Ratusan Ribu Anak Kembali Bersekolah di Gaza Setelah Tutup 5 Bulan
Minggu, 09 Agustus 2020 - 02:02 WIB
JALUR GAZA - Ratusan ribu anak kembali berjalan kaki melintasi jalanan di Jalur Gaza pada Sabtu (8/8) untuk kembali ke sekolah setelah lima bulan tutup.
Otoritas memperingatkan siap menutup sekolah kembali jika kasus virus corona meningkat. Para pelajar berjalan bebas sebelum menuju lapangan dan masuk kelas.
Di satu sekolah di kamp pengungsi Jabalia, para guru memakai masker wajah menyambut anak-anak dan memberi mereka hand sanitizer.
Gaza yang hampir seluruhnya tertutup dari dunia akibat blokade Israel itu tak mencatat kasus Covid-19 di kota-kota dan kamp pengungsi yang dihuni dua juta warga Palestina.
Hanya ada 78 infeksi dan satu korban meninggal yang dicatat di pusat karantina. Namun khawatir dengan wabah itu dapat membuat sistem kesehatan kewalahan, Kementerian Pendidikan Hamas menutup sekolah pada Maret dan pelajar menjalani kegiatan belajar secara online.
“Kami ingin semua orang menyadari bahwa pendidikan di tengah pandemi corona itu berbeda dan berbagai hal tidak berjalan secara normal,” tutur Farid Abu Athra, pejabat pendidikan di Bacan Pemulihan dan Kerja PBB (UNRWA) di Gaza.
“Sejauh ini di Gaza situasinya lebih baik dan ini memungkinkan kami membuka sekolah secara normal,” papar Farid.
Petugas kesehatan akan menyemprot 751 sekolah dua kali sehari di Gaza. Anak-anak yang tidak memakai masker harus membawa makan siang sendiri dan istirahat di luar kelas dilarang.
“Berbagai langkah itu untuk mencegah virus menyebar ke kota padat penduduk di Gaza,” kata Abu Athra. (Baca Juga: Air India Express Terbelah Dua, Penumpang Menjerit dan Berjatuhan dari Kursi)
Sekitar 40 km jaraknya dari Gaza di Tepi Barat, sekolah menengah atas mulai buka pekan ini tapi sekolah dasar masih tutup. (Baca Infografis: Menghadapi Krisis Paling Parah, Lebanon di Ujung Kehancuran)
Para pejabat kesehatan Tepi Barat melaporkan 94 kematian dan 13.600 kasus positif corona yang sebagian besar terjadi dalam dua bulan terakhir. (Lihat Video: Tak Kunjung Dibayar Warga Jatikarya Blokir Tol Cimanggis-Cibitung)
Otoritas memperingatkan siap menutup sekolah kembali jika kasus virus corona meningkat. Para pelajar berjalan bebas sebelum menuju lapangan dan masuk kelas.
Di satu sekolah di kamp pengungsi Jabalia, para guru memakai masker wajah menyambut anak-anak dan memberi mereka hand sanitizer.
Gaza yang hampir seluruhnya tertutup dari dunia akibat blokade Israel itu tak mencatat kasus Covid-19 di kota-kota dan kamp pengungsi yang dihuni dua juta warga Palestina.
Hanya ada 78 infeksi dan satu korban meninggal yang dicatat di pusat karantina. Namun khawatir dengan wabah itu dapat membuat sistem kesehatan kewalahan, Kementerian Pendidikan Hamas menutup sekolah pada Maret dan pelajar menjalani kegiatan belajar secara online.
“Kami ingin semua orang menyadari bahwa pendidikan di tengah pandemi corona itu berbeda dan berbagai hal tidak berjalan secara normal,” tutur Farid Abu Athra, pejabat pendidikan di Bacan Pemulihan dan Kerja PBB (UNRWA) di Gaza.
“Sejauh ini di Gaza situasinya lebih baik dan ini memungkinkan kami membuka sekolah secara normal,” papar Farid.
Petugas kesehatan akan menyemprot 751 sekolah dua kali sehari di Gaza. Anak-anak yang tidak memakai masker harus membawa makan siang sendiri dan istirahat di luar kelas dilarang.
“Berbagai langkah itu untuk mencegah virus menyebar ke kota padat penduduk di Gaza,” kata Abu Athra. (Baca Juga: Air India Express Terbelah Dua, Penumpang Menjerit dan Berjatuhan dari Kursi)
Sekitar 40 km jaraknya dari Gaza di Tepi Barat, sekolah menengah atas mulai buka pekan ini tapi sekolah dasar masih tutup. (Baca Infografis: Menghadapi Krisis Paling Parah, Lebanon di Ujung Kehancuran)
Para pejabat kesehatan Tepi Barat melaporkan 94 kematian dan 13.600 kasus positif corona yang sebagian besar terjadi dalam dua bulan terakhir. (Lihat Video: Tak Kunjung Dibayar Warga Jatikarya Blokir Tol Cimanggis-Cibitung)
(sya)
tulis komentar anda