Poin Penting pada Perjanjian Camp David

Rabu, 14 Februari 2024 - 19:19 WIB
Perjanjian Camp David memiliki arti penting menjaga perdamaian di Timur Tengah. Foto/Jimmy Carter Library
WASHINGTON - Mesir mengancam akan membatalkan perjanjian perdamaiannya yang telah berumur puluhan tahun dengan Israel. Ancaman itu akan dilaksanakan Mesir jika Israel melakukan invasi darat ke Rafah.

Serangan Israel menghantam Rafah setelah Biden memperingatkan Netanyahu untuk memiliki rencana yang 'kredibel' untuk melindungi warga sipil.

Perjanjian Camp David, perjanjian antara Israel dan Mesir yang ditandatangani pada tanggal 17 September 1978, yang pada tahun berikutnya menghasilkan perjanjian damai antara kedua negara, perjanjian pertama antara Israel dan negara-negara tetangga Arabnya. Diperantarai oleh Presiden AS Jimmy Carter antara Perdana Menteri Israel Menachem Begin dan Presiden Mesir.

Anwar Sadat dan secara resmi diberi judul “Kerangka Perdamaian di Timur Tengah,” perjanjian tersebut kemudian dikenal sebagai Perjanjian Camp David karena perundingan berlangsung di tempat peristirahatan presiden AS di Camp David, Maryland. Sadat dan Begin dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1978 atas kontribusi mereka terhadap perjanjian tersebut.

Poin Penting pada Perjanjian Camp David

1. Berawal karena Berdirinya Negara Palestina





Foto/Jimmy Carter Library

Melansir Britannica, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pemungutan suara pada tahun 1947 untuk membagi mandat Inggris terhadap Palestina—yang akan didirikan adalah negara Yahudi, negara Arab, dan Yerusalem merdeka di bawah perwalian PBB. Orang-orang Arab menentang pemisahan. Ketika mandat berakhir pada tanggal 15 Mei 1948, dan Israel memproklamirkan kemerdekaannya, perang Arab-Israel pertama pun meletus.

Tidak ada negara terpisah untuk Arab Palestina (yaitu Palestina) yang didirikan. Mesir mengambil alih Jalur Gaza di sepanjang Laut Mediterania, dan Yordania mengambil alih kedaulatan atas wilayah antara perbatasan timur Israel dan Sungai Yordan (Tepi Barat), termasuk Yerusalem Timur. Selama Perang Enam Hari pada bulan Juni 1967, Israel menduduki wilayah-wilayah tersebut serta Dataran Tinggi Golan—sebidang tanah Suriah di perbatasan timur laut Israel—dan Semenanjung Sinai di Mesir.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More