Hamas: Perang Gaza Memberikan Pelajaran yang Tak Terlupakan bagi Israel
Selasa, 02 Januari 2024 - 16:53 WIB
GAZA - Gerakan perlawanan Hamas bersumpah untuk memberikan pelajaran yang tak terlupakan kepada rezim tersebut atas kekejaman yang terus berlanjut terhadap warga Palestina.
“Penjajah melakukan eksekusi ketujuh terhadap tahanan kami di Tepi Barat yang diduduki, dengan pembunuhan Abdul Rahman al-Bahsh di Penjara Megiddo,” kata kelompok yang bermarkas di Gaza, dilansir Press TV.
“Kami mengutuk kelanjutan pembunuhan semacam itu di tengah diamnya badan hak asasi manusia internasional dan kelompok advokasi tawanan perang,” tambah pernyataan itu.
Hamas mencatat bahwa kematian warga Palestina yang diculik pada akhirnya akan merugikan rezim pendudukan Tel Aviv.
Dalam pernyataan terpisah, Hamas juga mendesak Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan organisasi hak asasi manusia untuk memikul tanggung jawab mereka terhadap korban penculikan warga Palestina.
Sebuah kelompok hak asasi manusia mengklaim Israel ‘membunuh’ tahanan Palestina lainnya di pusat penahanan, yang keenam sejak Operasi Badai Al-Aqsa dimulai di Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina menyoroti bahwa perempuan Palestina yang diculik mengalami malnutrisi dan kelalaian medis yang sistematis dan sewenang-wenang.
“Kami mendesak lembaga-lembaga hak asasi manusia internasional untuk menjelaskan tantangan yang dihadapi para tahanan Palestina, khususnya 76 tahanan perempuan yang sebagian besar berasal dari Jalur Gaza, di penjara-penjara Israel. Organisasi hak asasi manusia perlu mendokumentasikan pelanggaran tersebut, dan membawanya ke pengadilan yang kompeten,” kata Hamas.
“Penjajah melakukan eksekusi ketujuh terhadap tahanan kami di Tepi Barat yang diduduki, dengan pembunuhan Abdul Rahman al-Bahsh di Penjara Megiddo,” kata kelompok yang bermarkas di Gaza, dilansir Press TV.
“Kami mengutuk kelanjutan pembunuhan semacam itu di tengah diamnya badan hak asasi manusia internasional dan kelompok advokasi tawanan perang,” tambah pernyataan itu.
Hamas mencatat bahwa kematian warga Palestina yang diculik pada akhirnya akan merugikan rezim pendudukan Tel Aviv.
Dalam pernyataan terpisah, Hamas juga mendesak Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan organisasi hak asasi manusia untuk memikul tanggung jawab mereka terhadap korban penculikan warga Palestina.
Sebuah kelompok hak asasi manusia mengklaim Israel ‘membunuh’ tahanan Palestina lainnya di pusat penahanan, yang keenam sejak Operasi Badai Al-Aqsa dimulai di Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina menyoroti bahwa perempuan Palestina yang diculik mengalami malnutrisi dan kelalaian medis yang sistematis dan sewenang-wenang.
“Kami mendesak lembaga-lembaga hak asasi manusia internasional untuk menjelaskan tantangan yang dihadapi para tahanan Palestina, khususnya 76 tahanan perempuan yang sebagian besar berasal dari Jalur Gaza, di penjara-penjara Israel. Organisasi hak asasi manusia perlu mendokumentasikan pelanggaran tersebut, dan membawanya ke pengadilan yang kompeten,” kata Hamas.
tulis komentar anda