Kanal Ben Gurion, Proyek Ambisius Israel setelah Mengusir Warga Gaza
Rabu, 21 Februari 2024 - 14:01 WIB
Rute ini lebih dari 100 km lebih panjang daripada Terusan Suez, tetapi diharapkan dapat mengurangi biaya dan waktu perjalanan bagi kapal yang berlayar antara Eropa dan Asia.
Proyek Kanal Ben Gurion menghadapi banyak tantangan, baik teknis maupun politis. Secara teknis, proyek ini membutuhkan dana yang sangat besar, diperkirakan mencapai USD100 miliar, dan juga menghadapi masalah lingkungan, seperti dampak pada ekosistem Laut Mati dan Laut Merah.
Secara politis, proyek ini menimbulkan keberatan dari negara-negara tetangga, terutama Mesir, yang khawatir kehilangan pendapatan dari Terusan Suez dan juga merasa terancam oleh ambisi Israel.
Selain itu, proyek ini juga membutuhkan pengosongan wilayah Jalur Gaza, yang merupakan bagian dari tanah Palestina yang kini dikuasai Hamas.
Jalur Gaza adalah wilayah sempit yang berbatasan dengan Laut Mediterania, Mesir, dan Israel. Wilayah ini memiliki luas sekitar 365 km persegi dan dihuni sekitar 2 juta orang, sebagian besar pengungsi Palestina yang diusir dari tanah mereka oleh Israel.
Gaza adalah salah satu wilayah paling padat penduduk dan termiskin di dunia, dengan tingkat kemiskinan mencapai 53% dan tingkat pengangguran mencapai 49%, menurut Bank Dunia.
Sejak tahun 2007, Gaza telah berada di bawah blokade Israel, yang membatasi pergerakan orang dan barang keluar dan masuk wilayah tersebut.
Blokade ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan kekurangan makanan, air, listrik, obat-obatan, dan bahan bangunan.
Gaza juga sering menjadi sasaran serangan militer Israel, yang mengklaim sebagai tanggapan terhadap roket yang ditembakkan Hamas, gerakan perlawanan Palestina yang menguasai Gaza.
Proyek Kanal Ben Gurion menghadapi banyak tantangan, baik teknis maupun politis. Secara teknis, proyek ini membutuhkan dana yang sangat besar, diperkirakan mencapai USD100 miliar, dan juga menghadapi masalah lingkungan, seperti dampak pada ekosistem Laut Mati dan Laut Merah.
Secara politis, proyek ini menimbulkan keberatan dari negara-negara tetangga, terutama Mesir, yang khawatir kehilangan pendapatan dari Terusan Suez dan juga merasa terancam oleh ambisi Israel.
Selain itu, proyek ini juga membutuhkan pengosongan wilayah Jalur Gaza, yang merupakan bagian dari tanah Palestina yang kini dikuasai Hamas.
Gaza: Wilayah yang Terkepung dan Dibombardir
Jalur Gaza adalah wilayah sempit yang berbatasan dengan Laut Mediterania, Mesir, dan Israel. Wilayah ini memiliki luas sekitar 365 km persegi dan dihuni sekitar 2 juta orang, sebagian besar pengungsi Palestina yang diusir dari tanah mereka oleh Israel.
Gaza adalah salah satu wilayah paling padat penduduk dan termiskin di dunia, dengan tingkat kemiskinan mencapai 53% dan tingkat pengangguran mencapai 49%, menurut Bank Dunia.
Sejak tahun 2007, Gaza telah berada di bawah blokade Israel, yang membatasi pergerakan orang dan barang keluar dan masuk wilayah tersebut.
Blokade ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan kekurangan makanan, air, listrik, obat-obatan, dan bahan bangunan.
Gaza juga sering menjadi sasaran serangan militer Israel, yang mengklaim sebagai tanggapan terhadap roket yang ditembakkan Hamas, gerakan perlawanan Palestina yang menguasai Gaza.
Lihat Juga :
tulis komentar anda