AS Klaim Nasib Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tinggal Menghitung Hari
Jum'at, 15 Desember 2023 - 11:03 WIB
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeklaim nasib pemimpin operasional Hamas Yahya Sinwar hanya tinggal menghitung hari.
Klaim itu disampaikan seorang pejabat senior pemerintahan Presiden Joe Biden pada hari Kamis, di mana dia berjanji bahwa Amerika akan memastikan keadilan ditegakkan.
“Saya pikir aman untuk mengatakan bahwa hari-harinya tinggal menghitung hari," kata pejabat senior administrasi Biden itu kepada wartawan saat melakukan panggilan telepon untuk membahas perjalanan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan ke Israel dan Palestina.
"Dia memiliki darah Amerika di tangannya; 38 orang Amerika terbunuh pada tanggal 7 Oktober, dan dia masih menyandera sejumlah orang Amerika,” lanjut pejabat senior AS yang enggan ditulis namanya tersebut, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (15/12/2023).
“Jadi, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, tapi keadilan akan ditegakkan,” ujarnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya berkomitmen untuk membunuh Yahya Sinwar dan memusnahkan Hamas beserta para pemimpin utamanya.
Sinwar dan segelintir pejabat Hamas lainnya merencanakan serangan 7 Oktober terhadap Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera ratusan lainnya. Ini adalah salah satu serangan paling mematikan yang pernah dialami Israel.
Meski demikian, kampanye militer Israel yang terjadi kemudian di Gaza menuai kecaman luas dari komunitas internasional.
Klaim itu disampaikan seorang pejabat senior pemerintahan Presiden Joe Biden pada hari Kamis, di mana dia berjanji bahwa Amerika akan memastikan keadilan ditegakkan.
“Saya pikir aman untuk mengatakan bahwa hari-harinya tinggal menghitung hari," kata pejabat senior administrasi Biden itu kepada wartawan saat melakukan panggilan telepon untuk membahas perjalanan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan ke Israel dan Palestina.
"Dia memiliki darah Amerika di tangannya; 38 orang Amerika terbunuh pada tanggal 7 Oktober, dan dia masih menyandera sejumlah orang Amerika,” lanjut pejabat senior AS yang enggan ditulis namanya tersebut, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (15/12/2023).
“Jadi, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, tapi keadilan akan ditegakkan,” ujarnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya berkomitmen untuk membunuh Yahya Sinwar dan memusnahkan Hamas beserta para pemimpin utamanya.
Sinwar dan segelintir pejabat Hamas lainnya merencanakan serangan 7 Oktober terhadap Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera ratusan lainnya. Ini adalah salah satu serangan paling mematikan yang pernah dialami Israel.
Meski demikian, kampanye militer Israel yang terjadi kemudian di Gaza menuai kecaman luas dari komunitas internasional.
Lihat Juga :
tulis komentar anda