Perang Baru Pecah: AS, Inggris, dan Israel Bombardir Yaman

Jum'at, 12 Januari 2024 - 07:49 WIB
Perusahaan-perusahaan pelayaran besar telah menanggapi hal ini dengan mengubah rute kapal mereka di sekitar Afrika, sehingga menaikkan harga dan biaya asuransi.

Pada hari Selasa, Komando Pusat AS mengumumkan bahwa kapal dan pesawatnya menembak jatuh lebih dari 20 rudal dan drone yang diluncurkan ke kapal-kapal di Laut Merah.

“Kita tidak bisa menghadapi situasi di mana jalur laut utama, sarana utama untuk memindahkan barang ke seluruh dunia, diputus oleh teroris dan preman dan oleh karena itu kita harus bertindak,” kata Menteri Pertahanan Inggris Grant Schapps setelah insiden tersebut.

Jahaf menanggapi ancaman dari Washington dan London dengan menyatakan di X bahwa Houthi akan menanggapi setiap agresi Amerika. "Dan membuat AS berlutut dan membakar kapal perangnya dan semua pangkalannya serta semua orang yang bekerja sama dengannya, tidak peduli berapa pun biayanya," paparnya.

“Dunia harus bersiap mendengar kekalahan Amerika, dan saya mengatakannya dengan penuh kebanggaan: Kami akan menginjak Amerika dengan kaki kami, dan siapa pun yang tidak mengenal kami, medan perang akan mengetahui kekuatan kami,” lanjut Jahaf.

Antara tahun 2015 dan 2023, Houthi telah berjuang untuk menghentikan koalisi regional yang dipimpin oleh Arab Saudi yang berupaya mengembalikan kekuasaan pemerintah Yaman sebelumnya. AS telah mendukung Arab Saudi dengan intelijen dan pasokan militer.
(mas)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More