Mengapa Arab Saudi dan UEA Pernah Menginginkan Pakta Pertahanan yang Formal dengan AS?

Kamis, 15 Februari 2024 - 15:15 WIB
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab pernah menginginkan pakta pertahanan yang formal dengan AS. Foto/Reuters
WASHINGTON - Dua sekutu terdekat AS di Arab pernah meminta pemerintahan Joe Biden untuk meresmikan hubungan militer mereka melalui perjanjian yang luas ketika Washington merasa tidak nyaman dengan semakin besarnya peran China di Timur Tengah.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dua mitra militer terdekat AS di dunia Arab, akhir-akhir ini menyerukan lebih banyak dukungan keamanan dari Washington. Keduanya mengindikasikan bahwa di dunia yang semakin multipolar, pilihan mereka tidak terbatas pada Amerika Serikat.

“Mereka (Amerika) tidak ingin melihat Arab Saudi memindahkan persenjataan mereka dari Amerika ke negara lain,” kata Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) kepada Bret Baier dari Fox News.

Anwar Gargash, penasihat diplomatik presiden UEA, bulan lalu menggambarkan keterlibatan AS di Timur Tengah sebagai “hal yang positif.” Berbicara di KTT Global Al-Monitor dan Semafor, pejabat UEA menekankan pentingnya memperkuat keterlibatan tersebut sehingga “sehingga tidak ada kekosongan” – yang, ia memperingatkan, hanya akan “memberi peluang bagi pemain lain untuk ikut serta.”

Penting untuk beralih dari pengaturan keamanan “informal” “ke sesuatu yang formal,” katanya pada sebuah konferensi di New York, sambil menyerukan pengaturan keamanan baru yang “sangat ketat” dengan AS.



Mengapa Arab Saudi dan UEA Pernah Menginginkan Pakta Pertahanan yang Formal dengan AS?

1. Adanya Payung Keamanan



Foto/Reuters

Tuntutan akan adanya pengaturan formal yang dapat memberikan payung keamanan kepada negara-negara Teluk dan mengikat AS untuk melindungi mereka dari serangan militer telah menjadi komponen penting dalam hubungan dengan AS.

Negara-negara Teluk selama beberapa tahun terakhir menghadapi serangan yang mereka tuduhkan dilakukan oleh Iran dan proksinya, dan mereka menganggap tanggapan AS terhadap serangan tersebut tidak memadai.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More