Kekuatan Militer China, Rusia dan Iran jika Berkoalisi, Ancam Hegemoni AS
Jum'at, 09 Februari 2024 - 14:36 WIB
TEHERAN - Bayangkan koalisi militer yang menggabungkan kekuatan tiga raksasa: China, Rusia, dan Iran. Koalisi ini akan memiliki kekuatan militer yang tak tertandingi, dengan jutaan personel, ribuan pesawat tempur, ratusan kapal perang, dan arsenal senjata canggih yang mematikan.
Koalisi ini, bagaikan naga berkepala tiga, mengantarkan dunia ke era baru yang penuh perubahan geopolitik.
Hegemoni Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya jelas sangat terancam, dan potensi konflik regional dan global meningkat pesat.
Potensi perlombaan senjata dan destabilisasi keamanan internasional semakin nyata karena AS dan negara-negara Barat berupaya mempertahankan pengaruhnya di penjuru dunia.
Adapun negara-negara kecil dan menengah diliputi kekhawatiran, terancam potensi perang antara kekuatan besar di dunia.
Berikut ini kekuatan militer masing-masing negara:
Personel militer China sebanyak 2 juta personel aktif, terbesar di dunia. Angkatan Udara China sebanyak 3.260 pesawat tempur, terbesar ketiga di dunia, termasuk pesawat generasi kelima J-20 dan J-35.
Angkatan Laut China meliputi 670 kapal perang, termasuk tiga kapal induk dan kapal selam nuklir.
Arsenal senjata China yakni rudal hipersonik DF-17 dan DF-21, rudal balistik antarbenua DF-41, sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.
Kekuatan China merupakan gabungan dari teknologi senjata canggih, kemampuan produksi militer besar, anggaran pertahanan terus meningkat.
Kelemahan China antara lain kurangnya pengalaman tempur global, ketergantungan pada impor minyak, dan potensi kerusuhan internal.
Personel Rusia sebanyak 1 juta personel aktif, kekuatan nuklir terbesar kedua di dunia. Angkatan Udara Rusia memiliki 1.760 pesawat tempur, termasuk pesawat tempur multiperan Su-35S dan pesawat siluman Su-57.
Angkatan Laut Rusia terdiri atas 60 kapal perang, termasuk kapal selam nuklir dan satu kapal induk.
Arsenal senjatanya yakni rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat, rudal jelajah hipersonik Kinzhal, sistem pertahanan udara S-500.
Kekuatan Rusia yang tak bisa diremehkan adalah pengalaman tempur yang luas, teknologi militer canggih, industri pertahanan kuat.
Kelemahan Rusia antara lain kondisi ekonomi yang relatif lemah karena berbagai sanksi internasional, infrastruktur militer perlu dibenahi, korupsi, ketergantungan pada ekspor energi.
Personel Iran sebanyak 500.000 personel aktif, berpengalaman dalam peperangan asimetris. Angkatan Udara Iran sebanyak 500 pesawat tempur, sebagian besar tua dan usang.
Angkatan Laut Iran terdiri atas 10 kapal perang, fokus pada pertahanan pesisir. Arsenal senjatanya termasuk rudal balistik jarak pendek dan menengah, kemampuan perang cyber.
Kekuatan Iran adalah pasukan darat terlatih, strategi gerilya yang efektif, pengaruh besar di Timur Tengah.
Kelemahan Iran antara lain teknologi militer terbatas, sanksi ekonomi internasional, ketergantungan pada dukungan eksternal.
Bayangkan kekuatan gabungan 3,5 juta personel, melampaui jumlah pasukan Amerika Serikat. Angkatan udara mereka menguasai langit dengan 5.520 pesawat tempur, mendominasi kekuatan udara global.
Di lautan, 740 kapal perang berpatroli, siap menantang hegemoni maritim AS.
Bukan hanya kuantitas, koalisi ini juga unggul dalam kualitas. Rudal hipersonik mereka mampu menembus pertahanan rudal tercanggih.
Sistem pertahanan udara S-400 mereka tak terkalahkan, mampu menjatuhkan pesawat tempur siluman. Dan rudal balistik antarbenua mereka membawa ancaman nuklir yang mengerikan.
Personel militer mereka sebanyak 3,5 juta personel aktif, menggabungkan 2 juta personel China, 1 juta personel Rusia, dan 500.000 personel Iran. Jumlah ini jauh melebihi kekuatan militer AS yang memiliki 1,3 juta personel aktif.
