Qatar: Keamanan Maritim di Laut Merah Tak Bisa Dijamin Tanpa Setop Perang Gaza
Selasa, 16 Januari 2024 - 20:30 WIB
DOHA - Keamanan kapal di Laut Merah tidak dapat dijamin tanpa mengakhiri perang di Jalur Gaza, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar Majed Al Ansari pada Selasa (16/1/2024).
“Memburuknya situasi di Yaman dan kawasan Laut Merah tidak dapat dianggap terpisah dari apa yang terjadi di Jalur Gaza. Tidak mungkin menjamin keselamatan kapal di Laut Merah dengan cara militer jika terjadi perang di Jalur Gaza terus berlanjut. Jika perang di Jalur Gaza berakhir, situasi di wilayah tersebut juga akan tenang,” ungkap Al Ansari dalam konferensi pers.
Pejabat tersebut tidak dapat mengomentari informasi tentang penangguhan pengangkutan gas alam cair dari Qatar ke Eropa melalui Laut Merah untuk menilai risiko keamanan setelah serangan Amerika Serikat (AS) di Yaman.
Pada November 2023, gerakan pejuang Ansar Allah Yaman, juga dikenal sebagai Houthi, mengumumkan niat mereka menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel sampai Zionis menghentikan aksi militernya di Jalur Gaza.
Pada Desember, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pembentukan operasi multinasional untuk mengamankan navigasi di Laut Merah.
Pekan lalu, militer AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap sasaran Houthi di berbagai wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa.
Pekan lalu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell meminta Houthi menahan diri dan menekankan negara-negara mempunyai hak untuk melindungi kapal mereka dari serangan.
Dia mengatakan Laut Merah adalah jalur maritim yang penting bagi seluruh dunia dan Eropa pada khususnya.
Itulah sebabnya dia mengusulkan agar Uni Eropa membentuk misinya sendiri di Laut Merah untuk menghadapi ancaman Houthi.
“Memburuknya situasi di Yaman dan kawasan Laut Merah tidak dapat dianggap terpisah dari apa yang terjadi di Jalur Gaza. Tidak mungkin menjamin keselamatan kapal di Laut Merah dengan cara militer jika terjadi perang di Jalur Gaza terus berlanjut. Jika perang di Jalur Gaza berakhir, situasi di wilayah tersebut juga akan tenang,” ungkap Al Ansari dalam konferensi pers.
Pejabat tersebut tidak dapat mengomentari informasi tentang penangguhan pengangkutan gas alam cair dari Qatar ke Eropa melalui Laut Merah untuk menilai risiko keamanan setelah serangan Amerika Serikat (AS) di Yaman.
Pada November 2023, gerakan pejuang Ansar Allah Yaman, juga dikenal sebagai Houthi, mengumumkan niat mereka menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel sampai Zionis menghentikan aksi militernya di Jalur Gaza.
Pada Desember, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pembentukan operasi multinasional untuk mengamankan navigasi di Laut Merah.
Pekan lalu, militer AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap sasaran Houthi di berbagai wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa.
Pekan lalu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell meminta Houthi menahan diri dan menekankan negara-negara mempunyai hak untuk melindungi kapal mereka dari serangan.
Dia mengatakan Laut Merah adalah jalur maritim yang penting bagi seluruh dunia dan Eropa pada khususnya.
Itulah sebabnya dia mengusulkan agar Uni Eropa membentuk misinya sendiri di Laut Merah untuk menghadapi ancaman Houthi.
(sya)
tulis komentar anda