Azan Terus Berkumandang di Masjid-masjid Gaza yang Dihancurkan Israel
Selasa, 02 April 2024 - 11:05 WIB
GAZA - Meskipun pasukan Israel telah menghancurkan sejumlah masjid di Jalur Gaza, Palestina, azan terus berkumandang dari rumah-rumah ibadah tersebut pada waktu yang telah ditentukan.
Di Gaza utara, menara Masjid al-Awda masih berdiri tegak, meski serangan udara Israel menghancurkan masjid tersebut selama perang yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Di samping menara yang tinggi terdapat puing-puing dan sisa-sisa bangunan masjid berserakan.
Selama Ramadan, masjid ini menjadi kenangan bagi warga Gaza utara, yang sering mengunjunginya untuk salat malam (Tarawih) dan beribadah selama bulan puasa.
Masjid yang biasanya dihias untuk perayaan Ramadan di masa lalu, tahun ini berubah menjadi suram, dengan warga yang berduka atas hancurnya masjid tersebut.
Selama Ramadan setiap tahun, masjid ini akan menampung ratusan jamaah sebelum azan Maghrib, berkumpul untuk membaca Al-Qur'an dan menyediakan makanan berbuka puasa bagi yang membutuhkan.
Masjid al-Awda, yang dibangun hampir 50 tahun lalu, terletak di kamp pengungsi Jabalia untuk pengungsi Palestina.
Di dekat masjid, Awwad Shurafa (55), warga Palestina, merasakan kesedihan yang mendalam atas pengeboman yang menimpa masjid dan rumah-rumah.
“Dulu kami merayakan dan mendekorasi masjid, tapi semuanya lenyap karena perang,” kenangnya, seperti dikutip Anadolu, Selasa (2/4/2024).
“Pasukan pendudukan [Israel] menyebabkan kehancuran di mana-mana, menghancurkan rumah dan masjid kami, menggusur dan membunuh warga Palestina, dan menghilangkan kegembiraan Ramadan,” lanjut dia.
Shurafa mengenang kenangan Ramadan masa lalu di dalam masjid yang ramai dengan jamaah, namun hari ini, semuanya seakan hilang.
Begitu pula dengan Masjid Al-Mahatta di lingkungan Tuffah Kota Gaza yang hancur total akibat serangan Israel, namun azan tetap berkumandang dari tengah reruntuhan.
Yasser Hassouna (23), tanpa ragu-ragu, pergi ke masjid pada setiap waktu salat, di mana dia mengumandangkan azan dan membaca Al-Qur'an.
“Dalam menghadapi genosida dan penargetan masjid, kami datang setiap hari ke Masjid al-Mahatta untuk mengumandangkan azan,” kata Hassouna.
“Kami bertekad untuk datang ke masjid untuk salat dan mengumandangkan azan di tengah perang genosida Israel di Gaza,” ujarnya.
Di Gaza utara, menara Masjid al-Awda masih berdiri tegak, meski serangan udara Israel menghancurkan masjid tersebut selama perang yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Di samping menara yang tinggi terdapat puing-puing dan sisa-sisa bangunan masjid berserakan.
Selama Ramadan, masjid ini menjadi kenangan bagi warga Gaza utara, yang sering mengunjunginya untuk salat malam (Tarawih) dan beribadah selama bulan puasa.
Masjid yang biasanya dihias untuk perayaan Ramadan di masa lalu, tahun ini berubah menjadi suram, dengan warga yang berduka atas hancurnya masjid tersebut.
Selama Ramadan setiap tahun, masjid ini akan menampung ratusan jamaah sebelum azan Maghrib, berkumpul untuk membaca Al-Qur'an dan menyediakan makanan berbuka puasa bagi yang membutuhkan.
Masjid al-Awda, yang dibangun hampir 50 tahun lalu, terletak di kamp pengungsi Jabalia untuk pengungsi Palestina.
Di dekat masjid, Awwad Shurafa (55), warga Palestina, merasakan kesedihan yang mendalam atas pengeboman yang menimpa masjid dan rumah-rumah.
“Dulu kami merayakan dan mendekorasi masjid, tapi semuanya lenyap karena perang,” kenangnya, seperti dikutip Anadolu, Selasa (2/4/2024).
“Pasukan pendudukan [Israel] menyebabkan kehancuran di mana-mana, menghancurkan rumah dan masjid kami, menggusur dan membunuh warga Palestina, dan menghilangkan kegembiraan Ramadan,” lanjut dia.
Shurafa mengenang kenangan Ramadan masa lalu di dalam masjid yang ramai dengan jamaah, namun hari ini, semuanya seakan hilang.
Azan di Tengah Kehancuran
Begitu pula dengan Masjid Al-Mahatta di lingkungan Tuffah Kota Gaza yang hancur total akibat serangan Israel, namun azan tetap berkumandang dari tengah reruntuhan.
Yasser Hassouna (23), tanpa ragu-ragu, pergi ke masjid pada setiap waktu salat, di mana dia mengumandangkan azan dan membaca Al-Qur'an.
“Dalam menghadapi genosida dan penargetan masjid, kami datang setiap hari ke Masjid al-Mahatta untuk mengumandangkan azan,” kata Hassouna.
“Kami bertekad untuk datang ke masjid untuk salat dan mengumandangkan azan di tengah perang genosida Israel di Gaza,” ujarnya.
(mas)
tulis komentar anda