5 Motif Rusia dan Iran Memprovokasi Niger untuk Mengusir Tentara AS

Kamis, 21 Maret 2024 - 21:21 WIB
“Saat ini, wilayah Sahel, meskipun ada kemitraan ini, tetap menjadi pusat terorisme di dunia,” kata Kabir Adamu, pakar keamanan dan intelijen yang fokus di Afrika Barat dan wilayah Sahel dan berbasis di Abuja, Nigeria.

3. Dipicu Kudeta Berdarah



Foto/Reuters

Niger berada di bawah kekuasaan militer sejak Juli ketika pasukan pengawal elit yang dipimpin oleh Tchiani menahan Presiden Mohamed Bazoum yang terpilih secara demokratis dan mendeklarasikan Tchiani sebagai penguasa.

Yevgeny Prigozhin, mendiang pendiri kelompok militer Wagner yang didanai negara Rusia, memuji kudeta tersebut sebagai pembebasan yang telah lama tertunda dari Barat.

Setelah kudeta, Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) menyerukan agar Bazoum segera diaktifkan kembali, dan mengancam pemerintah militer dengan kekerasan. Rusia memperingatkan ECOWAS agar tidak mengambil tindakan seperti itu.

Niger kemudian mengusir pasukan Prancis dan Eropa lainnya, mengikuti contoh negara tetangga Mali dan Burkina Faso, yang keduanya juga mengalami kudeta militer dalam beberapa tahun terakhir.

Prancis menutup kedutaan besarnya di Niger. AS juga menangguhkan sejumlah bantuan setelah kudeta tetapi menawarkan untuk memulihkan hubungan dengan beberapa syarat pada bulan Desember. ECOWAS juga mencabut sebagian besar sanksi pada bulan Februari.

Setelah kudeta, militer AS mengkonsolidasikan pasukannya di Niger, memindahkan beberapa tentaranya dari Pangkalan Udara 101 di ibu kota ke Pangkalan Udara 201.

Sementara itu, seperti Mali dan Burkina Faso, Niger meminta dukungan Rusia.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More