Asal-usul Jet Tempur Siluman, dari Pesawat Kayu Lapis Hitler hingga F-35 AS
Senin, 26 Februari 2024 - 15:05 WIB
JAKARTA - Jet tempur siluman sejatinya adalah pesawat yang menggunakan teknologi stealth atau fitur antiradar. Pesawat semacam ini tenar dengan munculnya jet tempur F-35 Amerika Serikat (AS) yang telah digunakan oleh banyak negara.
Namun, pesawat berteknologi siluman sebenarnya sudah muncul pada era Perang Dunia II. Lebih tepatnya, rezim Nazi Jerman piminan Adolf Hitler adalah pihak yang pertama kali mengembangkan pesawat tempur siluman.
Pada tahun 1943, Jerman mulai mengembangkan pesawat tempur siluman pertama, Horten Ho 229. Ini adalah pesawat yang dikembangkan rezim Hitler.
Pesawat ini memiliki desain sayap terdepan yang unik dan terbuat dari kayu lapis untuk mengurangi pantulan radar.
Namun pengembangan pesawat tempur siluman oleh Jerman terhenti setelah rezim Hitler tumbang dalam Perang Dunia II.
Kemudian pada tahun 1950-an, Amerika Serikat (AS) mulai mengembangkan pesawat pengebom siluman, F-117 Nighthawk.
Pesawat ini menggunakan teknologi radar canggih dan bahan penyerap radar untuk membuatnya hampir tidak terlihat oleh radar.
Pada 1970-an, teknologi siluman terus berkembang dengan penggunaan bahan komposit dan desain pesawat yang lebih canggih.
Pada 1980-an, F-117 Nighthawk mulai digunakan dalam operasi militer, dan terbukti sangat efektif dalam menembus pertahanan udara musuh.
Pada 1990-an, semakin banyak negara mulai mengembangkan jet tempur siluman mereka sendiri, seperti F-22 Raptor AS hingga Sukhoi Su-57 Rusia.
Pada tahun 1980-an, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) mulai mengembangkan pesawat tempur siluman generasi baru yang dapat mendominasi pertempuran udara di masa depan.
Program Advanced Tactical Fighter (ATF) diluncurkan untuk mengembangkan pesawat tempur siluman yang memiliki kemampuan superioritas udara.
Dua perusahaan, Lockheed Martin dan Northrop, dikontrak untuk membangun prototipe-nya.
Lockheed Martin YF-22 dan Northrop YF-23 dipilih sebagai prototipe.
YF-22 terbukti lebih unggul dalam hal kinerja dan desain, dan dipilih untuk diproduksi sebagai F-22 Raptor.
F-22 Raptor melakukan penerbangan perdananya pada tahun 1997 dan mulai beroperasi pada tahun 2005.
F-22 Raptor diklaim sebagai jet tempur siluman generasi kelima yang memiliki kemampuan luar biasa. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan supersonik tanpa afterburner, dan memiliki manuver yang luar biasa.
F-22 Raptor dilengkapi dengan radar canggih, sistem persenjataan internal, dan teknologi siluman yang membuatnya sulit dideteksi oleh radar musuh.
Namun, pesawat ini adalah program yang sangat mahal, dan telah dikritik karena biayanya yang tinggi. Pesawat ini hanya digunakan secara ekslusif oleh AS, dan dilarang diekspor ke negara lain.
Pengembangan F-35 dimulai pada tahun 1990-an sebagai bagian dari program Joint Strike Fighter (JSF) yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Tujuan program JSF adalah untuk mengembangkan jet tempur siluman multi-peran yang dapat digunakan oleh Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir AS.
Lockheed Martin memenangkan kontrak untuk mengembangkan F-35 pada tahun 2001.
F-35 melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 2006. Pesawat ini mengalami beberapa penundaan dan masalah selama pengembangan, tetapi akhirnya mulai beroperasi pada tahun 2015.
Ada tiga varian utama F-35, yakni F-35A (varian konvensional untuk Angkatan Udara), F-35B (varian lepas landas pendek dan pendaratan vertikal (STOVL) untuk Korps Marinir), dan F-35C (Varian berbasis kapal induk untuk Angkatan Laut).
F-35 digunakan oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Israel, Australia, dan Jepang. Sebagian besar negara NATO mengoperasikan jet tempur ini.
Ini adalah jet tempur siluman pertama Rusia yang dikembangkan oleh Sukhoi. Oleh NATO, pesawat ini dinamai sebagai Felon.
Pesawat ini dirancang untuk menghancurkan semua jenis target, baik udara, darat, maupun laut.
Pada 1980-an, Uni Soviet mulai mengembangkan jet tempur generasi kelima sebagai respon terhadap pengembangan F-22 Raptor di Amerika Serikat.
Pada 2002, Sukhoi memenangkan tender untuk mengembangkan jet tempur generasi kelima Rusia.
Pada 2010, prototipe pertama Su-57 melakukan penerbangan perdananya.
Pada 2011, Su-57 menerima nama resmi "Felon" dari NATO. Kemudian, pada 2017, Su-57 mulai diproduksi massal dan pada 2019, Su-57 pertama kali digunakan dalam operasi militer di Suriah.
