Kerusuhan Tak Kunjung Reda, AS Berencana Sanksi Belarus
Kamis, 13 Agustus 2020 - 20:18 WIB
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) , Mike Pompeo mengatakan, pihaknya mungkin menjatuhkan sanksi pada Belarusia. Sanksi ini terkait gelombang kekerasan yang sedang berlangsung di negara itu setelah pemilihan presiden.
“Saya yakin kita akan melihat masing-masing hal ini, dan yang penting untuk diperhatikan adalah kriterianya. Apa yang kami yakini dapat kami lakukan, tidak hanya AS secara sepihak, tetapi dengan cara multilateral untuk memberikan hasil yang baik bagi rakyat Belarusia, baik itu sanksi atau pengambilan keputusan tentang pengiriman produk? Itu semua adalah hal yang masih harus ditentukan," ucap Pompeo.
"Kami masih sangat baru mengenai pemilihan presiden ini dan kami perlu melihat bagaimana keadaan di sina dalam waktu dekat," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (13/8/2020).
Dia kemudian mengatakan bahwa Washington kecewa karena pemilihan presiden di Belarusia, yang berlangsung pekan lalu, berlagsung tidak bebas dan adil. ( )
Pihak oposisi, yang terkonsolidasi di sekitar calon presiden Svetlana Tikhanovskaya, telah menentang hasil pemilihan, menuduh pihak berwenang melakukan pemalsuan besar-besaran selama pemungutan suara. Sejak pengumuman hasil resmi, unjuk rasa telah melanda kota-kota Belarusia, dengan pasukan keamanan berusaha untuk menghentikannya.
“Saya yakin kita akan melihat masing-masing hal ini, dan yang penting untuk diperhatikan adalah kriterianya. Apa yang kami yakini dapat kami lakukan, tidak hanya AS secara sepihak, tetapi dengan cara multilateral untuk memberikan hasil yang baik bagi rakyat Belarusia, baik itu sanksi atau pengambilan keputusan tentang pengiriman produk? Itu semua adalah hal yang masih harus ditentukan," ucap Pompeo.
"Kami masih sangat baru mengenai pemilihan presiden ini dan kami perlu melihat bagaimana keadaan di sina dalam waktu dekat," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (13/8/2020).
Dia kemudian mengatakan bahwa Washington kecewa karena pemilihan presiden di Belarusia, yang berlangsung pekan lalu, berlagsung tidak bebas dan adil. ( )
Pihak oposisi, yang terkonsolidasi di sekitar calon presiden Svetlana Tikhanovskaya, telah menentang hasil pemilihan, menuduh pihak berwenang melakukan pemalsuan besar-besaran selama pemungutan suara. Sejak pengumuman hasil resmi, unjuk rasa telah melanda kota-kota Belarusia, dengan pasukan keamanan berusaha untuk menghentikannya.
(esn)
tulis komentar anda