Iran Ancam Kapal Perang Angkatan Laut Barat yang Mengganggu Houthi
Sabtu, 06 Januari 2024 - 16:50 WIB
TEHERAN - Komandan Garda Revolusi Iran pada Sabtu (7/1/2024) berjanji akan menjangkau "musuh" jauh dan dekat. Itu diungkapkan ketika ketegangan meningkat di rute pelayaran utama tempat sekutu Teheran menyerang kapal-kapal.
“Hari ini, kita menghadapi pertempuran habis-habisan dengan musuh,” kata komandan Garda Hossein Salami pada sebuah upacara di kota pelabuhan Teluk selatan Bandar Abbas, di mana angkatan laut Garda meluncurkan kapal baru bernama “Abu Mahdi” dan 100 peluncur rudal, dilansir Reuters.
Salami tidak menyebutkan nama musuhnya, namun 22 negara telah setuju untuk berpartisipasi dalam koalisi pimpinan AS untuk melindungi lalu lintas komersial di Laut Merah dari serangan gerakan Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Serangan Houthi sejak November merupakan bentuk dukungan terhadap kelompok Palestina Hamas dalam perangnya dengan Israel.
Sebagai dampaknya, banyak perusahaan pelayaran besar beralih ke rute yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Tanjung Harapan di Afrika daripada melewati Terusan Suez, yang menangani sekitar 12% perdagangan global.
“Kita perlu membela kepentingan nasional kita di manapun kepentingan itu berada,” kata Salami dalam pidatonya yang disiarkan televisi. “Akan berbahaya jika musuh ditemukan dalam jarak dekat dan setengah jauh. Mereka harus menjauh dari area ini.”
Angkatan Laut Garda Revolusi, katanya, telah membuat “lompatan brilian dalam kekuatan ofensif dan defensifnya” untuk menantang kekuatan angkatan laut dunia.
Menurut media Iran, kapal perang Alborz Iran memasuki Laut Merah awal bulan ini untuk mengamankan rute pelayaran.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
“Hari ini, kita menghadapi pertempuran habis-habisan dengan musuh,” kata komandan Garda Hossein Salami pada sebuah upacara di kota pelabuhan Teluk selatan Bandar Abbas, di mana angkatan laut Garda meluncurkan kapal baru bernama “Abu Mahdi” dan 100 peluncur rudal, dilansir Reuters.
Salami tidak menyebutkan nama musuhnya, namun 22 negara telah setuju untuk berpartisipasi dalam koalisi pimpinan AS untuk melindungi lalu lintas komersial di Laut Merah dari serangan gerakan Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Serangan Houthi sejak November merupakan bentuk dukungan terhadap kelompok Palestina Hamas dalam perangnya dengan Israel.
Sebagai dampaknya, banyak perusahaan pelayaran besar beralih ke rute yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Tanjung Harapan di Afrika daripada melewati Terusan Suez, yang menangani sekitar 12% perdagangan global.
“Kita perlu membela kepentingan nasional kita di manapun kepentingan itu berada,” kata Salami dalam pidatonya yang disiarkan televisi. “Akan berbahaya jika musuh ditemukan dalam jarak dekat dan setengah jauh. Mereka harus menjauh dari area ini.”
Angkatan Laut Garda Revolusi, katanya, telah membuat “lompatan brilian dalam kekuatan ofensif dan defensifnya” untuk menantang kekuatan angkatan laut dunia.
Menurut media Iran, kapal perang Alborz Iran memasuki Laut Merah awal bulan ini untuk mengamankan rute pelayaran.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(ahm)
tulis komentar anda