Namun, pesawat berteknologi siluman sebenarnya sudah muncul pada era Perang Dunia II. Lebih tepatnya, rezim Nazi Jerman piminan Adolf Hitler adalah pihak yang pertama kali mengembangkan pesawat tempur siluman.
Asal-usul Jet Tempur Siluman
Pada tahun 1943, Jerman mulai mengembangkan pesawat tempur siluman pertama, Horten Ho 229. Ini adalah pesawat yang dikembangkan rezim Hitler.
Pesawat ini memiliki desain sayap terdepan yang unik dan terbuat dari kayu lapis untuk mengurangi pantulan radar.
Namun pengembangan pesawat tempur siluman oleh Jerman terhenti setelah rezim Hitler tumbang dalam Perang Dunia II.
Kemudian pada tahun 1950-an, Amerika Serikat (AS) mulai mengembangkan pesawat pengebom siluman, F-117 Nighthawk.
Pesawat ini menggunakan teknologi radar canggih dan bahan penyerap radar untuk membuatnya hampir tidak terlihat oleh radar.
Pada 1970-an, teknologi siluman terus berkembang dengan penggunaan bahan komposit dan desain pesawat yang lebih canggih.
Pada 1980-an, F-117 Nighthawk mulai digunakan dalam operasi militer, dan terbukti sangat efektif dalam menembus pertahanan udara musuh.
Pada 1990-an, semakin banyak negara mulai mengembangkan jet tempur siluman mereka sendiri, seperti F-22 Raptor AS hingga Sukhoi Su-57 Rusia.
1. Jet Tempur Siluman F-22 Raptor
Pada tahun 1980-an, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) mulai mengembangkan pesawat tempur siluman generasi baru yang dapat mendominasi pertempuran udara di masa depan.
Program Advanced Tactical Fighter (ATF) diluncurkan untuk mengembangkan pesawat tempur siluman yang memiliki kemampuan superioritas udara.
Dua perusahaan, Lockheed Martin dan Northrop, dikontrak untuk membangun prototipe-nya.
Lockheed Martin YF-22 dan Northrop YF-23 dipilih sebagai prototipe.
YF-22 terbukti lebih unggul dalam hal kinerja dan desain, dan dipilih untuk diproduksi sebagai F-22 Raptor.
F-22 Raptor melakukan penerbangan perdananya pada tahun 1997 dan mulai beroperasi pada tahun 2005.
F-22 Raptor diklaim sebagai jet tempur siluman generasi kelima yang memiliki kemampuan luar biasa. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan supersonik tanpa afterburner, dan memiliki manuver yang luar biasa.
F-22 Raptor dilengkapi dengan radar canggih, sistem persenjataan internal, dan teknologi siluman yang membuatnya sulit dideteksi oleh radar musuh.
Namun, pesawat ini adalah program yang sangat mahal, dan telah dikritik karena biayanya yang tinggi. Pesawat ini hanya digunakan secara ekslusif oleh AS, dan dilarang diekspor ke negara lain.
2. Jet Tempur Siluman F-35
Pengembangan F-35 dimulai pada tahun 1990-an sebagai bagian dari program Joint Strike Fighter (JSF) yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Tujuan program JSF adalah untuk mengembangkan jet tempur siluman multi-peran yang dapat digunakan oleh Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir AS.
Lockheed Martin memenangkan kontrak untuk mengembangkan F-35 pada tahun 2001.
F-35 melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 2006. Pesawat ini mengalami beberapa penundaan dan masalah selama pengembangan, tetapi akhirnya mulai beroperasi pada tahun 2015.
Ada tiga varian utama F-35, yakni F-35A (varian konvensional untuk Angkatan Udara), F-35B (varian lepas landas pendek dan pendaratan vertikal (STOVL) untuk Korps Marinir), dan F-35C (Varian berbasis kapal induk untuk Angkatan Laut).
F-35 digunakan oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Israel, Australia, dan Jepang. Sebagian besar negara NATO mengoperasikan jet tempur ini.
3. Jet Tempur Siluman Su-57
Ini adalah jet tempur siluman pertama Rusia yang dikembangkan oleh Sukhoi. Oleh NATO, pesawat ini dinamai sebagai Felon.
Pesawat ini dirancang untuk menghancurkan semua jenis target, baik udara, darat, maupun laut.
Pada 1980-an, Uni Soviet mulai mengembangkan jet tempur generasi kelima sebagai respon terhadap pengembangan F-22 Raptor di Amerika Serikat.
Pada 2002, Sukhoi memenangkan tender untuk mengembangkan jet tempur generasi kelima Rusia.
Pada 2010, prototipe pertama Su-57 melakukan penerbangan perdananya.
Pada 2011, Su-57 menerima nama resmi "Felon" dari NATO. Kemudian, pada 2017, Su-57 mulai diproduksi massal dan pada 2019, Su-57 pertama kali digunakan dalam operasi militer di Suriah.
(mas)
tulis komentar anda