Pejuang Palestina dengan Slogan Trending Wala'at Tewas di Gaza
Selasa, 30 Januari 2024 - 22:01 WIB
Bagi rakyat Palestina, hal ini berarti bahwa, meskipun terjadi kerugian besar dan belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan warga sipil, Perlawanan tetap kuat.
Menurut sumber lokal yang dikutip Al-Jazeera, Abu Sitta terbunuh ketika sekelompok besar warga Palestina menjadi sasaran bom Israel di dekat satu masjid di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza selatan.
Abu Sitta dikenang sepupunya, penyair Palestina Jihad al-Turbani, yang menulis di X, dalam bahasa Arab, “Dengan hati yang setia dan kepala tegak, saya berbagi dengan Anda berita tentang kesyahidan sepupu saya, pahlawan Perlawanan, Ahed Adnan Abu Sitta, pencetus pepatah 'Wala'at', pada masa perlawanannya terhadap penjajah tentara Zionis”.
Namun, istilah Wala’at tidak hanya terbatas pada media sosial, yang menjadi trending menjadi hashtag nomor satu di Arab selama berhari-hari.
Memang benar, ini menjadi istilah yang biasa digunakan oleh masyarakat Palestina, termasuk para pejuang, untuk menggambarkan kendaraan militer Israel yang diledakkan pejuang Perlawanan dalam perang yang sedang berlangsung.
Lebih dari 1.000 tank Israel dan kendaraan militer lainnya telah dihancurkan mujahidin sejak awal perang, menurut juru bicara militer Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah.
Apa yang membuat kerugian militer Israel patut dicatat adalah fakta kerugian militer Israel merupakan rasio tertinggi dalam semua perang melawan negara-negara Arab.
Berbeda dengan perang-perang sebelumnya, kemunduran militer Israel di Gaza bukan disebabkan perang militer tradisional melawan pasukan tetap, namun melawan sekelompok kecil pejuang, yang sebagian besar memproduksi senjata dan amunisi mereka sendiri di bawah tanah.
Selain itu, meskipun para pejuang Palestina hanya menerima sedikit atau bahkan tidak sama sekali dukungan dari luar, karena mereka telah berada di bawah pengepungan Israel selama bertahun-tahun, tentara Israel terus menerima perangkat keras militer canggih senilai miliaran dolar dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Menurut sumber lokal yang dikutip Al-Jazeera, Abu Sitta terbunuh ketika sekelompok besar warga Palestina menjadi sasaran bom Israel di dekat satu masjid di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza selatan.
Pahlawan Perlawanan
Abu Sitta dikenang sepupunya, penyair Palestina Jihad al-Turbani, yang menulis di X, dalam bahasa Arab, “Dengan hati yang setia dan kepala tegak, saya berbagi dengan Anda berita tentang kesyahidan sepupu saya, pahlawan Perlawanan, Ahed Adnan Abu Sitta, pencetus pepatah 'Wala'at', pada masa perlawanannya terhadap penjajah tentara Zionis”.
Namun, istilah Wala’at tidak hanya terbatas pada media sosial, yang menjadi trending menjadi hashtag nomor satu di Arab selama berhari-hari.
Memang benar, ini menjadi istilah yang biasa digunakan oleh masyarakat Palestina, termasuk para pejuang, untuk menggambarkan kendaraan militer Israel yang diledakkan pejuang Perlawanan dalam perang yang sedang berlangsung.
Lebih dari 1.000 tank Israel dan kendaraan militer lainnya telah dihancurkan mujahidin sejak awal perang, menurut juru bicara militer Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah.
Apa yang membuat kerugian militer Israel patut dicatat adalah fakta kerugian militer Israel merupakan rasio tertinggi dalam semua perang melawan negara-negara Arab.
Berbeda dengan perang-perang sebelumnya, kemunduran militer Israel di Gaza bukan disebabkan perang militer tradisional melawan pasukan tetap, namun melawan sekelompok kecil pejuang, yang sebagian besar memproduksi senjata dan amunisi mereka sendiri di bawah tanah.
Selain itu, meskipun para pejuang Palestina hanya menerima sedikit atau bahkan tidak sama sekali dukungan dari luar, karena mereka telah berada di bawah pengepungan Israel selama bertahun-tahun, tentara Israel terus menerima perangkat keras militer canggih senilai miliaran dolar dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda