Para Gangster Ini Culik dan Bantai 5 Turis, Dikira Anggota Geng Rival
Minggu, 31 Maret 2024 - 08:42 WIB
QUITO - Para gangster Ekuador telah menculik, menginterogasi, dan membantai lima turis. Menurut polisi, para turis tersebut menjadi korban salah target, dikira sebagai anggota geng rival.
Sekitar 20 gangster menyerbu sebuah hotel kemarin di kota pantai Ayampe di Ekuador selatan. Komandan polisi setempat, Richard Vaca, mengatakan para penyerang menculik enam orang dewasa dan seorang anak.
Menurutnya, para turis yang diculik, semuanya warga Ekuador, diinterogasi dan beberapa jam kemudian jasad lima orang dewasa ditemukan dengan luka tembak di jalan.
“Para penyerang tampaknya mengira mereka [para korban] adalah musuh dari geng narkoba saingannya,” kata Vaca, seperti dikutip AFP, Minggu (31/3/2024).
Presiden Daniel Noboa mengatakan sejauh ini satu orang telah ditangkap dalam kasus ini dan aparat pemerintah sedang melacak penyerang lainnya.
Ekuador yang pernah dianggap sebagai benteng perdamaian di Amerika Latin, kini terjerumus ke dalam krisis akibat pesatnya penyebaran kartel narkoba transnasional yang menggunakan pelabuhannya untuk mengirimkan narkoba ke Amerika Serikat dan Eropa.
Pada bulan Januari, Noboa memberlakukan keadaan darurat dan menyatakan negaranya dalam keadaan perang melawan geng-geng narkoba setelah gelombang kekerasan menyusul kaburnya seorang pemimpin geng terkenal dari penjara.
Sejak itu, pasukan militer telah dikerahkan di jalan-jalan dan mengambil kendali atas penjara-penjara di negara tersebut, di mana serangkaian kerusuhan geng dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan sekitar 460 orang terbunuh.
Ketika geng narkoba merajalela, tingkat pembunuhan di Ekuador melonjak dari enam per 100.000 penduduk pada tahun 2018 menjadi 46 per 100.000 pada tahun 2023.
Sekitar 20 gangster menyerbu sebuah hotel kemarin di kota pantai Ayampe di Ekuador selatan. Komandan polisi setempat, Richard Vaca, mengatakan para penyerang menculik enam orang dewasa dan seorang anak.
Menurutnya, para turis yang diculik, semuanya warga Ekuador, diinterogasi dan beberapa jam kemudian jasad lima orang dewasa ditemukan dengan luka tembak di jalan.
“Para penyerang tampaknya mengira mereka [para korban] adalah musuh dari geng narkoba saingannya,” kata Vaca, seperti dikutip AFP, Minggu (31/3/2024).
Presiden Daniel Noboa mengatakan sejauh ini satu orang telah ditangkap dalam kasus ini dan aparat pemerintah sedang melacak penyerang lainnya.
Ekuador yang pernah dianggap sebagai benteng perdamaian di Amerika Latin, kini terjerumus ke dalam krisis akibat pesatnya penyebaran kartel narkoba transnasional yang menggunakan pelabuhannya untuk mengirimkan narkoba ke Amerika Serikat dan Eropa.
Pada bulan Januari, Noboa memberlakukan keadaan darurat dan menyatakan negaranya dalam keadaan perang melawan geng-geng narkoba setelah gelombang kekerasan menyusul kaburnya seorang pemimpin geng terkenal dari penjara.
Sejak itu, pasukan militer telah dikerahkan di jalan-jalan dan mengambil kendali atas penjara-penjara di negara tersebut, di mana serangkaian kerusuhan geng dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan sekitar 460 orang terbunuh.
Ketika geng narkoba merajalela, tingkat pembunuhan di Ekuador melonjak dari enam per 100.000 penduduk pada tahun 2018 menjadi 46 per 100.000 pada tahun 2023.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda