Mampukah Pakistan Melepaskan Diri dari Cengkeraman Militer?

Kamis, 01 Februari 2024 - 14:14 WIB
Foto/Reuters

Peluang ini muncul dalam bentuk pemerintahan sipil pada akhir tahun 1980an dan 1990an ketika Pakistan bangkit dari kediktatoran Jenderal Zia-ul Haq yang telah berlangsung selama 11 tahun, yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada bulan Agustus 1988.

Namun, selama 11 tahun berikutnya, Pakistan menyelenggarakan empat pemilu, semuanya diwarnai dengan tuduhan manipulasi, kecurangan, dan campur tangan militer.

Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpin Benazir Bhutto memenangkan dua pemilu (1988, 1993), sedangkan PMLN yang dipimpin Nawaz Sharif memenangkan dua pemilu lainnya (1990, 1997).

Tak satu pun dari empat pemerintahan tersebut mampu menyelesaikan masa jabatannya karena keduanya menghadapi tuduhan korupsi besar-besaran, yang terus menghantui kedua partai tersebut hingga hari ini.

7. Kudeta Sudah Jadi Identitas di Pakistan



Foto/Reuters

Melansir Al Jazeera, kudeta militer langsung terakhir di Pakistan terjadi pada bulan Oktober 1999 ketika panglima militer saat itu, Jenderal Pervez Musharraf, menggulingkan pemerintahan PMLN dan mengirim Sharif, perdana menteri, ke penjara.

Meskipun pemerintahan Musharraf bertahan hingga tahun 2008, pada periode tersebut PPP dan PMLN juga saling berupaya dan menyepakati apa yang disebut sebagai dokumen penting, Piagam Demokrasi, pada tahun 2006.

Meskipun sebelumnya memiliki hubungan yang bermusuhan satu sama lain, Bhutto dan Sharif sepakat bahwa mereka tidak akan “saling melemahkan melalui cara-cara yang tidak konstitusional” atau meminta dukungan militer untuk menggulingkan pemerintah atau mengambil alih kekuasaan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More