Angkatan Udara mereka 5.520 pesawat tempur, menggabungkan 3.260 pesawat China, 1.760 pesawat Rusia, dan 500 pesawat Iran. Jumlah ini melampaui kekuatan angkatan udara AS yang hanya memiliki 4.500 pesawat tempur.
Angkatan Laut mereka sebanyak 740 kapal perang, menggabungkan 670 kapal China, 60 kapal Rusia, dan 10 kapal Iran. Jumlah ini mendekati kekuatan angkatan laut AS yang memiliki 780 kapal perang.
Arsenal senjata mereka memiliki akses ke berbagai senjata canggih, termasuk rudal hipersonik, sistem pertahanan udara S-400, dan rudal balistik antarbenua.
Koalisi militer China, Rusia, dan Iran menghadirkan kekuatan baru di kancah geopolitik global. Salah satu aspek yang paling dikhawatirkan adalah kekuatan senjata nuklir mereka.
China memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir, dengan fokus pada pengembangan hulu ledak multi-guna dan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang canggih. Beijing telah mengembangkan rudal balistik antarbenua DF-41 yang mampu mencapai daratan Amerika Serikat.
Negeri Panda itu juga sedang membangun silo rudal ICBM baru dan meningkatkan triad nuklirnya (darat, laut, udara).
Rusia memiliki sekitar 5.977 hulu ledak nuklir, merupakan stockpile nuklir terbesar di dunia. Negara itu memiliki berbagai jenis rudal nuklir, termasuk ICBM, rudal balistik laut (SLBM), dan rudal jelajah nuklir.
Moskow juga terus mengembangkan rudal nuklir baru, seperti Sarmat ICBM dan Avangard hypersonic glide vehicle.
Adapun Iran tidak memiliki senjata nuklir, namun program nuklirnya menjadi sumber kekhawatiran internasional. Teheran diduga sedang mengembangkan teknologi untuk memproduksi senjata nuklir. Iran juga memiliki rudal balistik jarak menengah yang mampu mencapai Israel dan Eropa.
Total kekuatan nuklir China dan Rusia digabungkan adalah sekitar 6.327 hulu ledak, berdasarkan data dari Federation of American Scientists per Januari 2023.
Jumlah ini jelas melebihi hulu ledak nuklir yang dimiliki AS saat ini. Berdasarkan data terbaru dari FAS per Februari 2024, Amerika Serikat hanya memiliki 5.428 hulu ledak.
Kombinasi kekuatan militer ketiga negara ini dapat menciptakan kekuatan super baru yang mampu menantang hegemoni AS.
Koalisi ini, bagaikan naga berkepala tiga, mengantarkan dunia ke era baru yang penuh perubahan geopolitik.
Hegemoni Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya jelas sangat terancam, dan potensi konflik regional dan global meningkat pesat.
Potensi perlombaan senjata dan destabilisasi keamanan internasional semakin nyata karena AS dan negara-negara Barat berupaya mempertahankan pengaruhnya di penjuru dunia.
Adapun negara-negara kecil dan menengah diliputi kekhawatiran, terancam potensi perang antara kekuatan besar di dunia.
Berikut ini kekuatan militer masing-masing negara:
1. China
Personel militer China sebanyak 2 juta personel aktif, terbesar di dunia. Angkatan Udara China sebanyak 3.260 pesawat tempur, terbesar ketiga di dunia, termasuk pesawat generasi kelima J-20 dan J-35.
Angkatan Laut China meliputi 670 kapal perang, termasuk tiga kapal induk dan kapal selam nuklir.
Arsenal senjata China yakni rudal hipersonik DF-17 dan DF-21, rudal balistik antarbenua DF-41, sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.
Kekuatan China merupakan gabungan dari teknologi senjata canggih, kemampuan produksi militer besar, anggaran pertahanan terus meningkat.
Kelemahan China antara lain kurangnya pengalaman tempur global, ketergantungan pada impor minyak, dan potensi kerusuhan internal.
2. Rusia
Personel Rusia sebanyak 1 juta personel aktif, kekuatan nuklir terbesar kedua di dunia. Angkatan Udara Rusia memiliki 1.760 pesawat tempur, termasuk pesawat tempur multiperan Su-35S dan pesawat siluman Su-57.
Angkatan Laut Rusia terdiri atas 60 kapal perang, termasuk kapal selam nuklir dan satu kapal induk.
Arsenal senjatanya yakni rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat, rudal jelajah hipersonik Kinzhal, sistem pertahanan udara S-500.
Kekuatan Rusia yang tak bisa diremehkan adalah pengalaman tempur yang luas, teknologi militer canggih, industri pertahanan kuat.
Kelemahan Rusia antara lain kondisi ekonomi yang relatif lemah karena berbagai sanksi internasional, infrastruktur militer perlu dibenahi, korupsi, ketergantungan pada ekspor energi.
3. Iran
Personel Iran sebanyak 500.000 personel aktif, berpengalaman dalam peperangan asimetris. Angkatan Udara Iran sebanyak 500 pesawat tempur, sebagian besar tua dan usang.
Angkatan Laut Iran terdiri atas 10 kapal perang, fokus pada pertahanan pesisir. Arsenal senjatanya termasuk rudal balistik jarak pendek dan menengah, kemampuan perang cyber.
Kekuatan Iran adalah pasukan darat terlatih, strategi gerilya yang efektif, pengaruh besar di Timur Tengah.
Kelemahan Iran antara lain teknologi militer terbatas, sanksi ekonomi internasional, ketergantungan pada dukungan eksternal.
Kekuatan Militer Gabungan
Bayangkan kekuatan gabungan 3,5 juta personel, melampaui jumlah pasukan Amerika Serikat. Angkatan udara mereka menguasai langit dengan 5.520 pesawat tempur, mendominasi kekuatan udara global.
Di lautan, 740 kapal perang berpatroli, siap menantang hegemoni maritim AS.
Bukan hanya kuantitas, koalisi ini juga unggul dalam kualitas. Rudal hipersonik mereka mampu menembus pertahanan rudal tercanggih.
Sistem pertahanan udara S-400 mereka tak terkalahkan, mampu menjatuhkan pesawat tempur siluman. Dan rudal balistik antarbenua mereka membawa ancaman nuklir yang mengerikan.
Personel militer mereka sebanyak 3,5 juta personel aktif, menggabungkan 2 juta personel China, 1 juta personel Rusia, dan 500.000 personel Iran. Jumlah ini jauh melebihi kekuatan militer AS yang memiliki 1,3 juta personel aktif.
Angkatan Udara mereka 5.520 pesawat tempur, menggabungkan 3.260 pesawat China, 1.760 pesawat Rusia, dan 500 pesawat Iran. Jumlah ini melampaui kekuatan angkatan udara AS yang hanya memiliki 4.500 pesawat tempur.
Angkatan Laut mereka sebanyak 740 kapal perang, menggabungkan 670 kapal China, 60 kapal Rusia, dan 10 kapal Iran. Jumlah ini mendekati kekuatan angkatan laut AS yang memiliki 780 kapal perang.
Arsenal senjata mereka memiliki akses ke berbagai senjata canggih, termasuk rudal hipersonik, sistem pertahanan udara S-400, dan rudal balistik antarbenua.
Kekuatan Nuklir Terbesar Dunia
Koalisi militer China, Rusia, dan Iran menghadirkan kekuatan baru di kancah geopolitik global. Salah satu aspek yang paling dikhawatirkan adalah kekuatan senjata nuklir mereka.
China memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir, dengan fokus pada pengembangan hulu ledak multi-guna dan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang canggih. Beijing telah mengembangkan rudal balistik antarbenua DF-41 yang mampu mencapai daratan Amerika Serikat.
Negeri Panda itu juga sedang membangun silo rudal ICBM baru dan meningkatkan triad nuklirnya (darat, laut, udara).
Rusia memiliki sekitar 5.977 hulu ledak nuklir, merupakan stockpile nuklir terbesar di dunia. Negara itu memiliki berbagai jenis rudal nuklir, termasuk ICBM, rudal balistik laut (SLBM), dan rudal jelajah nuklir.
Moskow juga terus mengembangkan rudal nuklir baru, seperti Sarmat ICBM dan Avangard hypersonic glide vehicle.
Adapun Iran tidak memiliki senjata nuklir, namun program nuklirnya menjadi sumber kekhawatiran internasional. Teheran diduga sedang mengembangkan teknologi untuk memproduksi senjata nuklir. Iran juga memiliki rudal balistik jarak menengah yang mampu mencapai Israel dan Eropa.
Total kekuatan nuklir China dan Rusia digabungkan adalah sekitar 6.327 hulu ledak, berdasarkan data dari Federation of American Scientists per Januari 2023.
Jumlah ini jelas melebihi hulu ledak nuklir yang dimiliki AS saat ini. Berdasarkan data terbaru dari FAS per Februari 2024, Amerika Serikat hanya memiliki 5.428 hulu ledak.
Kombinasi kekuatan militer ketiga negara ini dapat menciptakan kekuatan super baru yang mampu menantang hegemoni AS.
(sya)
tulis komentar anda