Kapal Pertama dengan Bantuan Kemanusiaan Tinggalkan Siprus Menuju Gaza
Selasa, 12 Maret 2024 - 18:44 WIB
JALUR GAZA - Kapal pertama yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza telah memulai perjalanannya di bawah Inisiatif Koridor Maritim Siprus.
Presiden Siprus Nikos Christodoulides menjelaskan hal itu pada Selasa (12/3/2024).
“Perjalanan Amalthia adalah salah satu harapan dan kemanusiaan, dan ini baru saja dimulai. Kapal pertama dalam konteks Inisiatif Koridor Maritim Siprus untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza telah berlayar. Ini adalah penyelamat bagi warga sipil,” ungkap Presiden Siprus di X.
Sebelumnya pada hari itu, Kantor Berita Siprus (CNA) melaporkan kapal bantuan Open Arms telah meninggalkan pelabuhan Larnaca membawa 200 ton bantuan kemanusiaan sebagai bagian dari Inisiatif Amalthea yang dipimpin Siprus.
Kapal tersebut diperkirakan akan mencapai tujuannya dalam dua hari, menurut kantor berita tersebut.
Pekan lalu, Komisi Eropa, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Siprus, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat mengumumkan aktivasi koridor maritim untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pemerintah Israel menyambut baik inisiatif Siprus dan berjanji membantu memfasilitasi transfer bantuan ke wilayah tersebut.
Pada November 2023, Christodoulides mengungkapkan rincian rencananya membangun koridor laut untuk pengiriman bantuan kemanusiaan langsung ke Jalur Gaza.
Presiden menyarankan agar kantor pusat operasional berlokasi di kota Larnaca, Siprus, yang merupakan lokasi pelabuhan utama Mediterania yang memiliki kapasitas menyimpan sekitar 100.000 ton bantuan untuk Gaza.
“Bantuan tersebut akan dikumpulkan dan diperiksa petugas bea cukai di Larnaca,” ungkap Christodoulides.
“Kapal kargo yang membawa bantuan harus dikonvoi oleh kapal militer,” ujar dia. Kapal-kapal tersebut akan diturunkan di tepi barat daya Jalur Gaza dan kemudian diserahkan kepada otoritas sipil Palestina.
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza dan melanggar perbatasan, menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 lainnya.
Israel kemudian membunuh lebih dari 31.100 orang Palestina di Jalur Gaza, menurut pemerintah setempat.
Pada 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan Hamas di Gaza.
Presiden Siprus Nikos Christodoulides menjelaskan hal itu pada Selasa (12/3/2024).
“Perjalanan Amalthia adalah salah satu harapan dan kemanusiaan, dan ini baru saja dimulai. Kapal pertama dalam konteks Inisiatif Koridor Maritim Siprus untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza telah berlayar. Ini adalah penyelamat bagi warga sipil,” ungkap Presiden Siprus di X.
Sebelumnya pada hari itu, Kantor Berita Siprus (CNA) melaporkan kapal bantuan Open Arms telah meninggalkan pelabuhan Larnaca membawa 200 ton bantuan kemanusiaan sebagai bagian dari Inisiatif Amalthea yang dipimpin Siprus.
Kapal tersebut diperkirakan akan mencapai tujuannya dalam dua hari, menurut kantor berita tersebut.
Pekan lalu, Komisi Eropa, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Siprus, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat mengumumkan aktivasi koridor maritim untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pemerintah Israel menyambut baik inisiatif Siprus dan berjanji membantu memfasilitasi transfer bantuan ke wilayah tersebut.
Pada November 2023, Christodoulides mengungkapkan rincian rencananya membangun koridor laut untuk pengiriman bantuan kemanusiaan langsung ke Jalur Gaza.
Presiden menyarankan agar kantor pusat operasional berlokasi di kota Larnaca, Siprus, yang merupakan lokasi pelabuhan utama Mediterania yang memiliki kapasitas menyimpan sekitar 100.000 ton bantuan untuk Gaza.
“Bantuan tersebut akan dikumpulkan dan diperiksa petugas bea cukai di Larnaca,” ungkap Christodoulides.
“Kapal kargo yang membawa bantuan harus dikonvoi oleh kapal militer,” ujar dia. Kapal-kapal tersebut akan diturunkan di tepi barat daya Jalur Gaza dan kemudian diserahkan kepada otoritas sipil Palestina.
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza dan melanggar perbatasan, menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 lainnya.
Israel kemudian membunuh lebih dari 31.100 orang Palestina di Jalur Gaza, menurut pemerintah setempat.
Pada 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan Hamas di Gaza.
(sya)
tulis komentar anda