3 Negara Tetangga Indonesia yang Pernah Perang Antarsuku

Senin, 18 Maret 2024 - 23:23 WIB
Foto/Reuters

Melansir Time, Kelompok hak asasi manusia menuduh militer Filipina melecehkan dan membunuh anggota suku pribumi asli, yang terjebak dalam baku tembak pemberontakan komunis yang telah berlangsung lama di pulau paling selatan di kepulauan itu, Mindanao.

“Pada dasarnya sedang terjadi perang saudara dan hal itu tidak dapat disangkal,” Carlos Conde, peneliti HRW yang berbasis di Filipina, mengatakan kepada TIME. “Ketakutan pada banyak dari orang-orang ini terlihat jelas ketika Anda berbicara dengan mereka.”

Sengketa mengenai sumber daya dan lahan tampaknya menjadi akar dari sebagian kekerasan yang terjadi. Menurut Oona Thommes Paredes, antropolog di Universitas Nasional Singapura, beberapa Lumad bergabung dengan Tentara Rakyat Baru pada tahun 1970an untuk melawan perambahan oleh perusahaan pertambangan dan penebangan kayu di tanah mereka.

Selain itu, perang klan, atau rido, adalah permusuhan berulang antara keluarga dan kelompok kekerabatan yang ditandai dengan serangkaian tindakan kekerasan balasan untuk membalas pelanggaran yang nyata atau yang dianggap pelanggaran.

Seluruh keluarga dapat menjadi sasaran pembalasan, sehingga memicu siklus kekerasan yang dapat berubah menjadi konflik antargenerasi.

“Pemerintahan baru [Bangsamoro] menjanjikan perdamaian dan keamanan di kawasan ini. Namun, rido adalah salah satu faktor utama yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan proses perdamaian,” kata Yasmira Moner, profesor pemerintahan pasca-konflik di Universitas Negeri Mindanao, kepada DW.

“Tanpa penyelesaian rido, kekerasan dapat meluas ke komunitas lain hingga menjadi konflik berskala besar,” kata Moner.

3. Myanmar



Foto/Reuters

Perang antarsuku juga terjadi di Myanmar. Itu mewarnai perang karena pemberontakan etnis di Myanmar melawan tentara junta Myanmar. Pasalnya, konflik Myanmar tidak bisa dilepaskan dari peran peran suku yang memiliki pemberontak.

Melansir Al Jazeera, aliansi kelompok pemberontak etnis di Myanmar telah melancarkan serangan terkoordinasi terhadap militer di seluruh wilayah utara negara itu pada akhir tahun lalu.

Perkembangan itu menimbulkan tantangan baru bagi para jenderal yang merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih pada bulan Februari 2021 dan telah berjuang untuk memadamkan perlawanan terhadap pemerintahan tersebut.

Aliansi Persaudaraan – yang terdiri dari Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), Tentara Arakan (AA) dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) – melancarkan “operasi militer”.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More