Cerita Yugoslavia Tembak Jatuh Bomber Siluman F-117 AS dengan Rudal Antik Soviet
Kamis, 28 Maret 2024 - 10:41 WIB
MOSKOW - Hari Minggu (24/3/2024) menandai peringatan 25 tahun dimulainya agresi udara NATO selama 78 hari terhadap Yugoslavia, negara yang bubar menjadi beberapa negara baru.
Hanya tiga hari setelah agresi dimulai, unit pertahanan udara Yugoslavia menembak jatuh pesawat pengebom (bomber) siluman F-117 Nighthawk Amerika Serikat (AS) menggunakan rudal antik Soviet.
Sputnik bertanya kepada mantan Letnan Kolonel Angkatan Udara AS Karen Kwiatkowski bagaimana hal seperti itu bisa terjadi.
Pada 27 Maret 1999, unit pertahanan udara Yugoslavia menembak jatuh bomber siluman F-117 Nighthawk Angkatan Udara AS menggunakan rudal darat-ke-udara (SAM) S-125 Neva—oleh NATO dinamai SA-3 Goa—buatan Soviet. Peristiwa itu menjadi sejarah dan menandai pesawat siluman hancur dalam pertempuran untuk pertama kalinya.
Diperkenalkan ke dalam layanan militer sekitar empat dekade yang lalu pada akhir tahun 1983, armada F-117 Angkatan Udara AS yang terakhir diserahkan ke tahap semi-pensiun hanya 25 tahun kemudian pada tahun 2008, diduga karena pesawat siluman yang baru dan lebih baik telah tersedia, tetapi sebenarnya karena pesawat itu langsung menjadi usang setelah dihancurkan oleh SAM Soviet yang dirancang pada tahun 1950-an untuk melawan jet tempur generasi kedua.
Ketika pertama kali diluncurkan pada tahun 1980-an, Pentagon mengira mereka telah mendapatkan pesawat tak kasat mata yang hampir tak terkalahkan, dengan F-117 senilai USD111 juta yang menampilkan cat hamburan gelombang radar yang futuristik dan berteknologi tinggi, bentuk sudut yang unik, dan lapisan tahan radar khusus.
Pesawat pengebom tersebut antara lain dimaksudkan untuk menembus jauh ke dalam pertahanan udara Uni Soviet dan melakukan serangan nuklir jika Perang Dingin memanas.
Dalam imajinasi populer, teknologi siluman AS tahun 1980-an, termasuk F-117 dan Northrop Grumman B-2 Spirit, ditampilkan sebagai sesuatu yang mirip dengan senjata super—yang mampu memenangkan perang melawan Moskow sendirian.
Hanya tiga hari setelah agresi dimulai, unit pertahanan udara Yugoslavia menembak jatuh pesawat pengebom (bomber) siluman F-117 Nighthawk Amerika Serikat (AS) menggunakan rudal antik Soviet.
Sputnik bertanya kepada mantan Letnan Kolonel Angkatan Udara AS Karen Kwiatkowski bagaimana hal seperti itu bisa terjadi.
Pada 27 Maret 1999, unit pertahanan udara Yugoslavia menembak jatuh bomber siluman F-117 Nighthawk Angkatan Udara AS menggunakan rudal darat-ke-udara (SAM) S-125 Neva—oleh NATO dinamai SA-3 Goa—buatan Soviet. Peristiwa itu menjadi sejarah dan menandai pesawat siluman hancur dalam pertempuran untuk pertama kalinya.
Baca Juga
Diperkenalkan ke dalam layanan militer sekitar empat dekade yang lalu pada akhir tahun 1983, armada F-117 Angkatan Udara AS yang terakhir diserahkan ke tahap semi-pensiun hanya 25 tahun kemudian pada tahun 2008, diduga karena pesawat siluman yang baru dan lebih baik telah tersedia, tetapi sebenarnya karena pesawat itu langsung menjadi usang setelah dihancurkan oleh SAM Soviet yang dirancang pada tahun 1950-an untuk melawan jet tempur generasi kedua.
Ketika pertama kali diluncurkan pada tahun 1980-an, Pentagon mengira mereka telah mendapatkan pesawat tak kasat mata yang hampir tak terkalahkan, dengan F-117 senilai USD111 juta yang menampilkan cat hamburan gelombang radar yang futuristik dan berteknologi tinggi, bentuk sudut yang unik, dan lapisan tahan radar khusus.
Pesawat pengebom tersebut antara lain dimaksudkan untuk menembus jauh ke dalam pertahanan udara Uni Soviet dan melakukan serangan nuklir jika Perang Dingin memanas.
Dalam imajinasi populer, teknologi siluman AS tahun 1980-an, termasuk F-117 dan Northrop Grumman B-2 Spirit, ditampilkan sebagai sesuatu yang mirip dengan senjata super—yang mampu memenangkan perang melawan Moskow sendirian.
Lihat Juga :
tulis komentar anda