Putin Bakal Sambangi Negara NATO, Pertama Kali Sejak Perang Rusia-Ukraina Pecah
Selasa, 30 Januari 2024 - 09:19 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengunjungi Turki bulan depan. Itu akan menjadi kunjungan pertamanya ke negara NATO sejak perang Moskow-Kyiv pecah pada Februari 2022.
Rencana kunjungan Putin disampaikan penasihat utama Kremlin untuk kebijakan luar negeri, Yuri Ushakov, kepada Interfax, yang dilansir Selasa (30/1/2024).
"Kunjungan sedang dipersiapkan," katanya.
"Saya dapat mengatakan bahwa masalah Ukraina mungkin akan menjadi salah satu subyek utama negosiasi."
Meskipun merupakan negara penting NATO, Turki dan presidennya, Recep Tayyip Erdoğan, berfungsi sebagai jembatan diplomatik yang langka antara Kremlin dan rivalnya di Barat.
Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Ankara telah mendukung Ukraina dengan pasokan militer sambil menolak untuk ikut serta dalam sanksi Barat terhadap Moskow.
Turki telah memposisikan dirinya sebagai mediator antara kedua negara, dengan menjadi tuan rumah dua putaran perundingan perdamaian di Antalya dan Istanbul pada tahun 2022.
Turki juga berperan penting dalam Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam yang untuk sementara waktu memfasilitasi ekspor produk pertanian dari pelabuhan Ukraina selatan di tengah blokade Angkatan Laut Rusia.
Setelah percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada awal bulan ini, Erdoğan mengatakan: "Ankara tetap siap membantu membangun perdamaian abadi, stabilitas dan kemakmuran di kawasan kami.”
“Kami sebelumnya telah bertindak sebagai negara tuan rumah untuk pembicaraan langsung antara pihak-pihak yang berkonflik,” lanjut Erdogan.
“Kami, seperti sebelumnya, siap melakukan yang terbaik dalam masalah ini dan bertindak sebagai mediator...Ukraina untuk mengambil langkah bersama dengan Rusia tentu perlu melunakkan posisinya," paparnya.
Putin terakhir kali mengunjungi negara NATO pada tahun 2020 ketika dia melakukan perjalanan ke Jerman untuk bertemu dengan Kanselir Angela Merkel saat itu.
Pilihan perjalanannya ke Barat dibatasi oleh perangnya terhadap Ukraina dan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuknya pada tahun 2023 oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.
Perjalanan Putin ke Turki telah direncanakan selama beberapa bulan.
Pada bulan Agustus 2023, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa sudah ada pemahaman bahwa pertemuan ini akan segera diadakan.
"Kami akan segera mengumumkan kapan dan di mana pertemuan itu akan diadakan. Pertemuan tersebut sedang dipersiapkan, dan sedang dipersiapkan dengan sangat matang," katanya saat itu.
Bulan berikutnya, Erdoğan mengunjungi kota Sochi di Laut Hitam Rusia untuk bertemu dengan Putin untuk membicarakan berbagai hal termasuk ekspor pertanian Laut Hitam Ukraina, yang saat itu telah ditarik oleh Moskow sebagai tanggapan atas serangan drone maritim Kyiv di Jembatan Selat Kerch.
Putin menyampaikan kemungkinan kunjungannya pada bulan Desember lalu dalam konferensi pers tradisionalnya di akhir tahun. “Kami sedang membuat pengaturan,” katanya. “Kunjungan ini [ke Turki] mungkin dilakukan pada awal tahun depan."
"Saya pikir kita akan bisa bertemu. Saya memang merencanakan ini. Saya sebenarnya merencanakan ini baru-baru ini, tetapi Presiden Erdoğan tidak bisa karena jadwalnya. Meskipun saya sudah siap untuk terbang ke Turki," imbuh Putin.
Rencana kunjungan Putin disampaikan penasihat utama Kremlin untuk kebijakan luar negeri, Yuri Ushakov, kepada Interfax, yang dilansir Selasa (30/1/2024).
"Kunjungan sedang dipersiapkan," katanya.
"Saya dapat mengatakan bahwa masalah Ukraina mungkin akan menjadi salah satu subyek utama negosiasi."
Meskipun merupakan negara penting NATO, Turki dan presidennya, Recep Tayyip Erdoğan, berfungsi sebagai jembatan diplomatik yang langka antara Kremlin dan rivalnya di Barat.
Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Ankara telah mendukung Ukraina dengan pasokan militer sambil menolak untuk ikut serta dalam sanksi Barat terhadap Moskow.
Turki telah memposisikan dirinya sebagai mediator antara kedua negara, dengan menjadi tuan rumah dua putaran perundingan perdamaian di Antalya dan Istanbul pada tahun 2022.
Turki juga berperan penting dalam Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam yang untuk sementara waktu memfasilitasi ekspor produk pertanian dari pelabuhan Ukraina selatan di tengah blokade Angkatan Laut Rusia.
Setelah percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada awal bulan ini, Erdoğan mengatakan: "Ankara tetap siap membantu membangun perdamaian abadi, stabilitas dan kemakmuran di kawasan kami.”
“Kami sebelumnya telah bertindak sebagai negara tuan rumah untuk pembicaraan langsung antara pihak-pihak yang berkonflik,” lanjut Erdogan.
“Kami, seperti sebelumnya, siap melakukan yang terbaik dalam masalah ini dan bertindak sebagai mediator...Ukraina untuk mengambil langkah bersama dengan Rusia tentu perlu melunakkan posisinya," paparnya.
Putin terakhir kali mengunjungi negara NATO pada tahun 2020 ketika dia melakukan perjalanan ke Jerman untuk bertemu dengan Kanselir Angela Merkel saat itu.
Pilihan perjalanannya ke Barat dibatasi oleh perangnya terhadap Ukraina dan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuknya pada tahun 2023 oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.
Perjalanan Putin ke Turki telah direncanakan selama beberapa bulan.
Pada bulan Agustus 2023, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa sudah ada pemahaman bahwa pertemuan ini akan segera diadakan.
"Kami akan segera mengumumkan kapan dan di mana pertemuan itu akan diadakan. Pertemuan tersebut sedang dipersiapkan, dan sedang dipersiapkan dengan sangat matang," katanya saat itu.
Bulan berikutnya, Erdoğan mengunjungi kota Sochi di Laut Hitam Rusia untuk bertemu dengan Putin untuk membicarakan berbagai hal termasuk ekspor pertanian Laut Hitam Ukraina, yang saat itu telah ditarik oleh Moskow sebagai tanggapan atas serangan drone maritim Kyiv di Jembatan Selat Kerch.
Putin menyampaikan kemungkinan kunjungannya pada bulan Desember lalu dalam konferensi pers tradisionalnya di akhir tahun. “Kami sedang membuat pengaturan,” katanya. “Kunjungan ini [ke Turki] mungkin dilakukan pada awal tahun depan."
"Saya pikir kita akan bisa bertemu. Saya memang merencanakan ini. Saya sebenarnya merencanakan ini baru-baru ini, tetapi Presiden Erdoğan tidak bisa karena jadwalnya. Meskipun saya sudah siap untuk terbang ke Turki," imbuh Putin.
(mas)
tulis komentar anda