Siapa 3 Calon Presiden Taiwan yang Menentukan Arah Konflik dengan China?
Jum'at, 05 Januari 2024 - 14:14 WIB
3. Ko Wen-je, TPP
Foto/Reuters
Dokter unik yang berubah menjadi politisi ini – yang pernah merilis video rap trippy selama masa jabatannya sebagai Wali Kota Taipei yang mendesak warga untuk “melakukan hal yang benar” – mencap dirinya sebagai “pilihan ketiga” bagi para pemilih antara memprovokasi atau tunduk pada China.
Ketua Partai Rakyat Taiwan (TPP), Ko Wen-je telah terbukti populer di kalangan pemilih muda dan bahkan mengungguli Lai. Namun, ia tertinggal seiring berjalannya waktu, dan TPOF memperkirakan ia akan meraih 25% suara. Ratingnya turun akhir-akhir ini.
Pernah menjadi seorang ahli bedah trauma terkemuka, Mr Ko melepaskan jas putihnya untuk terjun ke dunia politik 10 tahun yang lalu. Pria berusia 64 tahun ini meraih ketenaran politik setelah memberikan dukungannya pada “Gerakan Bunga Matahari” pada tahun 2014, ketika para mahasiswa memimpin protes terhadap apa yang mereka lihat sebagai pengaruh China yang semakin besar terhadap pulau tersebut.
Melansir BBC, belakangan tahun itu, dia terpilih sebagai walikota Taipei. Meski baru berpolitik, ia mendapat dukungan dari aktivis Gerakan Bunga Matahari dan DPP. Politik Mr Ko berubah selama delapan tahun masa jabatannya sebagai walikota. Dia memperluas hubungan Taipei dengan China daratan, khususnya dengan pemerintah kota Shanghai.
Pada tahun 2019, ia membentuk TPP yang dicap sebagai alternatif DPP dan KMT. TPP memenangkan lima dari 113 kursi pada pemilu tahun 2020, menjadikannya partai terbesar ketiga di parlemen Taiwan.
Dikenal karena gayanya yang bernas, Ko menuduh DPP membahayakan Taiwan karena sikapnya yang "pro-perang", dan mengkritik KMT karena "terlalu hormat".
Pasangan Mr Ko, Cynthia Wu, adalah anggota parlemen dan pewaris salah satu konglomerat terbesar Taiwan, Shin Kong Group. Beberapa orang percaya bahwa Wu dipilih karena kekayaannya.
Lahir dan menempuh pendidikan di AS, wanita berusia 45 tahun ini memulai karirnya sebagai analis investasi di Merrill Lynch di London sebelum kembali bergabung dengan bisnis keluarga. Dia saat ini menjabat sebagai CEO dari badan filantropi kelompok tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda