Tanda Kebangkitan Hamas di Gaza, dari Siagakan Polisi dan Bayar Gaji Pegawai
Sabtu, 03 Februari 2024 - 21:17 WIB
GAZA - Hamas mulai mengerahkan polisi dan melakukan pembayaran sebagian gaji kepada beberapa pegawai negeri di Kota Gaza dalam beberapa hari terakhi. Gaza juga menyiagakan polisi dan militernya di daerah-daerah di mana Israel menarik sebagian besar pasukannya sebulan yang lalu.
Empat warga Kota Gaza mengatakan kepada Associated Press bahwa petugas berseragam dan berpakaian sipil dikerahkan di dekat markas polisi dan kantor pemerintah lainnya, termasuk di dekat Rumah Sakit al-Shifa. Warga mengatakan mereka melihat kembalinya pegawai negeri sipil dan serangan udara Israel berikutnya di dekat kantor darurat.
Kembalinya polisi menandai upaya memulihkan ketertiban di kota yang hancur tersebut. Tanda-tanda kebangkitan Hamas di kota terbesar di Jalur Gaza menggarisbawahi ketahanan kelompok tersebut meskipun Israel melakukan kampanye udara dan darat yang mematikan. Israel mengatakan pihaknya bertekad untuk menghancurkan Hamas secara militer dan mencegahnya kembali berkuasa di Gaza.
Sementara itu, Hamas menuntut Israel membebaskan Marwan Barghouti, pemimpin Fatah, selama pembicaraan gencatan senjata. Dia dipandang oleh sebagian warga Palestina sebagai Nelson Mandela dan dia adalah kandidat utama untuk menjadi presiden mereka di masa depan. Dia juga merupakan tahanan dengan profil tertinggi yang ditahan oleh Israel.
Kini kebebasan Marwan Barghouti dipertaruhkan dalam perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Para pemimpin Hamas menuntut Israel membebaskan Barghouti sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza.
Tuntutan tersebut membawa perhatian baru kepada Barghouti, yang memainkan peran penting dalam politik Palestina bahkan setelah menghabiskan lebih dari dua dekade di balik jeruji besi. Pembebasannya bisa menjadi landasan bagi terpilihnya dia pada jabatan nasional.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan menyerukan pembebasan Barghouti ketika mediator internasional mencoba mendorong Israel dan Hamas mencapai kesepakatan setelah hampir empat bulan berperang.
Bagi warga Palestina, penderitaan orang-orang tercinta mereka yang dipenjarakan sangatlah emosional. Masyarakat Palestina secara luas memandang mereka sebagai pahlawan yang memerangi pendudukan Israel. Hampir setiap orang Palestina mempunyai teman, saudara atau kenalan yang pernah dipenjara.
Empat warga Kota Gaza mengatakan kepada Associated Press bahwa petugas berseragam dan berpakaian sipil dikerahkan di dekat markas polisi dan kantor pemerintah lainnya, termasuk di dekat Rumah Sakit al-Shifa. Warga mengatakan mereka melihat kembalinya pegawai negeri sipil dan serangan udara Israel berikutnya di dekat kantor darurat.
Kembalinya polisi menandai upaya memulihkan ketertiban di kota yang hancur tersebut. Tanda-tanda kebangkitan Hamas di kota terbesar di Jalur Gaza menggarisbawahi ketahanan kelompok tersebut meskipun Israel melakukan kampanye udara dan darat yang mematikan. Israel mengatakan pihaknya bertekad untuk menghancurkan Hamas secara militer dan mencegahnya kembali berkuasa di Gaza.
Sementara itu, Hamas menuntut Israel membebaskan Marwan Barghouti, pemimpin Fatah, selama pembicaraan gencatan senjata. Dia dipandang oleh sebagian warga Palestina sebagai Nelson Mandela dan dia adalah kandidat utama untuk menjadi presiden mereka di masa depan. Dia juga merupakan tahanan dengan profil tertinggi yang ditahan oleh Israel.
Kini kebebasan Marwan Barghouti dipertaruhkan dalam perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Para pemimpin Hamas menuntut Israel membebaskan Barghouti sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza.
Baca Juga
Tuntutan tersebut membawa perhatian baru kepada Barghouti, yang memainkan peran penting dalam politik Palestina bahkan setelah menghabiskan lebih dari dua dekade di balik jeruji besi. Pembebasannya bisa menjadi landasan bagi terpilihnya dia pada jabatan nasional.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan menyerukan pembebasan Barghouti ketika mediator internasional mencoba mendorong Israel dan Hamas mencapai kesepakatan setelah hampir empat bulan berperang.
Bagi warga Palestina, penderitaan orang-orang tercinta mereka yang dipenjarakan sangatlah emosional. Masyarakat Palestina secara luas memandang mereka sebagai pahlawan yang memerangi pendudukan Israel. Hampir setiap orang Palestina mempunyai teman, saudara atau kenalan yang pernah dipenjara.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda