Militer Zionis Krisis Parah, Separuh dari Pasukan Israel Menolak Perang di Gaza
Kamis, 18 Januari 2024 - 07:44 WIB
TEL AVIV - Sekitar separuh dari total pasukan tempur Israel yang baru dibentuk menolak pergi ke Gaza untuk berperang melawan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya. Kurangnya pelatihan menjadi alasan utama.
Penolakan para tentara Zionis untuk berperang itu menambah parahnya krisis di internal militer Israel.
Sejak perang diluncurkan 7 Oktober 2023, pasukan Zionis menghadapi perlawanan yang sangat keras dari Hamas dan para sekutunya di Gaza. Perlawanan itu telah menimbulkan kerugian besar bagi militer Zionis, termasuk banyaknya kematian personel pasukan khusus mereka.
Krisis itu dimulai pada akhir November, ketika dua perwira Israel dipecat karena melarikan diri bersama unit mereka dari medan perang Gaza dengan alasan bahwa mereka tidak menerima dukungan setelah disergap oleh puluhan pejuang Palestina.
Namun kali ini, hampir setengah dari batalion yang baru dibentuk menolak pergi ke Gaza dengan alasan kurangnya pelatihan. Demikian laporan dari program "Hazet Hayom" KAN pada hari Rabu.
“Tentara cadangan yang dipanggil untuk berlatih sebelum pembentukan Brigade Hashomer...mengkritik keras kesenjangan serius dalam peralatan, profesionalisme, kurangnya tenaga kerja dan terutama fakta bahwa di tengah pelatihan mereka diberitahu bahwa mereka memasuki Jalur Gaza tanpa pelatihan yang diperlukan,” bunyi laporan program media Israel tersebut.
“Yang membuat para tentara takjub, Mayor Jenderal mengumumkan bahwa telah diputuskan untuk membawa batalion jauh ke dalam Jalur Gaza tanpa persiapan,” lanjut laporan tersebut, tanpa menyebutkan sosok mayor jenderal yang dimaksud, sebagaimana dilansir Palestine Chronicle, Kamis (18/1/2024).
Beberapa relawan tentara, lanjut laporan KAN, meninggalkan pelatihan dengan alasan kurangnya kepercayaan dan peralatan. "Kami belum siap untuk mengambil tanggung jawab,” kata para tentara sebelum pergi.
Penolakan para tentara Zionis untuk berperang itu menambah parahnya krisis di internal militer Israel.
Sejak perang diluncurkan 7 Oktober 2023, pasukan Zionis menghadapi perlawanan yang sangat keras dari Hamas dan para sekutunya di Gaza. Perlawanan itu telah menimbulkan kerugian besar bagi militer Zionis, termasuk banyaknya kematian personel pasukan khusus mereka.
Krisis itu dimulai pada akhir November, ketika dua perwira Israel dipecat karena melarikan diri bersama unit mereka dari medan perang Gaza dengan alasan bahwa mereka tidak menerima dukungan setelah disergap oleh puluhan pejuang Palestina.
Namun kali ini, hampir setengah dari batalion yang baru dibentuk menolak pergi ke Gaza dengan alasan kurangnya pelatihan. Demikian laporan dari program "Hazet Hayom" KAN pada hari Rabu.
“Tentara cadangan yang dipanggil untuk berlatih sebelum pembentukan Brigade Hashomer...mengkritik keras kesenjangan serius dalam peralatan, profesionalisme, kurangnya tenaga kerja dan terutama fakta bahwa di tengah pelatihan mereka diberitahu bahwa mereka memasuki Jalur Gaza tanpa pelatihan yang diperlukan,” bunyi laporan program media Israel tersebut.
“Yang membuat para tentara takjub, Mayor Jenderal mengumumkan bahwa telah diputuskan untuk membawa batalion jauh ke dalam Jalur Gaza tanpa persiapan,” lanjut laporan tersebut, tanpa menyebutkan sosok mayor jenderal yang dimaksud, sebagaimana dilansir Palestine Chronicle, Kamis (18/1/2024).
Beberapa relawan tentara, lanjut laporan KAN, meninggalkan pelatihan dengan alasan kurangnya kepercayaan dan peralatan. "Kami belum siap untuk mengambil tanggung jawab,” kata para tentara sebelum pergi.
tulis komentar anda