AS Diam-diam Kirim Lebih Banyak Bom dan Pesawat ke Israel
Sabtu, 30 Maret 2024 - 12:01 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menandatangani transfer bom dan pesawat senilai miliaran dolar ke Israel, meskipun terjadi perselisihan politik baru-baru ini.
Sebelumnya, AS secara terbuka menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan serangan darat Israel ke kota Rafah yang padat penduduk di Gaza.
Washington Post melaporkan pengiriman lebih banyak bom AS ke Israel itu pada Jumat (29/3/2024).
“Sekitar 1.800 bom MK84 seberat 2.000 pon dan 500 bom MK82 seberat 500 pon termasuk di antara persenjataan yang diserahkan,” ungkap pejabat Pentagon dan Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar tersebut.
Selain itu, Departemen Luar Negeri AS dilaporkan mengizinkan transfer 25 pesawat dan mesin F-35A dengan nilai kasar USD2,5 miliar.
Transfer tersebut awalnya telah disetujui Kongres beberapa tahun yang lalu sebagai bagian dari bantuan militer tahunan senilai USD3 miliar+ kepada sekutu lama tersebut, sehingga tidak memerlukan pemberitahuan baru.
Penggunaan bom yang dipasok AS menambah melonjaknya angka kematian di Gaza, yang pada akhir Maret mencapai 32.000 jiwa, menurut angka terbaru yang diberikan pejabat kesehatan Palestina.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diduga menggunakan bom penghancur bunker seberat 2.000 pon dalam serangannya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza dan di sekitar kamp pengungsi Al-Shati tahun lalu.
Sebelumnya, AS secara terbuka menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan serangan darat Israel ke kota Rafah yang padat penduduk di Gaza.
Washington Post melaporkan pengiriman lebih banyak bom AS ke Israel itu pada Jumat (29/3/2024).
“Sekitar 1.800 bom MK84 seberat 2.000 pon dan 500 bom MK82 seberat 500 pon termasuk di antara persenjataan yang diserahkan,” ungkap pejabat Pentagon dan Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar tersebut.
Selain itu, Departemen Luar Negeri AS dilaporkan mengizinkan transfer 25 pesawat dan mesin F-35A dengan nilai kasar USD2,5 miliar.
Transfer tersebut awalnya telah disetujui Kongres beberapa tahun yang lalu sebagai bagian dari bantuan militer tahunan senilai USD3 miliar+ kepada sekutu lama tersebut, sehingga tidak memerlukan pemberitahuan baru.
Penggunaan bom yang dipasok AS menambah melonjaknya angka kematian di Gaza, yang pada akhir Maret mencapai 32.000 jiwa, menurut angka terbaru yang diberikan pejabat kesehatan Palestina.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diduga menggunakan bom penghancur bunker seberat 2.000 pon dalam serangannya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza dan di sekitar kamp pengungsi Al-Shati tahun lalu.
tulis komentar anda