Pemimpin Oposisi Alexei Navalny Tewas di Penjara Rusia, Pendukung: Dia Dibunuh!
Minggu, 18 Februari 2024 - 08:13 WIB
MOSKOW - Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dinyatakan tewas di penjara Rusia pada Jumat. Kubu pendukung mengeklaim musuh politik Presiden Vladimir Putin itu tewas akibat dibunuh.
Klaim itu disampaikan juru bicara mendiang Navalny, Kira Yarmysh, dalam serangkaian posting-an di X.
“Alexei Navalny dibunuh. Kematiannya terjadi pada 16 Februari pukul 14.17 waktu setempat, sesuai pesan resmi kepada ibu Alexei,” kata Yarmysh.
"Seorang pegawai koloni mengatakan bahwa jenazah Navalny sekarang berada di Salekhard."
"Itu diambil oleh penyelidik dari IC. Sekarang mereka sedang melakukan 'penyelidikan' dengannya," lanjut Yarmysh.
“Kami menuntut agar jenazah Alexei Navalny segera diserahkan kepada keluarganya," paparnya, seperti dikutip Fox News, Minggu (18/2/2024).
Ibu dan pengacara Navalny telah melakukan perjalanan pada hari Sabtu ke kamar mayat. Mereka diberitahu bahwa jenazah Navalny disimpan di sana, tetapi jenazahnya dilaporkan tidak ada di sana.
Badan penjara Rusia mengumumkan pada hari Jumat bahwa Navalny—seorang kritikus terkemuka Presiden Putin—meninggal pada usia 47 tahun.
Navalny sebelumnya telah mengorganisir demonstrasi anti-pemerintah dan mencalonkan diri sebagai presiden untuk mengadvokasi reformasi terhadap apa yang dia klaim sebagai korupsi di Rusia.
Dia adalah korban dugaan upaya pembunuhan pada tahun 2020 ketika dia menderita keracunan yang diduga agen saraf Novichok.
Navalny ditahan di koloni hukuman IK-3, yang juga dikenal sebagai "Polar Wolf", di Kharp, Rusia—salah satu penjara terberat di negara itu.
Para pejabat mengatakan Navalny melaporkan merasa tidak enak badan setelah berjalan-jalan di penjara tempat dia dipenjara di Siberia sebelum kehilangan kesadaran dan meninggal.
Yarmysh bukanlah orang pertama yang membuat klaim pembunuhan terkait kematian Navalny yang sangat mencurigakan.
Sejumlah pemimpin dunia dan pakar hubungan internasional menyalahkan rezim Putin atas kematian yang sangat mencurigakan tersebut.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah berkomentar atas kematian Navalny. "Kita tidak tahu persis apa yang terjadi, tetapi tidak ada keraguan bahwa kematian Navalny adalah konsekuensi dari tindakan yang dilakukan Putin dan para premannya," katanya.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan; “Kematian Navalny di penjara Rusia dan keterikatan serta ketakutan terhadap satu orang hanya menggarisbawahi kelemahan dan kebusukan di jantung sistem yang telah dibangun Putin.”
Menurut laporan AP, setiap kali Putin berbicara tentang Navalny, dia menegaskan untuk tidak pernah menyebut nama aktivis tersebut, menyebutnya sebagai "orang itu" atau kata-kata serupa, sebagai upaya untuk mengurangi arti penting dirinya.
Klaim itu disampaikan juru bicara mendiang Navalny, Kira Yarmysh, dalam serangkaian posting-an di X.
“Alexei Navalny dibunuh. Kematiannya terjadi pada 16 Februari pukul 14.17 waktu setempat, sesuai pesan resmi kepada ibu Alexei,” kata Yarmysh.
"Seorang pegawai koloni mengatakan bahwa jenazah Navalny sekarang berada di Salekhard."
Baca Juga
"Itu diambil oleh penyelidik dari IC. Sekarang mereka sedang melakukan 'penyelidikan' dengannya," lanjut Yarmysh.
“Kami menuntut agar jenazah Alexei Navalny segera diserahkan kepada keluarganya," paparnya, seperti dikutip Fox News, Minggu (18/2/2024).
Ibu dan pengacara Navalny telah melakukan perjalanan pada hari Sabtu ke kamar mayat. Mereka diberitahu bahwa jenazah Navalny disimpan di sana, tetapi jenazahnya dilaporkan tidak ada di sana.
Badan penjara Rusia mengumumkan pada hari Jumat bahwa Navalny—seorang kritikus terkemuka Presiden Putin—meninggal pada usia 47 tahun.
Navalny sebelumnya telah mengorganisir demonstrasi anti-pemerintah dan mencalonkan diri sebagai presiden untuk mengadvokasi reformasi terhadap apa yang dia klaim sebagai korupsi di Rusia.
Dia adalah korban dugaan upaya pembunuhan pada tahun 2020 ketika dia menderita keracunan yang diduga agen saraf Novichok.
Navalny ditahan di koloni hukuman IK-3, yang juga dikenal sebagai "Polar Wolf", di Kharp, Rusia—salah satu penjara terberat di negara itu.
Para pejabat mengatakan Navalny melaporkan merasa tidak enak badan setelah berjalan-jalan di penjara tempat dia dipenjara di Siberia sebelum kehilangan kesadaran dan meninggal.
Yarmysh bukanlah orang pertama yang membuat klaim pembunuhan terkait kematian Navalny yang sangat mencurigakan.
Sejumlah pemimpin dunia dan pakar hubungan internasional menyalahkan rezim Putin atas kematian yang sangat mencurigakan tersebut.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah berkomentar atas kematian Navalny. "Kita tidak tahu persis apa yang terjadi, tetapi tidak ada keraguan bahwa kematian Navalny adalah konsekuensi dari tindakan yang dilakukan Putin dan para premannya," katanya.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan; “Kematian Navalny di penjara Rusia dan keterikatan serta ketakutan terhadap satu orang hanya menggarisbawahi kelemahan dan kebusukan di jantung sistem yang telah dibangun Putin.”
Menurut laporan AP, setiap kali Putin berbicara tentang Navalny, dia menegaskan untuk tidak pernah menyebut nama aktivis tersebut, menyebutnya sebagai "orang itu" atau kata-kata serupa, sebagai upaya untuk mengurangi arti penting dirinya.
(mas)
tulis komentar anda