Militer Israel Malah Salahkan 118 Warga Palestina yang Dibantai saat Berebut Makanan
Senin, 04 Maret 2024 - 07:51 WIB
TEL AVIV - Militer Israel malah menyalahkan para warga Palestina yang menjadi korban dalam insiden berebut bantuan makanan di dekat Kota Gaza pada Kamis lalu.
Pada hari itu, sebanyak 118 warga Palestina tewas dan sekitar 750 lainnya terluka setelah tentara Israel melepaskan tembakan ke arah mereka.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim ratusan warga Palestina tersebut meninggal akibat terinjak-injak, bukan karena tembakan tentara Zionis.
“IDF telah menyelesaikan tinjauan awal atas insiden malang di mana warga sipil Gaza terinjak-injak hingga tewas dan terluka saat mereka menuju konvoi bantuan,” kata juru bicara militer Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
“Tinjauan awal kami mengonfirmasi bahwa tidak ada serangan yang dilakukan IDF terhadap konvoi bantuan.”
Klaim IDF bertolak belakang dengan pernyataan otoritas kesehatan Gaza yang mengatakan para korban yang dibawa ke rumah sakit terkena amunisi kaliber besar.
Pernyataan IDF muncul di tengah kecaman internasional atas kematian massal warga Palestina tersebut.
Hagari pada dasarnya menegaskan kembali klaim yang dibuatnya sebelum penyelidikan IDF, dengan mengatakan bahwa tentara memfasilitasi pengiriman bantuan dan melepaskan tembakan peringatan ketika warga sipil menyerbu ke arah konvoi kemanusiaan saat melihat truk tersebut.
“Mayoritas warga Palestina tewas atau terluka akibat terinjak-injak,” katanya.
Menurutnya, pada saat itu, setelah melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa, tentara IDF mulai mundur.
"Beberapa penjarah mendekati pasukan kami dan memberikan ancaman langsung kepada mereka. Berdasarkan tinjauan awal, tentara tersebut menyerang beberapa orang," katanya dalam pernyataan awal tak lama setelah tragedi itu terjadi.
Muatasem Salah, anggota Komite Darurat Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan ada lebih dari 1.000 korban, tewas dan terluka, akibat tragedi tersebut.
Dia menolak temuan tinjauan militer Israel.
“Setiap upaya untuk mengeklaim bahwa orang-orang menjadi martir karena kepadatan penduduk atau terlindas adalah tindakan yang tidak benar. Yang terluka dan syahid adalah akibat ditembak dengan peluru kaliber besar,” katanya kepada Reuters, Senin (4/3/2024).
Banyak sekutu terdekat Israel, termasuk Amerika Serikat, menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut, yang menggarisbawahi krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza dan kondisi yang semakin kacau di mana sejumlah kecil bantuan yang mencapai daerah kantong tersebut didistribusikan.
Organisasi bantuan internasional telah memperingatkan bahwa ratusan ribu orang di Gaza menghadapi ancaman kelaparan, sekitar lima bulan setelah pasukan Israel melancarkan invasi menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Serangan Hamas tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing, merupakan insiden satu hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel dan Israel membalasnya dengan serangan tanpa henti yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Pada hari itu, sebanyak 118 warga Palestina tewas dan sekitar 750 lainnya terluka setelah tentara Israel melepaskan tembakan ke arah mereka.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim ratusan warga Palestina tersebut meninggal akibat terinjak-injak, bukan karena tembakan tentara Zionis.
“IDF telah menyelesaikan tinjauan awal atas insiden malang di mana warga sipil Gaza terinjak-injak hingga tewas dan terluka saat mereka menuju konvoi bantuan,” kata juru bicara militer Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
“Tinjauan awal kami mengonfirmasi bahwa tidak ada serangan yang dilakukan IDF terhadap konvoi bantuan.”
Baca Juga
Klaim IDF bertolak belakang dengan pernyataan otoritas kesehatan Gaza yang mengatakan para korban yang dibawa ke rumah sakit terkena amunisi kaliber besar.
Pernyataan IDF muncul di tengah kecaman internasional atas kematian massal warga Palestina tersebut.
Hagari pada dasarnya menegaskan kembali klaim yang dibuatnya sebelum penyelidikan IDF, dengan mengatakan bahwa tentara memfasilitasi pengiriman bantuan dan melepaskan tembakan peringatan ketika warga sipil menyerbu ke arah konvoi kemanusiaan saat melihat truk tersebut.
“Mayoritas warga Palestina tewas atau terluka akibat terinjak-injak,” katanya.
Menurutnya, pada saat itu, setelah melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa, tentara IDF mulai mundur.
"Beberapa penjarah mendekati pasukan kami dan memberikan ancaman langsung kepada mereka. Berdasarkan tinjauan awal, tentara tersebut menyerang beberapa orang," katanya dalam pernyataan awal tak lama setelah tragedi itu terjadi.
Muatasem Salah, anggota Komite Darurat Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan ada lebih dari 1.000 korban, tewas dan terluka, akibat tragedi tersebut.
Dia menolak temuan tinjauan militer Israel.
“Setiap upaya untuk mengeklaim bahwa orang-orang menjadi martir karena kepadatan penduduk atau terlindas adalah tindakan yang tidak benar. Yang terluka dan syahid adalah akibat ditembak dengan peluru kaliber besar,” katanya kepada Reuters, Senin (4/3/2024).
Banyak sekutu terdekat Israel, termasuk Amerika Serikat, menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut, yang menggarisbawahi krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza dan kondisi yang semakin kacau di mana sejumlah kecil bantuan yang mencapai daerah kantong tersebut didistribusikan.
Organisasi bantuan internasional telah memperingatkan bahwa ratusan ribu orang di Gaza menghadapi ancaman kelaparan, sekitar lima bulan setelah pasukan Israel melancarkan invasi menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Serangan Hamas tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing, merupakan insiden satu hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel dan Israel membalasnya dengan serangan tanpa henti yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(mas)
tulis komentar anda