Eks Jenderal Zionis: Angkatan Darat Israel Kacau Total dalam Perang Gaza
Minggu, 25 Februari 2024 - 07:32 WIB
“Saya katakan kepadanya bahwa Angkatan Darat belum siap berperang segera karena ada tentara yang belum berlatih selama lima tahun, dan ada kekurangan peralatan,” kata Brik.
“Saya mengatakan kepadanya, ‘Biarkan mereka berlatih dan memperlengkapi diri mereka sendiri karena saat ini masyarakatlah yang membeli peralatan tersebut'. Untungnya, (Netanyahu) mendengarkannya, menelepon menteri pertahanan, dan membekukan izin masuk ke Gaza selama dua minggu," imbuh dia.
Terlepas dari klaim Brik, penundaan invasi darat ke Gaza, yang ternyata berakhir buruk, adalah akibat dari ketakutan bahwa kelompok perlawanan Palestina sudah siap menghadapi skenario tersebut.
Menurut juru bicara sayap militer Hamas Brigade al-Qassam, Abu Ubidah, Hamas sendiri telah menghancurkan lebih dari 1.100 kendaraan militer Israel.
Sebagian besar peralatan yang hancur, hampir 1.000, adalah tank Merkava.
Selain itu, Brigade al-Quds dan kelompok perlawanan lainnya juga telah menghancurkan sejumlah besar persenjataan Israel, selain membunuh dan melukai ribuan tentara Zionis.
Para analis militer berpendapat bahwa kesengsaraan militer Israel di Gaza semakin parah karena penarikan pasukan Israel dalam waktu dekat akan dianggap sebagai kekalahan total, sementara jika perang berkepanjangan berarti kerugian militer yang lebih besar.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 29.606 warga Palestina telah terbunuh, dan 69.737 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai 7 Oktober 2023.
Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Israel mengatakan 1.200 tentara dan warga sipil tewas dalam Operasi Badai al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023.
“Saya mengatakan kepadanya, ‘Biarkan mereka berlatih dan memperlengkapi diri mereka sendiri karena saat ini masyarakatlah yang membeli peralatan tersebut'. Untungnya, (Netanyahu) mendengarkannya, menelepon menteri pertahanan, dan membekukan izin masuk ke Gaza selama dua minggu," imbuh dia.
Terlepas dari klaim Brik, penundaan invasi darat ke Gaza, yang ternyata berakhir buruk, adalah akibat dari ketakutan bahwa kelompok perlawanan Palestina sudah siap menghadapi skenario tersebut.
Menurut juru bicara sayap militer Hamas Brigade al-Qassam, Abu Ubidah, Hamas sendiri telah menghancurkan lebih dari 1.100 kendaraan militer Israel.
Sebagian besar peralatan yang hancur, hampir 1.000, adalah tank Merkava.
Selain itu, Brigade al-Quds dan kelompok perlawanan lainnya juga telah menghancurkan sejumlah besar persenjataan Israel, selain membunuh dan melukai ribuan tentara Zionis.
Para analis militer berpendapat bahwa kesengsaraan militer Israel di Gaza semakin parah karena penarikan pasukan Israel dalam waktu dekat akan dianggap sebagai kekalahan total, sementara jika perang berkepanjangan berarti kerugian militer yang lebih besar.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 29.606 warga Palestina telah terbunuh, dan 69.737 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai 7 Oktober 2023.
Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Israel mengatakan 1.200 tentara dan warga sipil tewas dalam Operasi Badai al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023.
tulis komentar anda