Konflik Kian Memanas, AS dan Houthi Saling Serang Rudal
Kamis, 01 Februari 2024 - 08:08 WIB
SANAA - Konflik antara militer Amerika Serikat (AS) dengan kelompok Houthi Yaman semakin memanas, di mana kedua pihak saling serang dengan rudal di Laut Merah.
Keduanya saling mengeklaim bahwa serangan mereka pada Rabu (31/1/2024) berhasil.
Salvo terbaru dari militer Amerika termasuk serangan udara yang menargetkan rudal-rudal Houthi di Yaman yang diduga siap diluncurkan.
Kelompok Houthi kemudian mengeklaim berhasil meluncurkan serangan rudal “akurat dan langsung” terhadap sebuah kapal kargo Amerika di Laut Merah.
Komando Pusat (CENTCOM) AS mengatakan posisi rudal permukaan-ke-udara telah diserang dan dihancurkan pada Rabu sore di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
"Pasukan Amerika menargetkan lokasi peluncuran Houthi setelah menentukan bahwa rudal tersebut menimbulkan ancaman terhadap pesawat AS,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan di X, Kamis (1/2/2024).
Komando tersebut tidak menentukan lokasi rudal-rudal Houthi yang diserang. Namun kelompok itu mengonfirmasi serangan AS dan mengatakan serangan itu terjadi di kota Saada, Yaman utara.
Juru bicara Houthi Yahya Saree mengatakan beberapa rudal Angkatan Laut yang sesuai telah dikerahkan untuk menyerang kapal kontainer KOI.
Dia mengidentifikasi kapal itu sebagai kapal milik Amerika dan mengatakan kapal tersebut sedang menuju ke Israel.
Kapal kontainer berbendera Liberia itu terdaftar pada Oceonix Services Ltd yang berbasis di London, yang dilaporkan memiliki hubungan dengan unit raksasa perbankan AS; JPMorgan Chase & Co.
Saree mengatakan kapal tersebut menjadi sasaran serangan rudal beberapa jam setelah Houthi meluncurkan rudal terhadap kapal perusak militer AS; USS Gravely, di Laut Merah.
CENTCOM sebelumnya mengatakan USS Gravely telah menembak jatuh rudal jelajah di atas Laut Merah pada Selasa malam.
Aksi saling serangan rudal terbaru ini terjadi di tengah memanasnya konflik antara pasukan AS di Timur Tengah dengan berbagai kelompok militan di wilayah tersebut.
Houthi dan kelompok milisi lainnya telah melakukan ratusan serangan terhadap aset militer dan kepentingan pelayaran AS sejak perang Israel-Hamas pecah 7 Oktober 2023.
"Houthi akan menghadapi eskalasi Amerika-Inggris dengan eskalasi dan tidak akan ragu untuk melakukan operasi militer yang komprehensif dan efektif sebagai pembalasan atas kebodohan Inggris-Amerika terhadap Yaman tercinta,” kata Saree.
"Semua kapal AS dan Inggris di Laut Merah dan Arab adalah target yang sah," imbuh dia. "Houthi akan terus berjuang dalam solidaritas dengan rakyat Palestina yang tertindas.”
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa kelompok Perlawanan Islam di Irak yang didukung Iran bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai lebih dari 40 orang pada Minggu malam.
Dia mengatakan respons multi-aspek AS sedang dipersiapkan, namun dia menegaskan kembali klaim bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden berupaya menghindari perang yang lebih luas dengan Iran.
Keduanya saling mengeklaim bahwa serangan mereka pada Rabu (31/1/2024) berhasil.
Salvo terbaru dari militer Amerika termasuk serangan udara yang menargetkan rudal-rudal Houthi di Yaman yang diduga siap diluncurkan.
Kelompok Houthi kemudian mengeklaim berhasil meluncurkan serangan rudal “akurat dan langsung” terhadap sebuah kapal kargo Amerika di Laut Merah.
Komando Pusat (CENTCOM) AS mengatakan posisi rudal permukaan-ke-udara telah diserang dan dihancurkan pada Rabu sore di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
"Pasukan Amerika menargetkan lokasi peluncuran Houthi setelah menentukan bahwa rudal tersebut menimbulkan ancaman terhadap pesawat AS,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan di X, Kamis (1/2/2024).
Komando tersebut tidak menentukan lokasi rudal-rudal Houthi yang diserang. Namun kelompok itu mengonfirmasi serangan AS dan mengatakan serangan itu terjadi di kota Saada, Yaman utara.
Juru bicara Houthi Yahya Saree mengatakan beberapa rudal Angkatan Laut yang sesuai telah dikerahkan untuk menyerang kapal kontainer KOI.
Dia mengidentifikasi kapal itu sebagai kapal milik Amerika dan mengatakan kapal tersebut sedang menuju ke Israel.
Kapal kontainer berbendera Liberia itu terdaftar pada Oceonix Services Ltd yang berbasis di London, yang dilaporkan memiliki hubungan dengan unit raksasa perbankan AS; JPMorgan Chase & Co.
Saree mengatakan kapal tersebut menjadi sasaran serangan rudal beberapa jam setelah Houthi meluncurkan rudal terhadap kapal perusak militer AS; USS Gravely, di Laut Merah.
CENTCOM sebelumnya mengatakan USS Gravely telah menembak jatuh rudal jelajah di atas Laut Merah pada Selasa malam.
Aksi saling serangan rudal terbaru ini terjadi di tengah memanasnya konflik antara pasukan AS di Timur Tengah dengan berbagai kelompok militan di wilayah tersebut.
Houthi dan kelompok milisi lainnya telah melakukan ratusan serangan terhadap aset militer dan kepentingan pelayaran AS sejak perang Israel-Hamas pecah 7 Oktober 2023.
"Houthi akan menghadapi eskalasi Amerika-Inggris dengan eskalasi dan tidak akan ragu untuk melakukan operasi militer yang komprehensif dan efektif sebagai pembalasan atas kebodohan Inggris-Amerika terhadap Yaman tercinta,” kata Saree.
"Semua kapal AS dan Inggris di Laut Merah dan Arab adalah target yang sah," imbuh dia. "Houthi akan terus berjuang dalam solidaritas dengan rakyat Palestina yang tertindas.”
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa kelompok Perlawanan Islam di Irak yang didukung Iran bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai lebih dari 40 orang pada Minggu malam.
Dia mengatakan respons multi-aspek AS sedang dipersiapkan, namun dia menegaskan kembali klaim bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden berupaya menghindari perang yang lebih luas dengan Iran.
(mas)
tulis komentar anda