upaya putus asa seperti yang mereka lakukan di Suriah tidak akan menyelamatkan mereka dari kekalahan. Tentu mereka juga akan ditampar atas tindakan itu,” imbuh Khamenei, seperti dikutip AFP.
Media pemerintah Iran melaporkan 13 orang tewas dalam serangan itu. Menurut duta besar Iran, serangan oleh jet tempur siluman F-35 Israel dengan enam rudal itu meratakan gedung konsulat lima lantai yang berdekatan dengan kedutaan.
IRGC mengakui serangan itu menewaskan tujuh anggotanya, termasuk dua komandan senior Pasukan Quds—cabang operasi luar negeri IRGC—Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan wakilnya; Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi.
Zahedi (63) telah memegang berbagai komando di kepolisian selama kariernya di Garda Nasional selama lebih dari empat dekade.
Media Iran melaporkan upacara pemakaman para anggota IRGC akan diadakan pada hari Jumat, bertepatan dengan Hari Quds tahunan, yang mana rakyat Iran akan melakukan demonstrasi untuk mendukung Palestina melawan Israel.
Khamenei, yang mempunyai keputusan akhir dalam kebijakan-kebijakan utama negara, mendesak masyarakat untuk turun ke jalan untuk menghadiri acara Hari Quds tahun ini.
“Jika pada tahun-tahun sebelumnya Hari Quds hanya dirayakan di negara-negara Islam, maka tahun ini kemungkinan besar Hari Quds juga akan dirayakan di negara-negara non-Islam," katanya.
Dia juga mengharapkan suatu hari di mana “dunia Muslim dapat merayakan kehancuran Israel.”
Israel telah lama melancarkan perang bayangan berupa pembunuhan dan sabotase terhadap Iran dan sekutu bersenjatanya, termasuk Hizbullah Lebanon dan kelompok militan lainnya.
Ketegangan regional telah meningkat sejak perang Gaza pecah dengan serangan Hamas pada 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di Israel, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Invasi balasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 32.975 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Serangan itu menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dua di antaranya adalah jenderal senior.
“Kekalahan rezim Zionis di Gaza akan terus berlanjut dan rezim ini akan segera mengalami kemunduran dan pembubaran,” kata Khamenei dalam pidatonya di hadapan para pejabat negara di Teheran pada Rabu.
“Upaya putus asa seperti yang mereka lakukan di Suriah tidak akan menyelamatkan mereka dari kekalahan. Tentu mereka juga akan ditampar atas tindakan itu,” imbuh Khamenei, seperti dikutip AFP.
Baca Juga
Media pemerintah Iran melaporkan 13 orang tewas dalam serangan itu. Menurut duta besar Iran, serangan oleh jet tempur siluman F-35 Israel dengan enam rudal itu meratakan gedung konsulat lima lantai yang berdekatan dengan kedutaan.
IRGC mengakui serangan itu menewaskan tujuh anggotanya, termasuk dua komandan senior Pasukan Quds—cabang operasi luar negeri IRGC—Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan wakilnya; Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi.
Zahedi (63) telah memegang berbagai komando di kepolisian selama kariernya di Garda Nasional selama lebih dari empat dekade.
Media Iran melaporkan upacara pemakaman para anggota IRGC akan diadakan pada hari Jumat, bertepatan dengan Hari Quds tahunan, yang mana rakyat Iran akan melakukan demonstrasi untuk mendukung Palestina melawan Israel.
Khamenei, yang mempunyai keputusan akhir dalam kebijakan-kebijakan utama negara, mendesak masyarakat untuk turun ke jalan untuk menghadiri acara Hari Quds tahun ini.
“Jika pada tahun-tahun sebelumnya Hari Quds hanya dirayakan di negara-negara Islam, maka tahun ini kemungkinan besar Hari Quds juga akan dirayakan di negara-negara non-Islam," katanya.
Dia juga mengharapkan suatu hari di mana “dunia Muslim dapat merayakan kehancuran Israel.”
Israel telah lama melancarkan perang bayangan berupa pembunuhan dan sabotase terhadap Iran dan sekutu bersenjatanya, termasuk Hizbullah Lebanon dan kelompok militan lainnya.
Ketegangan regional telah meningkat sejak perang Gaza pecah dengan serangan Hamas pada 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di Israel, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Invasi balasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 32.975 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
(mas)
tulis komentar anda