PBB Sepakati Penunjukan Koordinator Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Rabu, 27 Desember 2023 - 14:55 WIB
GAZA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjuk seorang koordinator untuk mengawasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza . Itu merupakan bagian dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.
Sigrid Kaag, menteri keuangan Belanda yang akan habis masa jabatannya, akan menjadi koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi di Gaza mulai 8 Januari.
“Dalam peran ini dia akan memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau dan memverifikasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” demikian keterangan PBB, dilansir Reuters. Dia juga akan membentuk “mekanisme” untuk mempercepat bantuan ke Gaza melalui negara-negara yang tidak terlibat konflik.
Sebagai seorang diplomat veteran PBB, Kaag sebelumnya mengepalai tim ahli senjata internasional yang bertugas mengawasi pemusnahan persediaan bahan kimia Suriah.
Pada bulan Juli dia mengumumkan akan meninggalkan pemerintahan karena lingkungan yang semakin “beracun” bagi para politisi di Belanda.
“Kami berharap dapat berkoordinasi erat dengan Ibu Kaag dan Kantor Layanan Proyek PBB dalam upaya mempercepat dan menyederhanakan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil Palestina di Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.
Resolusi Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat tidak menyerukan gencatan senjata setelah pemungutan suara tertunda selama seminggu dan negosiasi yang intens untuk menghindari veto Amerika Serikat.
Resolusi ini menyerukan “langkah-langkah mendesak untuk segera memungkinkan akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan memperluas akses kemanusiaan serta menciptakan kondisi untuk penghentian permusuhan yang berkelanjutan.”
Di tengah kemarahan global atas meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza dalam 11 minggu perang antara Israel dan Hamas dan memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina, AS abstain untuk mengizinkan dewan beranggotakan 15 negara itu mengadopsi resolusi yang dirancang oleh Uni Emirat Arab.
AS dan Israel menentang gencatan senjata karena yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas. Washington malah mendukung jeda dalam pertempuran untuk melindungi warga sipil dan membebaskan sandera yang disandera oleh Hamas.
Setelah Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang pada 7 Oktober, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapinya dengan serangan yang menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Otoritas kesehatan Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan hampir 21.000 orang tewas dalam serangan Israel, dan lebih banyak lagi yang dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka, berkali-kali.
Sigrid Kaag, menteri keuangan Belanda yang akan habis masa jabatannya, akan menjadi koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi di Gaza mulai 8 Januari.
“Dalam peran ini dia akan memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau dan memverifikasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” demikian keterangan PBB, dilansir Reuters. Dia juga akan membentuk “mekanisme” untuk mempercepat bantuan ke Gaza melalui negara-negara yang tidak terlibat konflik.
Sebagai seorang diplomat veteran PBB, Kaag sebelumnya mengepalai tim ahli senjata internasional yang bertugas mengawasi pemusnahan persediaan bahan kimia Suriah.
Pada bulan Juli dia mengumumkan akan meninggalkan pemerintahan karena lingkungan yang semakin “beracun” bagi para politisi di Belanda.
“Kami berharap dapat berkoordinasi erat dengan Ibu Kaag dan Kantor Layanan Proyek PBB dalam upaya mempercepat dan menyederhanakan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil Palestina di Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.
Resolusi Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat tidak menyerukan gencatan senjata setelah pemungutan suara tertunda selama seminggu dan negosiasi yang intens untuk menghindari veto Amerika Serikat.
Resolusi ini menyerukan “langkah-langkah mendesak untuk segera memungkinkan akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan memperluas akses kemanusiaan serta menciptakan kondisi untuk penghentian permusuhan yang berkelanjutan.”
Di tengah kemarahan global atas meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza dalam 11 minggu perang antara Israel dan Hamas dan memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina, AS abstain untuk mengizinkan dewan beranggotakan 15 negara itu mengadopsi resolusi yang dirancang oleh Uni Emirat Arab.
AS dan Israel menentang gencatan senjata karena yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas. Washington malah mendukung jeda dalam pertempuran untuk melindungi warga sipil dan membebaskan sandera yang disandera oleh Hamas.
Setelah Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang pada 7 Oktober, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapinya dengan serangan yang menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Otoritas kesehatan Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan hampir 21.000 orang tewas dalam serangan Israel, dan lebih banyak lagi yang dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka, berkali-kali.
(ahm)
tulis komentar anda