Sekjen PBB: Afrika Butuh Kursi Tetap di Dewan Keamanan
Selasa, 23 Januari 2024 - 19:28 WIB
KAMPALA - Fakta bahwa Afrika tidak memiliki kursi tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) adalah suatu ketidakadilan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menegaskan hal itu pada Minggu (21/1/2024).
Sekjen PBB menekankan, struktur DK PBB saat ini dilumpuhkan oleh perpecahan geopolitik dan tidak mencerminkan realitas dunia saat ini.
Dewan Keamanan mempunyai 15 anggota, lima di antaranya adalah anggota tetap yakni Rusia, China, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis yang mempunyai hak untuk memveto resolusi apa pun.
Guterres menyampaikan pernyataan tersebut saat berinteraksi dengan wartawan setelah berpidato di KTT Selatan Ketiga, sekelompok negara berkembang yang dikenal sebagai G77 plus China di ibu kota Uganda, Kampala.
Dia mengatakan meskipun sebagian besar negara-negara Afrika belum merdeka ketika lembaga-lembaga PBB dibentuk, fakta bahwa benua tersebut tidak memiliki satu pun anggota tetap Dewan Keamanan merupakan “ketidakadilan yang mencolok.”
Menurut Guterres, kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB “menyukai” tuntutan agar Afrika memiliki keterwakilan yang tepat di dewan tersebut.
”Jadi untuk pertama kalinya, saya berharap setidaknya reformasi sebagian Dewan Keamanan PBB dapat dilakukan agar ketidakadilan yang mencolok ini dapat diperbaiki, dan agar Afrika memiliki setidaknya satu anggota tetap di Dewan Keamanan," ujar dia.
“Hal ini tidak dijamin… hal ini hanya bergantung pada negara-negara anggota, pada Majelis Umum, namun untuk pertama kalinya saya pikir ada alasan untuk menaruh harapan,” papar dia.
Uni Afrika (UA) yang beranggotakan 55 negara telah lama mencari perwakilan permanen di DK PBB.
Pada tahun 2005, blok tersebut membentuk kelompok C-10, yang mandat utamanya adalah untuk menyampaikan, mengadvokasi, dan menggalang dukungan bagi posisi bersama Afrika dalam reformasi Dewan Keamanan PBB.
Kelompok itu mencari dua kursi permanen di DK PBB tetapi saat ini diwakili oleh Aljazair, Mozambik, dan Sierra Leone sebagai anggota tidak tetap.
Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dukungannya terhadap seruan agar Uni Afrika mendapat kursi di DK PBB dan G20, dengan mengatakan hal itu mencerminkan keinginan negara-negara Afrika agar suara mereka didengar dengan kuat.
Pada bulan September, Uni Afrika secara resmi diterima menjadi anggota kelompok negara-negara ekonomi terkemuka G20 pada pertemuan puncak blok tersebut di New Delhi, India. Afrika Selatan adalah satu-satunya negara Afrika yang menjadi anggota G20.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menegaskan hal itu pada Minggu (21/1/2024).
Sekjen PBB menekankan, struktur DK PBB saat ini dilumpuhkan oleh perpecahan geopolitik dan tidak mencerminkan realitas dunia saat ini.
Dewan Keamanan mempunyai 15 anggota, lima di antaranya adalah anggota tetap yakni Rusia, China, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis yang mempunyai hak untuk memveto resolusi apa pun.
Guterres menyampaikan pernyataan tersebut saat berinteraksi dengan wartawan setelah berpidato di KTT Selatan Ketiga, sekelompok negara berkembang yang dikenal sebagai G77 plus China di ibu kota Uganda, Kampala.
Dia mengatakan meskipun sebagian besar negara-negara Afrika belum merdeka ketika lembaga-lembaga PBB dibentuk, fakta bahwa benua tersebut tidak memiliki satu pun anggota tetap Dewan Keamanan merupakan “ketidakadilan yang mencolok.”
Menurut Guterres, kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB “menyukai” tuntutan agar Afrika memiliki keterwakilan yang tepat di dewan tersebut.
”Jadi untuk pertama kalinya, saya berharap setidaknya reformasi sebagian Dewan Keamanan PBB dapat dilakukan agar ketidakadilan yang mencolok ini dapat diperbaiki, dan agar Afrika memiliki setidaknya satu anggota tetap di Dewan Keamanan," ujar dia.
“Hal ini tidak dijamin… hal ini hanya bergantung pada negara-negara anggota, pada Majelis Umum, namun untuk pertama kalinya saya pikir ada alasan untuk menaruh harapan,” papar dia.
Uni Afrika (UA) yang beranggotakan 55 negara telah lama mencari perwakilan permanen di DK PBB.
Pada tahun 2005, blok tersebut membentuk kelompok C-10, yang mandat utamanya adalah untuk menyampaikan, mengadvokasi, dan menggalang dukungan bagi posisi bersama Afrika dalam reformasi Dewan Keamanan PBB.
Kelompok itu mencari dua kursi permanen di DK PBB tetapi saat ini diwakili oleh Aljazair, Mozambik, dan Sierra Leone sebagai anggota tidak tetap.
Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dukungannya terhadap seruan agar Uni Afrika mendapat kursi di DK PBB dan G20, dengan mengatakan hal itu mencerminkan keinginan negara-negara Afrika agar suara mereka didengar dengan kuat.
Pada bulan September, Uni Afrika secara resmi diterima menjadi anggota kelompok negara-negara ekonomi terkemuka G20 pada pertemuan puncak blok tersebut di New Delhi, India. Afrika Selatan adalah satu-satunya negara Afrika yang menjadi anggota G20.
(sya)
tulis komentar anda