5 Negara yang Salurkan Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Laut

Rabu, 20 Maret 2024 - 21:21 WIB
Banyak negara memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui jalur laut. Foto/Reuters
GAZA - Setidaknya setengah juta, atau satu dari empat orang di Gaza , menghadapi kelaparan saat bulan suci Ramadan dimulai. Israel menerapkan blokade total terhadap Gaza pada bulan Oktober dan hanya mengizinkan sedikit bantuan melalui jalan darat. Pengiriman bantuan via laut menjadi salah alternatif.

Upaya untuk membangun koridor laut ini melengkapi solusi rumit lainnya yang direncanakan oleh AS untuk membangun dermaga sementara di lepas pantai Gaza, sebuah langkah yang dikritik sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari dukungan Washington yang terus berlanjut terhadap Israel ketika kelaparan mulai terjadi dan serangan terus berlanjut.

Kenapa harus jalur laut? Militer Israel yang mempertahankan kendali ketat di perbatasan darat, dan pengiriman bantuan melalui udara dianggap mahal dan sebagian besar tidak efektif, pengiriman bantuan melalui jalur air kini dipandang sebagai hal yang penting.

5 Negara yang Salurkan Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Laut

1. Amerika Serikat



Foto/Reuters



Amerika Serikat menjadi negara terdepan yang mengumumkan dukungan mereka terhadap koridor bantuan laut, yang dibangun berdasarkan proposal, Inisiatif Amalthea.

“Pengiriman bantuan kemanusiaan langsung ke Gaza melalui laut akan menjadi hal yang rumit, dan negara kita akan terus menilai dan menyesuaikan upaya kita untuk memastikan kita memberikan bantuan seefektif mungkin,” kata pernyataan tersebut, yang ditandatangani oleh Komisi Eropa, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Siprus, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat.

Selain itu mengirimkan bantuan, AS juga memiliki rencana pembangunan dermaga terapung yang diumumkan oleh Biden, namun tidak menjelaskan bagaimana hal tersebut akan diintegrasikan dengan upaya anggota kelompok lainnya. Para

pekerja bantuan umumnya memberikan tanggapan pedas terhadap skema dermaga AS, dengan menyatakan bahwa dermaga tersebut tidak akan beroperasi selama beberapa minggu, sebuah periode waktu yang mematikan jika terjadi bencana kelaparan. Mereka juga mencatat bahwa hal itu tidak menyelesaikan masalah distribusi dan keamanan yang saat ini menghambat pengiriman bantuan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More