Trump PeDe Bisa Damaikan Palestina-Israel
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 14:12 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meyakini bahwa Palestina akan mencari perdamaian dengan Israel . Hal itu diungkapkannya setelah ia berhasil memfasilitasi normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel .
"Saya melihat pada akhirnya orang-orang Palestina, saya melihat perdamaian antara Israel dan Palestina - saya melihat itu terjadi," katanya dalam konferensi pers seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (14/8/2020).
(Baca juga: Hamas Kecam Kesepakatan Normalisasi Hubungan UEA-Israel )
Trump berhasil mendapatkan kemenangan diplomasi langka di Timur Tengah menjelang pemilu presiden pada 3 November mendatang dengan membantu menengahi kesepakatan antara sekutu Amerika, Israel, dengan UEA.
Monarki Teluk dan Israel menyetujui normalisasi hubungan diplomatik. Israel juga mengatakan akan menangguhkan wilayah pencaplokan Tepi Barat yang diduduki seperti yang telah direncanakan.
(Baca: Israel Hancurkan 313 Rumah Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem )
Segera setelah dia menandatangani perjanjian melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, salah satu pendukung terkuatnya, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed, Trump menyebutnya sebagai "terobosan besar" di Twitter dan mengatakan kepada wartawan kesepakatan serupa di Timur Tengah lainnya sedang dikerjakan.
Kesempatan untuk berperan sebagai negarawan global sangat menarik bagi Trump, yang tertinggal dalam jajak pendapat publik jelang pertempuran pemilu yang sulit melawan penantangnya asal Partai , Joe Biden, dan telah berjuang untuk menahan pandemi virus Corona yang telah menghantam ekonomi AS.
Dua upaya utama Presiden asal Partai Republik di Timur Tengah telah gagal dalam setahun terakhir. Perjanjian baru, yang dikenal sebagai Abraham Accord, berpotensi berdampak pada keduanya.
Trump tidak dapat merundingkan apa yang disebut sebagai " kesepakatan abad ini " antara Israel dan Palestina, dan rencana perdamaian yang dia usulkan pada Januari yang sangat disukai Israel belum berkembang secara signifikan.
Trump, yang meninggalkan kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, juga tidak bisa mendapatkan konsesi dari Teheran meskipun ada kampanye "tekanan maksimum" yang bertujuan untuk mengisolasi Iran.
Israel dan UEA, bersama dengan sekutu regional kuat AS lainnya yaitu Arab Saudi, menganggap Iran sebagai musuh penting, memperkuat oposisi bersama mereka terhadap Teheran.
"Saya melihat pada akhirnya orang-orang Palestina, saya melihat perdamaian antara Israel dan Palestina - saya melihat itu terjadi," katanya dalam konferensi pers seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (14/8/2020).
(Baca juga: Hamas Kecam Kesepakatan Normalisasi Hubungan UEA-Israel )
Trump berhasil mendapatkan kemenangan diplomasi langka di Timur Tengah menjelang pemilu presiden pada 3 November mendatang dengan membantu menengahi kesepakatan antara sekutu Amerika, Israel, dengan UEA.
Monarki Teluk dan Israel menyetujui normalisasi hubungan diplomatik. Israel juga mengatakan akan menangguhkan wilayah pencaplokan Tepi Barat yang diduduki seperti yang telah direncanakan.
(Baca: Israel Hancurkan 313 Rumah Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem )
Segera setelah dia menandatangani perjanjian melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, salah satu pendukung terkuatnya, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed, Trump menyebutnya sebagai "terobosan besar" di Twitter dan mengatakan kepada wartawan kesepakatan serupa di Timur Tengah lainnya sedang dikerjakan.
Kesempatan untuk berperan sebagai negarawan global sangat menarik bagi Trump, yang tertinggal dalam jajak pendapat publik jelang pertempuran pemilu yang sulit melawan penantangnya asal Partai , Joe Biden, dan telah berjuang untuk menahan pandemi virus Corona yang telah menghantam ekonomi AS.
Dua upaya utama Presiden asal Partai Republik di Timur Tengah telah gagal dalam setahun terakhir. Perjanjian baru, yang dikenal sebagai Abraham Accord, berpotensi berdampak pada keduanya.
Trump tidak dapat merundingkan apa yang disebut sebagai " kesepakatan abad ini " antara Israel dan Palestina, dan rencana perdamaian yang dia usulkan pada Januari yang sangat disukai Israel belum berkembang secara signifikan.
Trump, yang meninggalkan kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, juga tidak bisa mendapatkan konsesi dari Teheran meskipun ada kampanye "tekanan maksimum" yang bertujuan untuk mengisolasi Iran.
Israel dan UEA, bersama dengan sekutu regional kuat AS lainnya yaitu Arab Saudi, menganggap Iran sebagai musuh penting, memperkuat oposisi bersama mereka terhadap Teheran.
(ber)
tulis komentar anda