Alasan Moldova Ketakutan Jadi Target Invasi Rusia setelah Ukraina

Kamis, 07 Desember 2023 - 01:25 WIB
Moldova ketakutan jadi target invasi Rusia setelah Ukraina. Foto/REUTERS
JAKARTA - Moldova telah menyuarakan ketakutannya bahwa ia akan menjadi target invasi Rusia berikutnya setelah Ukraina. Kecemasan itu muncul karena wilayah Transnistria yang memisahkan diri mendapat dukungan Moskow.

Kecemasan itu disampaikan Natalia Gavrilita, mantan Perdana Menteri (PM) Moldova, kepada CNN. Itu disampaikan sekitar lima bulan sejak perang Rusia-Ukraina pecah 24 Februari 2022, yang saat itu Gravilita masih menjabat sebagai PM Moldova.

Menurutnya, Moldova terancam diinvasi Rusia karena pasukan Moskow membuat kemajuan dalam perangnya di timur dan selatan Ukraina, dekat perbatasan Moldova-Ukraina.

“Ini adalah skenario hipotetis untuk saat ini, tetapi jika tindakan militer bergerak lebih jauh ke bagian barat daya Ukraina dan menuju Odessa, maka tentu saja kami sangat khawatir,” kata Gavrilita.





Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari. Setelah gagal merebut ibu kota Ukraina, Kyiv, pasukan Rusia telah membuat keuntungan yang signifikan di wilayah timur, termasuk merebut kota-kota utama di wilayah Luhansk. Pasukan Rusia berharap bisa merebut Donbas timur, jantung industri Ukraina, dan mengamankan jembatan darat ke Semenanjung Crimea. Melakukan hal itu akan memberi mereka akses ke Transnistria, wilayah yang memisahkan diri dari Moldova yang didukung oleh Rusia.

Transnistria telah mendeklarasikan kemerdekaannya setelah konflik militer singkat pada tahun 1992. “Kami sangat khawatir, terutama mengingat pasukan berada di wilayah wilayah Transnistria yang memisahkan diri,” kata Gavrilita.

“Kami melakukan segala yang mungkin untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dan untuk memastikan bahwa pertempuran tidak meningkat," ujarnya.

Moldova adalah negara kecil dengan populasi sekitar 2,5 juta orang. Itu adalah bagian dari Uni Soviet sampai tahun 1991, dan memisahkan diri dari blok Komunis saat Soviet bubar.

Selama perang di Ukraina, Moldova telah menampung sekitar setengah juta pengungsi Ukraina, sekaligus menampung lebih banyak pengungsi per kapita daripada negara lain mana pun.

Ketakutan Moldova akan invasi Rusia meningkat pada bulan Maret, ketika sebuah foto yang bocor menunjukkan sekutu Putin; Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, menunjuk ke Moldova di peta pertempuran.

Gavrilita mengatakan agresi Putin telah menciptakan “situasi sulit” bagi negara-negara Eropa lainnya, bukan hanya Moldova.

“Jika suatu negara dapat memulai perang aneksasi tanpa memperhatikan hukum internasional, maka dalam hal ini, tidak ada yang aman,” katanya. “Saya pikir banyak negara khawatir.”
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More