Militer Israel Malah Salahkan 118 Warga Palestina yang Dibantai saat Berebut Makanan
Senin, 04 Maret 2024 - 07:51 WIB
“Mayoritas warga Palestina tewas atau terluka akibat terinjak-injak,” katanya.
Menurutnya, pada saat itu, setelah melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa, tentara IDF mulai mundur.
"Beberapa penjarah mendekati pasukan kami dan memberikan ancaman langsung kepada mereka. Berdasarkan tinjauan awal, tentara tersebut menyerang beberapa orang," katanya dalam pernyataan awal tak lama setelah tragedi itu terjadi.
Muatasem Salah, anggota Komite Darurat Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan ada lebih dari 1.000 korban, tewas dan terluka, akibat tragedi tersebut.
Dia menolak temuan tinjauan militer Israel.
“Setiap upaya untuk mengeklaim bahwa orang-orang menjadi martir karena kepadatan penduduk atau terlindas adalah tindakan yang tidak benar. Yang terluka dan syahid adalah akibat ditembak dengan peluru kaliber besar,” katanya kepada Reuters, Senin (4/3/2024).
Banyak sekutu terdekat Israel, termasuk Amerika Serikat, menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut, yang menggarisbawahi krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza dan kondisi yang semakin kacau di mana sejumlah kecil bantuan yang mencapai daerah kantong tersebut didistribusikan.
Organisasi bantuan internasional telah memperingatkan bahwa ratusan ribu orang di Gaza menghadapi ancaman kelaparan, sekitar lima bulan setelah pasukan Israel melancarkan invasi menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Serangan Hamas tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing, merupakan insiden satu hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel dan Israel membalasnya dengan serangan tanpa henti yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina.
Menurutnya, pada saat itu, setelah melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa, tentara IDF mulai mundur.
"Beberapa penjarah mendekati pasukan kami dan memberikan ancaman langsung kepada mereka. Berdasarkan tinjauan awal, tentara tersebut menyerang beberapa orang," katanya dalam pernyataan awal tak lama setelah tragedi itu terjadi.
Muatasem Salah, anggota Komite Darurat Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan ada lebih dari 1.000 korban, tewas dan terluka, akibat tragedi tersebut.
Dia menolak temuan tinjauan militer Israel.
“Setiap upaya untuk mengeklaim bahwa orang-orang menjadi martir karena kepadatan penduduk atau terlindas adalah tindakan yang tidak benar. Yang terluka dan syahid adalah akibat ditembak dengan peluru kaliber besar,” katanya kepada Reuters, Senin (4/3/2024).
Banyak sekutu terdekat Israel, termasuk Amerika Serikat, menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut, yang menggarisbawahi krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza dan kondisi yang semakin kacau di mana sejumlah kecil bantuan yang mencapai daerah kantong tersebut didistribusikan.
Organisasi bantuan internasional telah memperingatkan bahwa ratusan ribu orang di Gaza menghadapi ancaman kelaparan, sekitar lima bulan setelah pasukan Israel melancarkan invasi menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Serangan Hamas tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing, merupakan insiden satu hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel dan Israel membalasnya dengan serangan tanpa henti yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina.
(mas)
tulis komentar anda