Israel Bunuh Profesor Refaat Alareer di Gaza, Ini Kata-Kata Terakhirnya
Sabtu, 09 Desember 2023 - 05:45 WIB
“Jika saya harus mati, Anda harus hidup untuk menceritakan kisah saya,” ungkap dia dalam puisi yang ditulis pada tahun 2011 dan diterbitkan di X pada tanggal 1 November.
“Jika saya harus mati, biarlah itu membawa harapan, biarlah itu menjadi sebuah dongeng,” tulis dia.
Pada tanggal 4 Desember, ketika serangan udara Israel terhadap lingkungan tempat tinggalnya semakin intensif, Alareer menulis penghormatan kepada Perlawanan Palestina, yang sedang menghadapi pasukan Israel yang menyerang, “Saya berharap saya menjadi seorang pejuang kemerdekaan, jadi saya mati melawan para maniak genosida Israel yang menyerang lingkungan dan kota saya.”
Namun, pesan terkuatnya ada dalam kata-kata terakhirnya, yang juga ditulis di X pada tanggal 4 Desember.
Dia berbagi video yang menampilkan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, Alareer menulis, dengan kejelasan yang jelas, “Partai Demokrat dan (Presiden AS Joe) Biden bertanggung jawab atas genosida Gaza yang dilakukan oleh Israel.”
“Kematian Refaat bukanlah akhir dari cerita, namun awal dari babak baru perlawanan intelektual,” tegas Baroud.
“Maafkan aku, Refaat. Saya berharap kita akan terus bekerja sama selama bertahun-tahun yang akan datang, tapi saya berjanji, kisah Anda akan selalu diceritakan,” ungkap dia.
Refaat Alareer adalah editor ‘Gaza Writes Back: Short Stories from Young Writers in Gaza, Palestine’, dan salah satu penulis ‘Gaza Unsilenced’.
Dalam ‘Gaza Writes Back’, dia menulis, “Saat kegelapan menyelimuti, aku duduk di dekat jendela dan memandangi rumah-rumah yang bebas listrik, mencium aroma manis malam Gaza yang tenang, merasakan udara segar langsung masuk ke hatiku, dan memikirkanmu, tentangku, tentang Palestina, tentang retakan, tentang tembok kosong, tentang kamu, tentang Mama, tentang kamu, tentang kelas sejarahku, tentang kamu, tentang Tuhan, tentang Palestina, tentang kisah kita yang belum lengkap.”
“Jika saya harus mati, biarlah itu membawa harapan, biarlah itu menjadi sebuah dongeng,” tulis dia.
Pada tanggal 4 Desember, ketika serangan udara Israel terhadap lingkungan tempat tinggalnya semakin intensif, Alareer menulis penghormatan kepada Perlawanan Palestina, yang sedang menghadapi pasukan Israel yang menyerang, “Saya berharap saya menjadi seorang pejuang kemerdekaan, jadi saya mati melawan para maniak genosida Israel yang menyerang lingkungan dan kota saya.”
Namun, pesan terkuatnya ada dalam kata-kata terakhirnya, yang juga ditulis di X pada tanggal 4 Desember.
Dia berbagi video yang menampilkan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, Alareer menulis, dengan kejelasan yang jelas, “Partai Demokrat dan (Presiden AS Joe) Biden bertanggung jawab atas genosida Gaza yang dilakukan oleh Israel.”
“Kematian Refaat bukanlah akhir dari cerita, namun awal dari babak baru perlawanan intelektual,” tegas Baroud.
“Maafkan aku, Refaat. Saya berharap kita akan terus bekerja sama selama bertahun-tahun yang akan datang, tapi saya berjanji, kisah Anda akan selalu diceritakan,” ungkap dia.
Refaat Alareer adalah editor ‘Gaza Writes Back: Short Stories from Young Writers in Gaza, Palestine’, dan salah satu penulis ‘Gaza Unsilenced’.
Dalam ‘Gaza Writes Back’, dia menulis, “Saat kegelapan menyelimuti, aku duduk di dekat jendela dan memandangi rumah-rumah yang bebas listrik, mencium aroma manis malam Gaza yang tenang, merasakan udara segar langsung masuk ke hatiku, dan memikirkanmu, tentangku, tentang Palestina, tentang retakan, tentang tembok kosong, tentang kamu, tentang Mama, tentang kamu, tentang kelas sejarahku, tentang kamu, tentang Tuhan, tentang Palestina, tentang kisah kita yang belum lengkap.”
Lihat Juga :
tulis komentar anda